Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Negara

Kilas Balik: Sebuah Ingatan yang Belum Tentu Berguna

Mei dan hari ini mengingatkan banyak orang tentang sebuah kenangan dua dekade silam. Peristiwa apa gerangan? Ya, 1998 menjadi tahun ini abadi di ingatan sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebab saat itulah Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, turun dari takhtanya. Source: Postingan akun IG @potret_lawas Sampai-sampai Koran Nasional Amerika Serikat, The New York Times , edisi 21 Mei 1998, menjadikan berita itu sebagai headline . Koran itu juga menulis judul besar dengan huruf kapital: "SUHARTO, BESIEGED, STEPS DOWN AFTER 32-YEAR RULE IN INDONESIA" Apa yang menarik dengan ingatan itu di hari ini? Secara sadar kita diingatkan tentang sebuah tuntutan yang saat itu disampaikan oleh beberapa Mahasiswa yang (masih) mewakili (suara) masyarakat. Beberapa poin utama yang menjadi tuntutan terbesar saat itu ialah: Penegakan Supremasi Hukum Pemberantasan KKN Mengadili Soeharto dan para kroninya Amandemen Konstitusi Pencabutan Dwifungsi ABRI Pemberian Oton

Hari Buku Nasional? Turunkan Harga Buku!

Tulisan sederhana dan singkat ini dibuat dalam rangka menanggapi opini berjudul Andaikan Buku Sepotong Roti yang ditulis   oleh Bachtiar Adnan Kusuma, Harian Fajar 17 Mei 2018. *** Source: int Kamis (17/5/2018) pagi menjelang siang, saya mengunjungi sebuah gerai center salah satu perusahaan operator telelomunikasi seluler di Indonesia. Sembari menunggu nomor antrian, saya melihat sebuah koran yang terparkir begitu saja. Karena merasa kasihan, akhirnya saya mengambil koran itu. Lalu membakarnya. Maksud saya, membacanya. :)  (serius sekali ki bela membaca, he he). Saya membuka halaman opini. Dan ya, saya menemukan tulisan terkait buku. Ditulis oleh seorang yang tidak asing lagi di dunia kepenulisan. Saya pernah dengar dari tetangga jika beliau ini sudah menulis ribuan buku (atau ratusan buku, entahlah. Maaf saya bukan pengingat yang baik). Oke lanjut ke opininya. Namanya Bachtiar Adnan Kusuma. Ia mengawali tulisannya dengan memakai sebuah kalimat yang mengan

Kata Ayah

ada tempat di sana kita bisa mengambil hikmah menemukan kesadaran sejati sebagai insan berakal ada tempat yang seharusnya ramai,  kian hari memprihatinkan sekali manusia lebih suka ke pusat perbelanjaan, atau mengunjungi bioskop-bioskop ternama yang tak jelas amanatnya di sana sumber ilmu dibiarkan berkerut tubuhnya koyak dimakan senyap tiada lagi dijadikan cerminan ayahku berkata: jika ilmu tak lagi bertahta maka tunggu kehancuran suatu negara --lalu aku berceletuk jadi, jika anak mudanya jarang membaca maka tunggu saja kleptokrasi meraja lela. * ayahku tertawa dan kleptokrator mengikutinya. Gowa, Oktober 2016 *Cat: celetuk: menyela secara spontan kleptokrasi: kesenangan mengambil/menerima penghasilan tambahan dengan cara tak terhormat. Source: www.clipartkid.com

Tak Terdengar

Aku harus diam di balik tetesan hujan sore ini Meski dingin terus menyergap hati Saat rangkaian senyum tak pernah terurai Aku harus diam dan menyendiri dalam sepi Sambil menari nari bersama angin bahari Aku harus diam saat khayalku mulai terprovokasi Atas bisikan angin yang ingin membawaku pergi Aku harus diam meski kutahu semuanya palsu belaka Hanya retorika yang tak sampai logika Aku harus diam saat kusadar pilihanku ternyata salah Bahkan dalam kebisuanku, mereka berbahagia Nangkring jadi penjabat daerah! Kini aku bisu karena dibisukan. 2015 Source : noisetrade[dot]com

Nusantara Telah Mati

Kala negeri nusantara dirundung sepi Tanah gersang air pun cemar menjadijadi Ubahnya tak pelak berbuat arti sejati Ngelenyeh pun terus menjadi api Pada lubanglubang arteri Tembus pada rongga jasmani diri Entah ada apa dengan negeri ini Orang jahat disayangi Orang baik malah dimusuhi Ke mana jiwa sejati sang negeri Jangan-jangan ia sudah mati Sejak merdeka di hari proklamasi                                                   Juli 2015 *Puisi ini meraih juara IV dalam event lomba puisi yang diadakan oleh penerbit Rumah Kita.

Fasilitas Belum Terpakai Secara Maksimal

Sudahkah kita memenfaatkan fasilitas yang disediakan negara kita ? begitu banyak kementerian yang ada di negeri ini, : Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945, terdiri atas: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Keuangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Perindustrian Kementerian Perdagangan Kementerian Pertanian Kementerian Kehutanan Kementerian Perhubungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Kesehatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Sosial Kementerian Agama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian yang menangani urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah, terdiri atas: Kementerian Sekretariat

Masa Depan itu, Begini (Pandangan MgP)

Kira-kira apakah bisa negara kita benar-benar Kaya ? artinya, seluruh lapisan masyarakatnya, bisa sejahtera, tanpa ada yang miskin lagi ! tidak ada lagi yang berebut sembako, tidak ada lagi mencuri uang rakyat, dan tidak ada lagi pengangguran. saya sempat berpikir, bagaimana jika seluruh kerjasama antar negara yaitu beberapa negara luar yang menjadi kerja sama bisnis dengan Negara kita, diberhentikan saja. saya pikir, negara (SDA, Sumber Daya Alam) kita, (sudah kaya lho.. Mau bukti ??? Cari aja di google. Ketikkan "Kekayaan sumber daya alam Indonesia". atau Anda juga bisa tanya kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara , Di <.klik.....> begitu kaya negeri ini. Tapi sebagian besar bukan kita masyarakat aslinya, yang menikmati kekayaan tersebut. Atas dasar itulah saya berpikir jelas, bahwa lebih baik kita hidup mandiri. lebih baik kita fokus pada apa yang kita miliki saat ini, bukan malah sibuk memikirkan apa yang belum kita miliki. dan fokus disini bermakna ber

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog