Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2020

Media Sosial

BEBERAPA bulan terakhir ini, waktuku banyak dihabiskan di media sosial . Daripada habis begitu saja, maka saya ingin menggosipi media sosial itu di sini. Macam Macam Media Sosial source: pexels.com Ada beberapa media sosial yang saya mainkan. Di antaranya Facebook (paling sering), Twitter (agak sering) dan Instagram (jarang). Facebook Saya termasuk orang yang masih betah di Facebook. Alasannya sederhana. Masih ada teman Facebook yang saya senangi postingannya.  Beberapa nama akun FB itu saya bisa tulis: AS Laksana, Puthut EA, Iqbal Aji Daryono, Edi Mulyono, Agus Mulyadi (sekaligus saya sebut Kalis Mardiasih), Kabut, Arief Balla dan Yusran Darmawan. Nama terakhir, saya baru saja berteman di Facebook. Tapi, tiap ada status barunya, pasti muncul paling awal di kronologi saya.  Algoritma Facebook seperti membawa akun yang kita senangi muncul di paling awal saat kita membuka aplikasi besutan Mark Zuckerberg ini. Nama nama teman FB di atas, saya suka karena postingan postingannya yang ru

Bukan klepon

MALAM yang dingin, Selasa 21 Juli 2020. Sesaat setelah saya mencium kening istriku yang akan tertidur itu, ia seketika berbisik: "Besok saya mau bikin kue klepon, tepung beras ketan putih di dapur tolong bawa ke tempat penggilingan besok, mau dihaluskan." Seketika saya bertanya, "Apa dibilang klepon?" Dia akhirnya memperlihatkan gambar dari hp sambil berkata, "inie." "Oh ini namanya onde onde, iya bikinkan besok, nah." Sekarang saya tahu, kalau kue onde onde yang saya maksud, di daerah Jawa disebut klepon. Klepon ini adalah kue tradisional Indonesia yang biasa kita temui di pasar atau warung dekat rumah. Camilan ini terbuat dari tepung beras ketan yang biasanya dibentuk seperti bola kecil kemudian diisi dengan gula merah. Terakhir direbus ke dalam air mendidih. Klepon yang sudah masak itu kemudian digelindingkan di atas parutan kelapa agar melekat dan menghasilkan kue yang enak. Kue onde onde ini sering saya makan ketika ada acara. Seperti acara

Lebaran di rumah

HAL menarik terjadi tahun ini. Lebaran 2020 jatuh pada masa pandemi virus corona. Tanggal tanggal berlalu. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia yang kena dampak dari pandemi covid-19.  Apa itu Covid-19? Entahlah, saya juga tidak tahu apa itu Covid-19? Asalnya dari mana, serta cara membasminya. Yang kudengar dari himbauan bahwa tiap orang disuruh bekerja, belajar, belanja dan beribadah dari rumah. Serta tidak lupa rajin mencuci tangan, agar virus mati. Pakai masker jika mengharuskan keluar rumah, dan menjaga jarak bagi tiap orang yang ditemui di luar rumah. Itu himbauan yang berhari hari saya dengar, tanpa mau melihat satu titik terang jika tujuan kita adalah membunuh virus itu. Kan membunuh virus cukup cuci tangan pakai sabun," katanya, "terus kenapa mesti banyak larangan lain? Akibat Tinggal di Rumah Banyak akibat yang ditimbulkan ketika mengharuskan diri di rumah selama kurang lebih tiga bulan lamanya. Pertama, rambut menjadi gondron

Menulis di blog

Di blog ini , di depan layar PC. Saya kembali merenung. Sudah beberapa bulan, tiap malam berlalu. Saya selalu ingin menulis di sini. Saya ingin menyapa pembaca blog ini. Meski tak banyak, saya kira.  Selalu terlintas ide untuk menulis. Tapi hanya berakhir di kepala. Ada juga yang tersimpan di hati. Tapi tak kunjung jadi tulisan. Sehingga hanya saya saja yang tahu, atau kepada orang yang kuberitahu. Kadangkala, ide hanya habis diceritakan. Tinggallah ia menjadi suara, yang tak jadi apa apa. Tak ada yang mengikatnya sehingga dapat berlalu, mudah dilupakan. Itulah mungkin sebabnya, ketika ada hal yang ingin kau lakukan, jangan dulu bicarakan ke orang lain, itu akan sulit diwujudkan. Wujudkanlah dulu, sampai orang lain akan melihat/membacanya (dengan sendiri), dan mengakuinya sendiri. Menulis bukanlah pekerjaan mudah. Karena kalau saja ia mudah, tiap penulis baik tentu dapat menulis dengan baik setiap waktu. Tapi nyatanya? Seringkali penulis dihantam oleh writers block , keadaan yang mana

Arief Balla

PERTAMA , saya ingin ucapkan Selamat Ulang Tahun buat Arief Balla. 5 Juli 2020. 5 Juli lalu entah tahun berapa (intinya usianya sekarang masih 20-an), Arifuddin kecil lahir di sebuah tempat terpencil di Sinjai.  Seperti yang pernah dia tulis, jika Anda ingin cari lokasi itu di peta, niscaya lokasinya tidak akan kelihatan. Namun entah kalau pakai bantuan aplikasi Google Maps. Di tanggal 5 Juli ini ia mengumumkan sebuah Give Away berhadiah buku yang ia posting beberapa hari lalu di laman Instagram dan Facebooknya. Ia memberi pertanyaan: cukup tuliskan tiga hal tentang merantau. Nah, mengapa kata 'merantau' yang ia pilih?  Sederhananya, mungkin karena seorang Arief ini sejak kecil sudah merantau. (Lihat halaman Tentang Penulis di buku Kepada Jauh yang Dekat, hlm 323); atas keputusannya sendiri, ia merantau ketika hendak naik kelas empat SD. Bayangkan, ia merantau dari Kabupaten Sinjai ke Kabupaten Bone Sulawesi Selatan -dengan keinginan sendiri-.  Saya rasa, sejak SD, ia sudah ber

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog