Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Bakatmu

Apa Saja yang Bisa Kau Tulis?

Setelah di postingan sebelumnya saya menulis "Bagaimana Cara Mulai Menulis" , kini saya akan mengulas sedikit jenis tulisan apa saja yang bisa kau tulis. Setidaknya ini yang pernah saya lakukan. Source: Oxford Dictionaries Setelah kau membaca, tak akan kau temukan lagi pekerjaan lain yang lebih mudah selain menulis. Sebab kita semua terlahir sebagai penulis. Menulis kadang terasa sulit ketika kita tidak tahu tujuan untuk apa kita menulis. Jika aku ditanya demikian, maka akan kujawab sederhana saja, menulis saja dulu.  Seperti apa jenis tulisan yang pernah kubuat? Silakan simak sampai tuntas. *** Malamku selalu menjadi malam yang sangat panjang. Aku ingin menceritakannya, tapi nanti. Sekarang aku hanya ingin bercerita sedikit saja. Sejak awal-awal aku mulai serius belajar menulis tiga tahun lalu. Jenis tulisan yang pernah kubuat yang bisa kau tiru atau pun tidak, yaitu: Reportase Contoh Reportase/Citizen Journalism Aku pernah menulis reportase ten...

Sang Penulis Sejati

Menuliskan bumi untuk dipijak manusia dan alam Menuliskan langit sebagai pelindung bumi Menuliskan dunia dan akhirat sebagai konsekuensi Menulis mimpi nyata pada sebuah kalam Ada tanda-tanda yang diberi kata sandi Ada ungkapan-ungkapan menjelma suara Ada syair rahasia yang ditulis dengan pena Ilahi Tersurat dan tersirat di alam dunia Yang hanya mampu dinalar oleh manusia pemilik akal Yang hanya mampu ditelaah oleh manusia pemilik hati Yang hanya mampu diterjemahkan oleh jiwa-jiwa perindu ilahi Maka bacalah; IQRA' Semua saling terkait dalam bingkai harmonisasi Untuk mencipta keseimbangan atmosfer bumi Bumi untuk manusia Alam hanya menjadi unsur penyelaras dalam kesempurnaan mamusia Maka berpikirlah; "Sudahkah kita membaca tulisan dari Sang Penulis Sejati?" Tanyaku, dalam kehingan di sepertiga malam. source : www[dot]therealwriter[dot]com Gowa, 4 Juni 2015 *Puisi ini pernah dimuat di Rubrik KeKeR Harian Fajar, 13 Juni 2015

Seuntai Kata tentang Jarak, untukmu yang Menyimpan Rindu

"Jika kepulanganmu ke kampung halaman adalah hal baik untukmu, maka pulanglah, jangan tunggui aku yang tak jelas ini. Sebab keluargamu lebih membutuhkanmu daripada aku, meski aku selalu berdusta dalam hal seperti ini. Jika kesepian merenggut batinmu, maka tulislah puisi indah atas namaku di dalam diarymu dan jangan ditahan air mata itu jika ia meronta ingin keluar. Sebab hanya dengan itu kau mengobati sepimu, saat aku belum sempat hadir merangkai cahaya, membalut sepi dengan sentuhan hangatnya cerita terbaru yang kusiapkan untuk kau dengar. Kau seharusnya berterima kasih atas perpisahan sementara ini, karena antara kau dan aku sama-sama tak ditakdirkan untuk mengetahui apa maksud Tuhan di antaranya -yang kita berdua tahu- punya sifat (Yang) Maha Tahu. Sebab sebaik-baik jarak adalah permainan pikiran. Kau bisa meminta pikiranmu untuk melukis rindu, sepi, keduanya atau tidak keduanya. Dan kelak pasti kauakan tahu rasanya saat kita disatukan kembali dalam sebuah pertemu...

Seuntai Kata tentang Jarak, untukmu yang Menyimpan Rindu

"Jika kepulanganmu ke kampung halaman adalah hal baik untukmu, maka pulanglah, jangan tunggui aku yang tak jelas ini. Sebab keluargamu lebih membutuhkanmu dari pada aku yang membutuhkanmu, meski aku selalu berdusta saat dalam hal seperti ini. Jika kesepian merenggut batinmu, maka tulislah puisi indah atas namaku di dalam diarymu dan jangan ditahan air mata itu jika ia meronta ingin keluar. Sebab hanya dengan itu kau mengobati sepimu, saat aku belum sempat hadir merangkai cahaya, membalut sepi dengan sentuhan hangatnya cerita terbaru yang kusiapkan untuk kau dengar. Kau seharusnya berterima kasih atas perpisahan sementara ini, karena antara kau dan aku sama-sama tak ditakdirkan untuk mengetahui apa maksud Tuhan di antaranya -yang kita berdua tahu- punya sifat (Yang) Maha Tahu. Sebab sebaik-baik jarak adalah permainan pikiran. Kau bisa meminta pikiranmu untuk melukis rindu, sepi, keduanya atau tidak keduanya. Dan kelak pasti kauakan tahu rasanya saat kita disatukan k...

Ketika The Poetic Critique Berbicara

Namaku, The Poetic Critique Aku adalah kumpulan sajak, beberapa quote dan sehimpun gambar pilihan yang -mungkin- tak cukup penting bagimu: sebab aku merupakan 'buah tangan' pertama yang lahir menjadi buku dari penulisnya. Sehingga, tak ada harapan yang aku butuhkan selain kritikan darimu. Aku telah dibebaskan lahir dan kau sesuka hati dapat menyentuhku: silakan dikritik aku secara habis-habisan demi penyempurnaanku kelak ketika aku bertambah dewasa. -kalau aku dibakar, mungkin itu terlihat aneh. Tapi itu cukup mujarab untuk menggantikan aku seketika menjadi abu, Daripada aku dibiarkan saja tanpa dibaca, tanpa disentuh, dan hanya debu yang memeluk tubuhku. Lalu perlahan demi perlahan rayap pun berhasil menguliti tubuhku dengan sempurna. Tapi, tahukah kau? di saat itu aku sangat menderita. Sehingga aku menganggap lebih baik kau bakar saja aku. Agar aku tak mendapat siksaan yang terlalu lama. bakarlah aku. bakarlah aku. karena aku hanyalah "The Poetic Critique...

26 Mei, Hari Dalam Berita

Alhamdulillah, sebuah perguliran perantara merambah pada hati kecilku dalam sebuah pola sikap yang membentuk gerak dimensi di raga ini. Memberikan aktualisasi jiwa yang mengubah kebiasaan terdahulu menjadi sebuah kebiasaan yang mengkristalkan perasaan semangat, dan cinta kerja sehingga cita dapat segera terlaksana dengan kuasa sang ilahi. Ini bukan hari biasa. Sebuah masa yang baru kuukir dalam sehari saja, biasanya hanya ada sajak puisi atau syair bergulir panjang hingga tiga hari. Sedangkan ini, hanya lebih kurang 24 jam saja. Tepat hari selasa, pukul 12.00 wita, disebuah gedung besar bernama auditorium. Aku berdiri mengepakkan sayap, mencoba menganulir makna atas apa yang ku dengar; sebuah pembicaraan politik yang terkesan kotor dan keji namun unik dan menarik untuk dikaji. Ketika ratusan manusia sesaat menanti tamu yang ditunggu-tunggu, akan tetapi tak kunjung menampakkan jemarinya walau hanya sesaat. Ya, dia di undang untuk menghadiri suatu diskusi publik yang membahas mengen...

MgP, Menulislah!

Sebuah tulisan ini kubuat setelah membaca sebuah artikel dari salah satu guru (dosen) ku di Kampus. Namanya Hadi Daeng Mapuna, nama penanya Hadi DM. Ia menuliskan sebuah artikel berjudul, Ingin Menjadi Penulis? …Menulislah…!!!. Setelah membaca berbagai hal dalam tulisan itu yang memuat berbagai motivasi untuk menulis, maka segera itu pula tulisan ini muncul demi menjawab tantangan yang diberikan oleh sang dosen itu. Namaku Muhammad Galang Pratama, aku punya nama Pena, yakni MgP. Sebuah nama singkat yang tercipta di tahun 2012 silam, ketika aku masih duduk di kelas XI SMA. Saat itu aku mulai menulis di blog yang aku buat sendiri. Nama blognya, emjipi.blogspot.com. aku menulis resensi, menulis hasil wawancaraku dengan teman-teman kelas, menulis sebuah opini hingga berbagai puisi-puisi, aku tuangkan didalam blog itu. Sampai saat ini, aku masih mengisinya jika ada waktu. Selain menulis di blog, aku juga biasa menulis di media sosial seperti facebook. Didalamnya aku tulis kalimat-kalim...

IDE ITU DITULIS Yah-bukan dibicarakan

Untuk APA ? Jawabnya singkat saja!. Yah, untuk di jadi-in KARYA. Mari sama-sama kita berlomba untuk berkarya. Banyak karya yang dapat Anda realisasikan menjadi nyata. Anda punya hobi ? Ya, tentu punya, 'kan ! apa itu ? (sebutkan dengan keras).. Anda sering lupa waktu jika terus melakukan kegiatan itu ? Jika Ya, Itulah Hobi yang Kini menjadi Bakat/Potensi besar Anda. Apalagi, Jika Hobi yang Anda lakukan itu, seringkali membuat Anda rela menghabiskan uang demi melakukan/berbuat untuk mencapai target sesuai Hobi anda itu. Itulah Ciri bahwa Anda punya Hobi yang Kini telah jadi Bakat ANDA. Sekarang.. Anda ingin punya uang sendiri ? Anda Mau Tahu Caranya .....????

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog