Saya pikir begini... mengapa ya, bukan guru besar/profesor saja yang duduk di bangku anggota dewan? sebab, gaji dosen dengan jabatan fungsional Guru Besar punya pengasilan total duapuluhan juta perbulan (gaji pokok, tunjangan profesi, tunjangan kehormatan, tunjangan tugas tambahan dan tunjangan khusus). Nah penghasilan itu sama dengan yang dimiliki oleh anggota dewan kita saat ini (kalau tidak sama, minimal mendekati). Maka yakin, seyakin yakinnya, apa benar, para dewan yang katanya wakil rakyat itu benar sebagai penyambung lidah masyarakat? Mereka berdiskusi demi kepentingan umum? Yakin? Sampai di mana perubahan yang anggota dewanmu sudah perbuat? Hanya sebatas bangun jembatan atau pasang lampu jalan? Sedangkan, banyak para profesor di kampus, setelah mendapat jabatan guru besar, awalnya mereka bermimpi (saat sebelum SK Guru Besar turun), akan lebih banyak menulis, berbakti ke Tri Darma PT, melakukan penelitian dan menjadi pembicara di seminar seminar dan banyak membantu ma...