Skip to main content

Posts

Showing posts with the label M Galang Pratama

Perempuan Jeneponto

kita bersua lewat suar di dunia datar kita sering mengumbar kemesraan                  di depan mata para pengantin baru. kau hendak kupersunting bersama seluruh lemari berisi pakaianku. kau bukan dari golongan bawah maharmu lebih besar dari bukit yang kaumiliki lalu kesunyian kan mempertemukan kita pada hari indah itu,  di hadapan wali dan penghulu. kita menulis buku baru sambil berucap ikrar.                                                                  April, 2016

sajak mata-mata

sources : pinterest.com S eseorang melihatku dari kejauhan dengan matanya. ketika aku berjalan kaki menuju teras rumahnya. di matanya ia bercerita: ada rumah yang belum selesai dilunasi. ada pinjaman yang terus tak terbayarkan. A ku mendatangi matanya lalu kulempari ia dengan kata-kata: kau terlalu peduli dengan dosaku. biar aku yang membayarnya. Dasar, mata-mata yang tak bermata!                                                                                            April, 2016

Kiriman Gambar Buku The Poetic Critique dari Jakarta

Kumpulan Puisi M. Galang Pratama, The Poetic Critique di tangan pembeli pertamanya. The Poetic Critique  (Gambar-gambar: Take by  Andi Abri Anto , Jakarta, 07/03/2016) "Menanti, sembari sarapan "menyantap" buku dari saudara MgP " The Poetic Critique ". Wait my book too bro!!!" Tulis Andi Abri Anto di akun Facebook miliknya. Terima kasih atas kiriman gambarnya, sobat Andi Abri Anto. Saat ini kau (The Poetic Critique) sudah mengudara di Jakarta. Tepatnya di Terminal B5 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia.   Semoga hadirmu dapat bermanfaat bagi sesama. 

Ketika The Poetic Critique Berbicara

Namaku, The Poetic Critique Aku adalah kumpulan sajak, beberapa quote dan sehimpun gambar pilihan yang -mungkin- tak cukup penting bagimu: sebab aku merupakan 'buah tangan' pertama yang lahir menjadi buku dari penulisnya. Sehingga, tak ada harapan yang aku butuhkan selain kritikan darimu. Aku telah dibebaskan lahir dan kau sesuka hati dapat menyentuhku: silakan dikritik aku secara habis-habisan demi penyempurnaanku kelak ketika aku bertambah dewasa. -kalau aku dibakar, mungkin itu terlihat aneh. Tapi itu cukup mujarab untuk menggantikan aku seketika menjadi abu, Daripada aku dibiarkan saja tanpa dibaca, tanpa disentuh, dan hanya debu yang memeluk tubuhku. Lalu perlahan demi perlahan rayap pun berhasil menguliti tubuhku dengan sempurna. Tapi, tahukah kau? di saat itu aku sangat menderita. Sehingga aku menganggap lebih baik kau bakar saja aku. Agar aku tak mendapat siksaan yang terlalu lama. bakarlah aku. bakarlah aku. karena aku hanyalah "The Poetic Critique&quo

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog