Skip to main content

Posts

Kehilangan Harapan

Dengan hilangnya lebih dari dua ratusan tulisan tulisan di Ms. Office OneNote-ku pada pekan ke-tiga bulan tiga, memberi satu pelajaran penting. Setidaknya setelah itu, aku berhasil dengan cara otodidak, memperbaiki gawaiku dan membuat blog ini menjadi lebih sederhana, daripada sebelumnya. Terima kasih atas cita cita menghasilkan buku. Kau telah pupus sekarang atau barangkali tidak! Maret Menangis,  2017 Pict : By MgP (Credit : The Lost File)

Harapan Tuhan

kita adalah harapan harapan yang mencemaskan ketidakpastian berupaya terlihat sedih padahal memang demikian. kita banyak berpura pura dalam kehidupan sengaja memakai topeng kemunafikan demi menutup wajah yang memalukan kita ingin memperlihatkan segala kekayaan namun tak sadar, ketika sepi bertandang kita masih tetap merasakan kesunyian. kita mudah memberi label "cemburu" pada orang orang lalu melempari mereka dengan kata kata mematikan barangkali, kita lupa sesuatu, kawan sebagai insan, sejatinya kita semua merupakan titipan tuhan yang dipilih bersama tuk membangun rasa aman dan menyebarkan pesan pesan ketenteraman. 2017 Source : Dilla & MgP Drawing on Paint App

Secangkir Kesepian

kadangkala ketika kauberbicara, aku hanya ingin mengantongi kata katamu. lalu kusimpan untuk kubaca di rumah. dengan segelas sunyi dan secangkir kesepian. 2016 Source : Private Archive (Fajar Daily Newspaper, 2nd April 2017)

Rumah Kertas: Kritik Sastra dan Takdir Sebuah Buku

Foto : Internet AKU membaca buku ini, berkali-kali. Sama persis dengan ungkapan dari Critiques Libres pada sampul belakang buku ini: “Kisah tak terlupakan tentang dunia sastra, perpustakaan, dan kecintaan akan buku. Sebuah novel untuk dibaca ulang berkali-kali.” “Buku mengubah takdir hidup orang-orang.” (hlm. 1) Novel Rumah Kertas ini terbilang sedikit buku yang mempercakapkan tentang buku-buku yang ada di dunia. Tak banyak novel-novel yang di dalamnya terkandung ironi tentang buku: mati akibat buku dan buku mengubah takdir pembacanya. Saya membaca buku ini bukan hanya sekali. Ya, berkali-kali. Meski seberapa sering kuulangi bacaanku, maka saya tetap menemui kegeraman dalam membaca setiap tokoh yang ditulis di dalam buku setipis 76 halaman ini. Buku ini memulai kisahnya dengan cerita seorang dosen bernama Bluma Lennon yang harus mati karena membaca buku puisi karya Emily Dickinson atau murni mati ditabrak mobil. Sebuah ironi yang mempertemukan real

Kebencian Puisi Hari Ini

Hari ini Puisi bangun kesiangan Ia lalu mandi dengan terburu buru Puisi ingin ke sekolah. Sesampai di gerbang Puisi dilarang masuk Puisi sedih Lalu beranjak pulang dengan muka masam. Sesampai di rumah, Puisi tertidur Di dalam tidurnya, Puisi bermimpi: Puisi akhirnya menjadi bintang kelas Puisi mendapat penghargaan dari kepala sekolah Puisi dipanggil ke depan panggung Untuk membacakan dirinya. Puisi terbangun dari mimpi Seketika ia berkata: "Aku benci tidur, aku benci hidup di dunia yang semu." 2017  Source : https://s3.amazonaws.com/notegraphy-images

Heran

Aku heran pada perempuan Disimpannya dalam dalam perasaan Dilakukannya yang baik baik Perbuatan Aku heran pada perempuan Disembunyikannya kebaikan Diributkannya masalah Dengan kegosipan Pada jiwa jiwa yang telanjur ketuaan Sisi perempuan Adalah menyayangi hanya Satu pasangan Tulus mencintai satu insan Dan berharap mati lalu bertemu di surga dengan Pasangan yang dirindukan Di dunia Dan herannya, Lelaki tak demikian. 2016  source : http://marvel.wikia.com/wiki/File:Henry_(Earth-20017)

Telanjur Jatuh Hati

Kau telantarkan aku Di tengah kering kerontang jiwa Kau abaikan Kau buang cinta yang telah kutanam Padahal aku telanjur Telanjur jatuh hati padamu Kau marah Kau cemburu buta Kau hilangkan aku dari perasaanmu, katamu Padahal aku masih ingat Masih menginginkan kau berada di sini Source : http://31.media.tumblr.com

Berubah

Begitu banyak yang berubah Bukan hanya satu warna tapi warna dan warni Begitu banyak yang berubah setelah kepergian yang lama yang meninggalkan rindu dan juga luka Begitu banyak yang berubah bukan hanya kamu tapi juga aku. Source : upload.wikimedia.org

Ibu dan Malam

Saya menulis ini bukan karena baru-baru ini masyarakat Indonesia merayakan hari ibu lalu mengucap kalimat itu di depan ibunya sambil menciumi lalu jepret. Berselfie ria. Saya tak akan mungkin melupakan jasa-jasa seorang ibu. Apalagi yang telah ia lakukan baru-baru ini. Tanggal 13-15 Desember 2016 ini, ia datang menjengukku. Saya tidak menyangka, ibu sangat perhatian. Meski harus izin dari mengajarnya demi untuk memenuhi undangan hati anaknya.  Hal yang tidak mungkin saya lupakan kemudian adalah ketika saya menjadi anak yang manja di depannya. Di depan kalimatnya yang membuat mataku berkaca-kaca. Saat hari lahirku 28 November silam, ia mengirimiku pesan singkat:  Selamat ultah anaku tersayang. Sungguh ucapan yang sangat tulus sekali dari seorang Ibu kepada anaknya yang harus ditinggal jauh karena sedang menuntut ilmu. Pun tak dapat kuhabis pikir, ketika ia datang menjengukku, ia melihat pakaian kotorku. Dan malam hari ia mesti bangun. Demi untuk mencucinya hingga pag

Pasipu (Pancasila Puisi)

Lima Dasar Puisi: Nabi Muhammad adalah penulis Puisi Puisi adalah tentang keadilan bagi rakyat Puisi adalah pemersatu umat Puisi dipimpin oleh siapa pun, tak ada yang diwakili apa lagi diwakilkan oleh Puisi Puisi siap mengadili manusia pelanggar keadilan dalam suatu negara Source : s-media-cache-ak0.pinimg.com

Puisi Tidak Penting

Aku tak bisa membuat puisi tanganku karam, hatiku hilang rasa Aku tak mampu berpuisi Sebab tak ada lagi bukti Aku tak akan dapat menulis puisi apalagi mau membacanya Sebab aku bukanlah orang penting yang akan dicari-cari karena puisinya Pun orang orang tak mau peduli sekalipun yang kutulis adalah nama mereka. 2016 Puisi Tidak Penting

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog