Skip to main content

Posts

Showing posts with the label status

Mencoba Pengetahuan Chat GPT Open AI tentang Jariah Publishing

Halaman Muka Chat GPT Minggu, 19 Maret 2023 malam, saya mendaftar akun Open AI yang sedang viral. Sejenis mesin chat yang dinamakan Chat GPT. Dengan kecerdasan buatan, mampu menjawab pertanyaan dan mampu jadi teman diskusi. Situsnya yaitu  https://chat.openai.com/chat Saya mencoba beberapa petunjuk tentang penerbitan saya. Berikut hasil percakapan saya. "Halo" "Hello! How can I assist you today?" "do you know me?" "As an AI language model, I don't have the capability to know or recognize individual users unless you provide me with some context or information about yourself. However, I'm here to assist you with any questions or tasks you may have to the best of my ability. So, how can I assist you today?" "oke. I am Jariah Publishing. Have you ever listen?" "As an AI language model, I don't have access to external databases or information unless you provide it to me. However, based on my training data, I can tell you th

Arti kata kadera ternyata ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V

 Arti kata kadera ternyata ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V.  kadera di KBBI daring edisi terbaru Menurut KBBI, ka.de.ra memiliki dua arti dalam nomina arkais yakni 1. kursi ; 2. tandu ; usungan. Karena saya baru tahu kata itu ada di KBBI, akhirnya saya mencobaa memasang tangkapan layar dari KBBI terkait kata kadera di status WhatsApp saya.  Saya bertanya,  ada yang tau 'Kadera' berasal dari bahasa apa sehingga bisa muncul di KBBI V? Seketika, status itu banjir tanggapan. Eh, tapi gak banjir banjir juga ji iya.. hehe  Saya akan menuliskan di sini tanggapan yang masuk ke WA saya beserta nama penanggapnya. Barangkali ini bisa jadi bahan diskusi, minimal sebagai pengetahuan buat saya pribadi. Pertama, status itu ditanggapi oleh Aco Fikram (Afik). Beliau seorang Mandar dan saat ini sebagai pengajar pada jurusan Sejarah di UIN Alauddin Makassar. Ia menaggapi seperti ini. Ia mengatakan kalau bahasa Mandar menggunakan kata kadera atau Ka'dera (dengan apostrof) u

Media Sosial

BEBERAPA bulan terakhir ini, waktuku banyak dihabiskan di media sosial . Daripada habis begitu saja, maka saya ingin menggosipi media sosial itu di sini. Macam Macam Media Sosial source: pexels.com Ada beberapa media sosial yang saya mainkan. Di antaranya Facebook (paling sering), Twitter (agak sering) dan Instagram (jarang). Facebook Saya termasuk orang yang masih betah di Facebook. Alasannya sederhana. Masih ada teman Facebook yang saya senangi postingannya.  Beberapa nama akun FB itu saya bisa tulis: AS Laksana, Puthut EA, Iqbal Aji Daryono, Edi Mulyono, Agus Mulyadi (sekaligus saya sebut Kalis Mardiasih), Kabut, Arief Balla dan Yusran Darmawan. Nama terakhir, saya baru saja berteman di Facebook. Tapi, tiap ada status barunya, pasti muncul paling awal di kronologi saya.  Algoritma Facebook seperti membawa akun yang kita senangi muncul di paling awal saat kita membuka aplikasi besutan Mark Zuckerberg ini. Nama nama teman FB di atas, saya suka karena postingan postingannya yang ru

Ibunda Jokowi

DI  Indonesia umumnya sangat banyak yang ingin jadi pemimpin , terutama jadi kepala daerah. Tapi tak banyak yang sesabar pemimpin kita akhir akhir ini. Mereka banyak dicemooh, dikritisi, dituduh, dll. Tapi apa sikap pemimpin besar itu? Ya, tetap tenang. Betul kata Steve Jobs . Kalau kamu mau menyenangkan semua orang, jangan jadi pemimpin. Jadilah penjual es krim. Begitu sulitnya jadi pemimpin atau memimpin sebuah masyarakat yang heterogen. Hal inilah yang dirasakan para pemimpin kita saat ini. Begitu mudah mrlemparkan kata makian ke media sosial yang menyudutkan bahkan kepada pribadi dan fisik seorang kepala negara. Masyarakatnya yang sulit diatur, masyarakat yang lebih banyak bicaranya daripada tindakan nyatanya dan alih alih memberikan solusi, kalau ditanya kenapa unjuk rasa jawabannya karena tidak tahu (ikut ikutan). Masyarakat yang lebih banyak menuntut haknya daripada mengerjakan kewajibannya. Ya itulah warga negara kita, Indonesia. Saat ini, bangsa Indonesi

Cerita Juminah Najah menaklukkan magister di saat deadline

Barusan nelpon ibu bapak, di ujung telpon ibu tangisnya pecah. Katanya, haru anaknya sudah lulus. 。。。 Kalau kau mungkin berada di posisinya, barangkali kamu tidak akan bisa. Inilah kisah Juminah, seorang alumni PPS Universitas Hasanuddin yang baru saja menyelesaikan tesisnya di departemen Ilmu Komunikasi program Pascasarjana Unhas. Perempuan yang senang nulis ini punya cerita yang tak ia duga bisa selesai secara tepat waktu, empat semester. Hampir saja ia masuk di semester V. Apa yang membuatnya kuat menghadapi segala cobaannya menjelang lenyelesaian studi, silakan baca ceritanya berikut ini. ... Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Begitulah kurang lebih perasaan saat ngejar deadline ujian tutup supaya gak nyebrang ke semester lima. Punya ujian masing-masing Saya gak sendiri, semua teman-teman punya ujiannya masing-masing saat nge-tesis. Perjuanganku mah gak seberapa, itulah mengapa aku suka dengerin perjuangan teman-temanku, itu buat aku lebih semangat. Ada ya

#dariteman

Sebenarnya saya ingin unggah status ini di akun twitter saya, tapi karena kelebihan kata, makanya saya tarik ke sini. Meski status ini tak penting amat buat Anda, tapi saya merasa ingin saja menuliskan ini. Walaupun keterbatasan wadah dan saya menulis ini dengan satu jari lewat layar gawai. #bookstory Cerita ini datang dari seorang teman sesama mahasiswa, siang tadi saya baru ketemu di rumahnya di Antang, Makassar.  Saat saya baru datang, dia langsung sibuk ingin menjamu saya sebagai tamunya. Padahal saya tidak mengharap apa apa selain agar buku yang kubawa bisa dibacanya. Ternyata... Tidak sampai di situ, setelah salat zuhur, dia membawa saya mencoba masakan pallubasa di warung dekat rumahnya. Dia bahkan menambahkan satu telur asin dan sepiring nasi di dekat pesanan semangkuk pallubasa yang isinya daging semua. Bahkan dia juga meneraktir saya dengan jus jeruk peras yang sedang banyak dijual di pinggir jalan. Sesampai di rumahnya, di jalan Arsitektur Raya, Perum

Menulis di Blog...

Menulis di Blog | Ilustrasi Jess Watters - Pixabay Sebenarnya saya tidak suka menulis , tapi karena tidak tahu mau bikin apa, saya juga tak pandai pandai amat bicara, makanya saya menulis. Mungkin tak seperti Anda, yang punya semangat menulis kadang naik, kadang turun, saya malah lebih sering turun . Saya kadang butuh teman diskusi mengenai dunia ke penulisan , dunia blogging , dunia internet , dan ya saya kurang suka dunia politik praktis. Meski 2019 disebut juga tahun politik, tapi saya kira tahun tak pernah mengatakan dirinya seperti itu. Tiap orang punya pandangan sendiri sendiri menanggapi tahun apa sekarang. Kita semua punya cara pandang dan penamaan sendiri, dan karena perbedaan itu, kita terlihat kreatif, bukan? Baiklah. Semoga Anda senang dengan blog sederhana ini. Blog yang berisi apa saja yang ada di hati saya. Isinya banyak curhatan? Bisa jadi. Silakan dilirik lirik ya. Jika ingin melihat daftar isi blog ini, silakan kunjungi Sitemap. Salam kangen.

Terlena DIpUJI

Jangan terlena dipuji. Karena di situ ada uji. Sedikit saja mengiyakan pujian, bersiaplah kedatangan cobaan yang banyak mengandung penyesalan dibanding kenikmatan. Oleh karenanya, jangan mau di(p)uji. goranH Sumber Gambar : pixabay.com (goranH) #kutipan bahasa inggrisnya #quote

Zona Waktu

Sampai sekarang saya masih terus bertanya untuk apa zona waktu di Indonesia itu ada tiga. Sedangkan untuk negara negara tetangga mereka cuma punya satu zona waktu. WIB, Waktu Indonesia (bagian) Barat, beda satu jam dengan WITA, Waktu Indonesia (bagian) Tengah. Sedangkan WITA beda satu jam lagi dengan WIT, Waktu Indonesia (bagian) Timur. Kenapa tidak pakai satu zona waktu saja. Tapi apakah dengan adanya tiga zona waktu ini menjadikan negara kita bisa kuat dan bersatu karena banyaknya perbedaan? Kalau diperhatikan mulai Pulau Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan ada di sebelah Barat. Sulawesi, Nusa Tenggara di bagian tengah dan Maluku hingga Papua berdiri kokoh di bagian Timur. Bak formasi pertahanan, ini sudah stabil dan sangat kuat. Diserang dari arah mana saja, maka selalu ada penyangga. Tapi, yang patut kita jaga adalah saling percaya dan bersama memperkokoh bangsa. Jangan ada pengkhianatan di antara kita. Kita semua cari yang baik dan aman. Iya, kan?

Kedewasaan & Masalah

Kedewasaan itu diuji pas kau terlihat tenang dan biasa saja ketika ada masalah. Sungguh dunia ini semu. Tak satu pun yang abadi. Waktu akan menghancurkan segala yang ada, atau menciptakan yang belum diketahui, tapi sebetulnya sudah ada. Masalah sudah patut hadir selama kita jadi manusia. Karena menjadi manusia yang hidup di bumi ini diawali dengan masalah.  

Melawan Diri

Banyak hal yang aku pelajari dalam hidup ini. ternyata setiap manusia memiliki ketakutan di dalam dirinya, akan tetapi, tak ada yang mampu mengalahkan itu kecuali dirinya sendiri. Sebab, ketakutan itu ciptaan pikiran sendiri, dan keberanian muncul bukan hanya dari pikiran, namun memang pada kenyataannya, manusia memiliki hidup karena dia telah berani sampai di titik terakhirnya. Kau yang mengalahkan dirimu. Dan temukanlah kekuatanmu itu kembali. Kekuatan di dalam dirimu. Kanreapia, 15 Februari 2017 

Bagaimana Cara Mencintai yang Sebenarnya

"Cinta yang matang adalah bila Anda mencintai pasangan Anda apa adanya." -- Mark Goulston, Psikiater University of California (Dikutip dari Majalah Ayahbunda, edisi 1993, h. 68) Lebaran Iduladha 1439 H, Bontonompo Gowa

Kilas Balik: Sebuah Ingatan yang Belum Tentu Berguna

Mei dan hari ini mengingatkan banyak orang tentang sebuah kenangan dua dekade silam. Peristiwa apa gerangan? Ya, 1998 menjadi tahun ini abadi di ingatan sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebab saat itulah Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, turun dari takhtanya. Source: Postingan akun IG @potret_lawas Sampai-sampai Koran Nasional Amerika Serikat, The New York Times , edisi 21 Mei 1998, menjadikan berita itu sebagai headline . Koran itu juga menulis judul besar dengan huruf kapital: "SUHARTO, BESIEGED, STEPS DOWN AFTER 32-YEAR RULE IN INDONESIA" Apa yang menarik dengan ingatan itu di hari ini? Secara sadar kita diingatkan tentang sebuah tuntutan yang saat itu disampaikan oleh beberapa Mahasiswa yang (masih) mewakili (suara) masyarakat. Beberapa poin utama yang menjadi tuntutan terbesar saat itu ialah: Penegakan Supremasi Hukum Pemberantasan KKN Mengadili Soeharto dan para kroninya Amandemen Konstitusi Pencabutan Dwifungsi ABRI Pemberian Oton

Apa itu "Mark Up"? | Penjelasan, contoh dan cara menghitungnya

Dulu, ketika tulisan saya terbit di kolom "Surat Pembaca Kompas" berjudul Jangan Revisi  edisi 31 Maret 2017, sekilas saya membaca isi surat pembaca lain di samping tulisan itu, judulnya Mengungkap "Mark Up" . Saat itu saya sama sekali tidak tahu apa arti dari kata "Mark Up" , saya pun tak punya rasa penasaran berlebih untuk mencari tahu frasa itu di mesin pencari daring. Akhirnya saya menghiraukannya.  Satu tahun berlalu. Saya bekerja di sebuah media. Menghadapi orang-orang mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas seperti pemegang jabatan pemerintahan. Mulai kepala desa, kepala dinas, bupati hingga anggota dewan. Saya bukan wartawan, saya hanya bekerja sebagai tukang cari iklan daring (online). Menawarkan ke orang  orang agar dirinya bisa dimuat di portal media daring.   Dari sini, saya baru tahu (atas pengalaman kerja yang baru beberapa bulan), arti dan maksud dari "mark up" itu. Akhirnya pikiran saya kembali ke awal tulisan ini. T

Saya Suka Kata-Kata Ini

Kumpulan kata kata ini saya sudah posting di Facebook secara acak. Namun tak ada salahnya jika saya rangkum di sini. Kata kata ini adalah renungan terhadap peristiwa di sekitar yang seringkali terasa menyesakkan jika tak dituliskan. Selamat menelannya. Saya menuliskannya sebab saya suka kata kata ini! Source: https://conflictresearchgroupintl.com Tak mungkin ada cobaan kecuali untuk menguatkan. Semakin kuat iman, semakin ia banyak diam. Saya tak ingin jadi pendakwah. Saya lebih suka jdi pengarang. Krn pendakwah banyak, yang suka bicara, sedangkan pengarang tetap berbicara meskipun ia diam. Salah satu bentuk apresiasi kepada pengarang/penulis adalah dengan membeli bukunya. Banyak sekali gagasan yg datang seketika, tapi sia sia karena lupa dituliskan pada saat itu. Diamnya seseorang di dunia nyata belum tentu sama diamnya di dunia maya. Bekerja sebagai PNS sebenarnya cara terbaik menjadi pengikut pemerintah. Cara terbaik untuk merasakan sakit hati adalah dengan menjatuhka

Butthu

Aku butuh kekasih yang baik ahti (dak)

yang terempas

aku teringat masa kecil ketika pas bangun dini hari, ada tangan ibu yang membelai saban pagi atau barangkali sore hari, aku sedikit lupa waktu persisnya yang mana,  tersedia air beras untuk kucicipi, ibuku pernah mengatakan itu.  dan tetanggaku juga bilang begitu sesuatu -yang mengalir dari bibirku hingga merasuk ke dalam hati. aku mengingat masa kecilku setiap nasihat yang diucap ibu dan ayahku,  ibuku selalu bilang jadilah anak soleh yang  berbakti pada ke dua orang tua. ayahku juga menambahkan, nak, jadilah "orang". ayah  selalu bangga pada anaknya yang selalu meraih prestasi. baru kusadari -yang membuatku tumbuh hingga kini adalah karena usaha dari kerja keras mereka yang tulus dalam mencari rezeki halal buat keluarga kecil kami. kini kutemukan album foto keluarga kecil kami di rumah nenek,  waktu kecil dulu, aku tinggal di rumah orang tua ibuku yang kini sudah tiada. kulihat kembali album yang sedikit berdebu, kukibas dengan tangan kananku sambil meniup d

Terjepit di Negeri Sendiri

Saya terlalu sedih jika harus percaya apa yang diberitakan media hari ini. Hanya membaca dari layar kaca dan dari secarik kertas koran, pikiran tiba tiba melambung jauh. Memikirkan negara yang sedang kacau. Karena telah dijadikan arena balap kuda. Mengukur kehebatan joki dalam menunggangi kuda. Negara adalah kuda. Dan negara lain adalah penonton yang menyaksikan langsung pertandingan pacu kuda ini. Saya tidak takut menulis jika itu adalah benar. Benar jika memang seorang Dahlan Iskan divonis penjara dua tahun. Sedang Gubernur (DKI) Jakarta, BTP, divonis satu tahun penjara dengan dua tahun masa percobaan. Itu artinya BTP baru dihukum selama satu tahun kurungan jika dalam tempo dua tahun ini dia mengulangi kesalahannya (atau kembali melakukan kesalahan yang meresahkan masyarakat). Nah kalau dalam waktu dua tahun dia berbuat baik saja, tentu hukuman tak dapat dikenakan padanya.  Dalam hal ini sepertinya kita dapat membaca, ada oknum yang sengaja membumikan kasus kasus ya

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog