Skip to main content

Posts

Kecerdasan adalah Kebiasaan

Yang menjadikan kita berevolusi secara cepat adalah apa yang seharusnya kita lakukan saat ini, itu kita lakukan sekarang juga.  Memang pernyataan "penyesalan selalu datang belakangan" terasa klise sekali di telinga kita. Apakah ada kalimat lain selain itu? Itulah kalimat satu satunya yang kita tahu, jika kita hanya berkutat pada bacaan itu itu saja. Tak ada yang berbeda dari sebelumnya. Saya merasakan bagaimana perubahan orang hebat dalam waktu satu tahun. 2015 sampai 2016. Kuamati. Dalam. Di situ saya melihat, bahwa karena orang ini memliki sebuah kebiasaan yang menjadikannya produktif. Apa saja, jika kau mampu melakukan hal yang kau sukai itu secara kontinyu, maka hal itu yang akan membawamu menuju kegemilangan masa yang akan datang. Source : http://www.wallquotes.com/

Dasar Kau

Entah. Saya mendengar, sebuah kisah pilu. Yang membuat perasaan terasa teriris badik. Tajam, tajam sekali. Kulihat darahnya seperti mengucur begitu deras. Deras sekali. Jikalau saja saat itu, aku tahu kau tak pernah suka, maka tak akan kuberikan. Itulah yang membuatku sekarang menjadi selektif dalam memilih. Termasuk dalam memberi. Memberi senyuman dan wajah yang pernah kau injak dan mengumpatnya dengan kata kata keji lagi biadab. Dasar kau! Source : http://cdn.warer.com/

Hal-hal yang kusyukuri selama setahun terakhir

APRESIASI, Harian FAJAR, 6/11/2016 OPINI, Harian FAJAR, 11/11/2016 PUISI, Harian Go Cakrawala, 19/11/2016 PUISI, Harian Amanah, 26/11/2016 SURAT PEMBACA, Harian KOMPAS, 27/11/2016

Mengulang Waktu

Saya menulis catatan ini di blog ketika jam digital di hape saya berganti dari 23:59 menjadi 00:00 yang seketika itu pula berganti tanggal 27 Nov menjadi 28 November. Hari ini adalah hari di mana diriku yang dua pulu satu tahun yang lalu dilahirkan di dunia. Saya sungguh berterima kasih kepada siapa pun yang telah berjasa memberikan sumbangsih baik secara langsung atau pun tidak langsung. Baik yang dulu, sekarang atau nanti.  Saya mengkhususkan terima kasih itu kepada orangtua, yang tak pernah lelah menelepon anaknya setiap hari. Kepada Ibu yang selalu kurindukan wajahnya di sana. Dan ayah yang selalu kurindukan komentar-komentar atau ceramahnya yang membangun diri saya untuk melangkah lebih maju. Kepada adik-adik saya, yang selalu baik dan kadangkala nakal. Terima kasih. Telah jadi keluarga utuh hingga saat ini.  Saya memohon maaf lewat tulisan ini, jika saya punya salah di waktu yang silam. Punya utang yang belum terlunaskan atau mungkin punya janji yang belum atau tak akan

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog