Skip to main content

Posts

Status WhatsApp

DUA bersaudara baru saja pulang dari @rakitgowa. Mereka datang cari buku. Sang adik bernama Aimar, tiba tiba masuk memakai Payung yang ia bawa dari rumahnya. Saat itu sang kakak, Naufal Jibran seketika tertawa. Mereka akhirnya membawa pulang kebahahagiaan yang mereka ciptakan sendiri. Ya, masih di tempat yang sama. Mereka sebetulnya tak ingin diambil gambarnya. Tapi tiba tiba Perempuanku mengambil secara diam diam. Tapi kilatan cahaya dari kamera gawai membikin kedua bocah ini balik ke kamera. Sang kakak tau bahwa ia harus segera mengatakan "jangan", dan sang adik hanya bisa pasrah seketika. Demikian juga dua laki laki yang duduk di sana. Ya, demikian kisah malam ini. 12 Feb 2019 @rakitgowa Mengapa judul tulisan ini seperti tak ada hubungannya dengan isi tulisan? Jangan pikir macam macam dulu, hubungannya adalah karena tulisan ini sudah lebih dulu kumasukkan di status WA-ku. Ya, saya rasa banyak status status WA-mu yang penting, tapi karena kamu tak menyi

Pekerjaan saya

Ketika ketemu dengan teman lama atau keluarga, hal paling pertama yang ia tanyakan adalah tentang pekerjaan. Ya, tentu datang dan ditujukan kepada Sarjana seperti saya. Kalau belum Sarjana tentu pertanyaannya beda lagi. Misal? "Kapan Sarjana?" Itu adalah pertanyaan mainstream . Sejak dulu sudah ditanyakan. Orang seperti itu biasanya memang kurang berkembang. Masa, sejak dulu terus menanyakan itu kepada orang orang yang belum Sarjana. Mungkin pertanyaannya bisa diganti menjadi: "Apa yang saya bisa bantukan?" atau "Ada masalah apa, coba ceritakan." Nah, kalau teman seperti ini patut dipertahankan, karena ia meminta agar dirinya bisa berkontribusi dalam membantu masalah yang kita hadapi. Lain lagi pertanyaan orang orang ketika sudah Sarjana. Apa saja? Seperti ini. "Sudah kerja? Di mana?" Ya itu pertanyaan wajib bagi banyak orang. Dan pertanyaan itu tidak akan pernah selesai, mengalir seperti air, bagai pertanyaan "Kapan Nikah." Yang terak

Padi Tumbuh Tak Berisik

ilustrasi padi tumbuh  Sawah di belakang rumah mulai ditanami padi Para petani setiap pagi pergi bawa cangkul dan nasi Saatnya anak anak bermain layang Saatnya lupa waktu makan sampai malam Aku bukan seorang petani Tapi Ayah besar dari bertani Kakek sudah tua Waktu kecil hidup di sawah Kata Tan Malaka, "Padi Tumbuh Tak Berisik" Aku memang tak pernah mendengar padi berisik Tiap kali layanganku jatuh mengenai padi, ia tak berkutik apalagi bergidik Waktu padi jadi beras lalu ditanak jadi nasi oleh Ibu yang cantik, ia begitu pasrah melewati esofagus tanpa memekik Aku suka padi Aku mau jadi seperti padi Padi tumbuh tak berisik Tapi entah kenapa banyak menumbuhkan yang berisik Apa jadi seorang petani Jika harga beras merosot turun Petani jadi bingung Mau kasih makan apa besok? Aku tak mau petani bersedih Nanti tak ada lagi yang menanam padi Kalau padi sudah tak ditanam Semua orang baru menyadari: ternyata uang tak bisa dimakan Tolong biarkan s

Zona Waktu

Sampai sekarang saya masih terus bertanya untuk apa zona waktu di Indonesia itu ada tiga. Sedangkan untuk negara negara tetangga mereka cuma punya satu zona waktu. WIB, Waktu Indonesia (bagian) Barat, beda satu jam dengan WITA, Waktu Indonesia (bagian) Tengah. Sedangkan WITA beda satu jam lagi dengan WIT, Waktu Indonesia (bagian) Timur. Kenapa tidak pakai satu zona waktu saja. Tapi apakah dengan adanya tiga zona waktu ini menjadikan negara kita bisa kuat dan bersatu karena banyaknya perbedaan? Kalau diperhatikan mulai Pulau Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan ada di sebelah Barat. Sulawesi, Nusa Tenggara di bagian tengah dan Maluku hingga Papua berdiri kokoh di bagian Timur. Bak formasi pertahanan, ini sudah stabil dan sangat kuat. Diserang dari arah mana saja, maka selalu ada penyangga. Tapi, yang patut kita jaga adalah saling percaya dan bersama memperkokoh bangsa. Jangan ada pengkhianatan di antara kita. Kita semua cari yang baik dan aman. Iya, kan?

Kata Baku

Ketika saya menyunting naskah, ada beberapa kesalahan yang kerap saya temukan. Paling banyak berputar pada masalah pemakaian "kata baku" dan "kesalahan ketik". Berikut beberapa kata baku yang sering penulis buku abaikan. pikir . bukan . fikir empas . bukan . hempas embus . bukan . hembus napas . bukan . nafas antre . bukan . antri nasihat . bukan . nasehat silakan . bukan . silahkan Menurutmu, apa lagi ya? Kata Baku 

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog