Skip to main content

Posts

Batu Loncatan

Saya menuliskan ini di saat saya sedang berada di kantor. Alhamdulillah setidaknya hari ini ada pekerjaan yang telah ia "pegang" meskipun masih berstatus kontrak. *** 22 tahun bukan usia yang labil. Angka itu sudah masuk dalam kategori dewasa awal. Beragam tanggungjawab telah ditekuninya hingga saat ini. Namun, proses belajar tidak akan pernah selesai. Masih banyak hal yang masih jadi catatan penting untuk diperbaiki. Perlahan namun pasti, passion yang telah lama diimpikannya itu mulai terlihat hari ini, meski masih samar. Hal inilah yang membuat lelaki yang mengulangi hari lahirnya setiap 28 November itu sedikit lega. Semoga saja hari ini menjadi awal buatnya untuk bisa berdiri di tempat yang telah lama diimpikannya. Berjiwa berani dan penuh tanggungjawab yang pada akhirnya akan menunjukkan kemampuannya yang tersembunyi untuk dimanfaatkan oleh lingkungan sekitarnya. Dan pada akhirnya orangtuanya akan berkata: "Nak, sekarang sudah tiba saatnya..."

Hilang

Source: Antinomi.org Heru Joni Putra, menulis di status Facebooknya . Di statusnya itu saya tangkap bahwa orang orang di zaman ini dengan mudah menjadi pintar karena akses untuk menempuh bahan bacaan seperti tak ada sekat lagi. Menurut penulis buku Badrul Mustafa, Badrul Mustafa, Badrul Mustafa itu, kecerdasan hari ini bukanlah menjadi barang mewah yang mesti dicari.  Akan tetapi (saya melihat) sebagai bangsa yang mulai berkembang (dan kebanyakan penduduknya buta sejarah; termasuk saya, sehingga sangat mudah diadu domba oleh isu dan berita yang menyesatkan) sudah seharusnya menggalakkan edukasi tentang pentingnya "moral" dalam keterbukaan di dunia saat ini, maya terlebih lagi di dunia nyata. Sepertinya kita memang belum siap dengan perkembangan teknologi yang dengan segala kepraktisannya mampu memberikan informasi mentah untuk segera dikonsumsi.  Ada beberapa hal saya kira, yang mesti kita perbaiki dan renungkan bersama. Saat ini rasa saling memercayai itu p

Pindah ke Online

Lihatlah yang ada di gambar. Perhatikanlah sekali lagi! Anda tahu itu apa? King Koil merupakan salah satu merk dagang yang menjual berbagai macam furniture. Salah satu di antaranya springbed.  Saya dan seorang teman masuk ke toko yang menjual barang dari King Koil. Sebuah toko yang lumayan besar dan berlantai empat. Terletak di Jalan Gunung Latimojong, Makassar. Saya lalu bertemu dengan pimpinan yang menjaga toko itu. Namanya Pak Ary. Temanku memanggilnya dengan sebutan "Shu". Di belakang baru saya tanyakan apa arti panggilan itu. Katanya itu untuk panggilan kepada orang China yang lebih tua. Lanjut.. Kami lalu berbincang panjang lebar yang pada intinya, kami mendapatkan inspirasi. Katanya kami sangat beruntung bisa bekerja di bagian online. Lalu dia pun menerima isi pikiran kami dan bahkan dia yang lebih banyak bicara.  Katanya, saat ini ada enam ribuan toko yang tutup di seluruh dunia. Baru baru ini ada toko H&M dan MatahariMall di Jakarta yang gulung tikar

Semangat Kerja

Kakek Penjual Koran dan Anak Penjual Tisu Lihat Tweet @kampuspuisi :  Dokumentasi Pribadi

Pelik

Saya melihat suatu hari kondisi kita semakin runyam dan sulit. Tekanan penuh tekanan mencabik cabik jiwa setiap manusia. Stress melanda hingga seakan tiap kelompok saling mencakar cakar sesama. Berteriak bagai orang gila. Dan tak ada tempat yang membuat tenang selain apa yang disebut hari akhir. *** Ketika jalan raya sudah dipenuhi kendaraan. Ruang ruang kosong di sekitar jalan tak lagi menampung manusia dan tumbuhan. Debu dan kotoran terbang ke sana ke mari tanpa permisi hanya menjadi pemandangan tiap hari. Bunyi klason tak pernah berhenti bersahutan, bagai suara terompet sangkakala pelan namun pasti menghancurkan gendang telinga. Kelahi dan tengkar menjadi sesuatu yang tak bisa ditolerir ketika kelakuan abai tak sengaja terjadi. Bahkan karena lupa atau saking tak adanya pilihan lain menjadi alasan yang pasti. Hingga emosi menyulut dan berakhir kebencian atau penyesalan satu dan lainnya. Lecet, saling melukai, robek, hancur, terselip, tabrak, meledak, air mata. Kita menjadi

Lapangan Bola Hari ini

Baru-baru ini saya mengedit video berdurasi tiga menit. Video yang menampilkan kemenakan sedang bermain bola di salah satu lapangan futsal yang ada di kota ini. Setelah videonya jadi, saya kemudian meng- upload nya ke Youtube. Judulnya Aimar & Naufal Futsal. Barangkali ada yang ingin membukanya, silakan.  Pada proses meng- upload itu, saya tak lupa memberikan catatan mengenai video itu yang isinya sedikit tentang kritikan saya pada lingkungan yang sudah banyak berubah. Untuk lebih jelasnya silakan buka Channel Youtube saya, dengan cara klik di sini.  Pilih video berjudul Aimar & Naufal Futsal. Sekian! Source :  jefrirendikaputra20.blogspot.com

Saya Suka Kata-Kata Ini

Kumpulan kata kata ini saya sudah posting di Facebook secara acak. Namun tak ada salahnya jika saya rangkum di sini. Kata kata ini adalah renungan terhadap peristiwa di sekitar yang seringkali terasa menyesakkan jika tak dituliskan. Selamat menelannya. Saya menuliskannya sebab saya suka kata kata ini! Source: https://conflictresearchgroupintl.com Tak mungkin ada cobaan kecuali untuk menguatkan. Semakin kuat iman, semakin ia banyak diam. Saya tak ingin jadi pendakwah. Saya lebih suka jdi pengarang. Krn pendakwah banyak, yang suka bicara, sedangkan pengarang tetap berbicara meskipun ia diam. Salah satu bentuk apresiasi kepada pengarang/penulis adalah dengan membeli bukunya. Banyak sekali gagasan yg datang seketika, tapi sia sia karena lupa dituliskan pada saat itu. Diamnya seseorang di dunia nyata belum tentu sama diamnya di dunia maya. Bekerja sebagai PNS sebenarnya cara terbaik menjadi pengikut pemerintah. Cara terbaik untuk merasakan sakit hati adalah dengan menjatuhka

Maaf yang Tertunda

Source: cdn-images-1.medium.com Permintaan maaf yang tak kunjung sampai adalah Dua mata air yang menghidupkan malam malam Bagi siapa pun di sini. Aku ingin kau mengubah satu mata menjadi sepasang mata yang tak menentu memandang satu tujuan Seperti halnya pelukan, Aku hanya ingin hangat mendekapmu, meski tak setiap saat Dan pada saat yang sama Kau meraskan ketulusan itu Hadir menyentuh jiwamu Meski jarak menjadi jembatan terpanjang yang pernah diciptakan Ada di tangan kita. 2017

Yang Terberat

Yang berat bukan mengangkat sebuah atau beberapa buku, tapi yang berat itu adalah membuka lembar demi lembar halaman buku. Saya akui itu kekuaranganku. Malas. Mulai dari sekarang saya harus mengubah paradigma saya, kalau membuka lembaran buku itu lebih bermanfaat daripada membuka lembar kenangan masa lalu! Diolah dari Wikipedia

Pesan dari tiga tokoh [Yudhistira ANM Massardi, Haji Rhoma Irama dan Gusdur]

#MomenPerubahan Sikatlah gigimu sebelum tidur  Ingatlah sajak sikat gigi Yudhistira ANM Massardi Tahun 1974. Bayarlah utangmu sebelum wafat  Ingatlah lagu bang Haji , jangan sampai terus "Gali Lobang tutup Lobang", pinjam uang bayar utang. Bacalah bukumu sebelum diambil ...  Ingatlah pesan Gusdur , "orang bodoh yang meminjam buku, tapi lebih bodoh yang mengembalikannya." Source  :  wewinorlearn.com

Keluarga Kata

Source: Pinterest Aku mau kata kata lahir dengan sendirinya, di rahim yang pekat lagi sunyi Bermandikan perih dan kecamuk jiwa sang ibu kata. Aku tahu, meski bapak kata tak akan menaruh dendam lama pada mantan, Sang ibu kata tak akan cemburu karena hadirnya anak kata membuktikan Kesyukuran paling luar biasa pada keluarga kata. Kelak, meski ada rahasia di antara bapak dan ibu kata yang tak diketahui anak kata, Anak kata akan selalu melahirkan kata kata dengan sendirinya walau tanpa diketahui Ayah dan ibunya. 2017

Channel Saya

Ini Channel saya di youtube. http://yoalizer.com/mTL

SKRIPSI : Sudah Kukira, Ini Bukan Puisi

Baiklah, saya akan menulis (fiksi) setelah tugas akhir kuliahku selesai. Source : http://www.lspr.edu

"Ranjang Burung"

Foto : Arsip Pribadi SAYA sengaja memberi judul di atas dengan dua kata yang dapat menimbulkan konotasi ganda. Jika saya menuliskan kata "ranjang" dan "burung", apa yang langsung tergambarkan di pikiran Anda? *** Nah, itulah realitas media kita dewasa ini. Banyak media yang bertebaran sekarang ini terutama media sosial, demi mengejar rating pengunjung portalnya, memasang judul berita yang dianggap "wow" atau yang berbau SARA. Itulah mengapa berita hoaks mudah sekali tersebar di alat komunikasi kita. Sebab kita dihadapkan pada kondisi miskin proses penyaringan berita. Kita dengan mudahnya percaya pada satu berita yang kebenarannya belum diuji. Kembali pada peristiwa akhir-akhir ini. Berita di jagad maya, sedang heboh-hebohnya memuat konten berbau SARA. Apa sih itu SARA? SARA adalah kependekan dari Suku, Agama, Ras dan Antargolongan.  Singkatnya, untuk menjauhkan masyarakat pada nilai-nilai Pancasila, kita dibenturkan pada hal-hal ber

Baca Puisi on Radio

Saya belum pernah membacakan puisi saya secara langsung di radio. Ini ON AIR, dan pengalaman pertama itu terjadi hari Kamis malam, 15 Juni 2017. Saya mendapat undangan dari Pak Rusdin Tompo, melalui pesan di fb. Saya membacakan beberapa puisi saya di stasin Radio RRI Makassar, bersama para pembaca puisi muda yang luar biasa. Dan saya sadar pada diri saya saat itu juga, saya harus memperbaiki tulisan tulisan saya. Terutama tulisan untuk dibacakan. Soalnya baru tahu, kalau tulisan yang dibacakan dengan bersuara itu berbeda dengan tulisan yang dibacakan di dalam hati. Itu saja sih. Source : https://ichef.bbci.co.uk

Wajar Saja, Hari Ini Aku Tak Menulis Puisi

Aku dipaksa menulis yang bukan Puisi hari ini. Setiap hari, aku mencoba meluangkan waktu duduk berjam jam di depan laptop. Memandangi buku buku, kadang membukanya. Tapi, tak mudah untuk menuliskan sebagian isinya untuk dipindahkan ke dalam tulisan di dalam laptop.  Aku selalu berpikir, kapan selesainya tulisan ini jika dilakukan dengan cara tidak fokus? Itulah perasaan yang selalu datang menghantui. Apalagi melihat beberapa teman sudah menyelesaikan tulisannya. Aku sedikit iri, sebenarnya. Masa' mereka bisa, aku tidak?! Maka, aku secara perlahan mencoba menyelesaikan halaman demi halaman saja. Tapi, sungguh aku tidak bisa! Aku kaku. Lebih tepatnya, malas. Aku selalu berpikir, dapat menyelesaikan tulisan itu seharian penuh atau rampung dalam sepekan, dengan catatan: terus menulis. Tapi, aku pun belum merealisasikannya. Nah, dalam kebingunganku ini. Yang (tentu saja) tidak penting bagimu, aku jadi tidak menulis Puisi, seperti biasanya. Kadang aku cuma membuka akun media sosial

Mengikatkan Budaya Pada Anak anak

Hampir saja saya lupa menulis. Sesuatu di dalam kepala jika tak dituliskan akan berefek jadi susah tidur. Bukan susah move on ya. Kamu sih, dikit dikit, baper. Simpan dulu perasaannya gaes, jangan dibawa terus! Oke untunglah, meski saya harus aktif di beberapa dunia, dunia fesbuk, dunia instagram, dunia twitter, dunia linkedIn, dunia blog dan dunia nyata yang tak berkesudahan memberi masalah, saya masih ingin meluangkan waktu untuk menulis. Meski sedikit saja. Ide yang ingin saya tuliskan malam ini terinspirasi dari ceramah yang dibawakan oleh Camat Somba Opu, di masjid dekat rumahku, pada malam ke sebelas ramadan, 6 Juni 2017. Ya, tepat, kemarin. Namanya Pak Subair, Camat baru di Somba Opu Kabupaten Gowa. Ia berpesan kepada masyarakat bahwa, saat ini yang penting adalah memperkenalkan kembali budaya yang kita miliki kepada anak anak. Ya, tentu ini adalah hal penting. Mengapa ini penting? Sebab, budaya daerah kita mulai hilang, perlahan demi perlahan. Kira kira begitu maksud uc

Butthu

Aku butuh kekasih yang baik ahti (dak)

Sajak Gatal

Mataku gatal Aku ingin Menggaruk garuk hatiku

yang terempas

aku teringat masa kecil ketika pas bangun dini hari, ada tangan ibu yang membelai saban pagi atau barangkali sore hari, aku sedikit lupa waktu persisnya yang mana,  tersedia air beras untuk kucicipi, ibuku pernah mengatakan itu.  dan tetanggaku juga bilang begitu sesuatu -yang mengalir dari bibirku hingga merasuk ke dalam hati. aku mengingat masa kecilku setiap nasihat yang diucap ibu dan ayahku,  ibuku selalu bilang jadilah anak soleh yang  berbakti pada ke dua orang tua. ayahku juga menambahkan, nak, jadilah "orang". ayah  selalu bangga pada anaknya yang selalu meraih prestasi. baru kusadari -yang membuatku tumbuh hingga kini adalah karena usaha dari kerja keras mereka yang tulus dalam mencari rezeki halal buat keluarga kecil kami. kini kutemukan album foto keluarga kecil kami di rumah nenek,  waktu kecil dulu, aku tinggal di rumah orang tua ibuku yang kini sudah tiada. kulihat kembali album yang sedikit berdebu, kukibas dengan tangan kananku sambil meniup d

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog