Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Curhat

Waktu Cepat Berlalu

YA , sesuai judul tulisan ini. Hari ini, waktu memang terasa begitu cepat berlalu. Tak terasa, senin datang lagi. Dan Minggu berlalu begitu cepat. Sama seperti hari Jum'at. Antara Jum'at yang satu dengan Jum'at berikutnya terasa seperti cuma sehari. "Deh, tidak dirasa waktu, senin mi lagi. Jum'at mi lagi. Deh cepat na waktu." Gumamku kadang di hadapan teman-teman. Dan rupanya, bukan cuma saya yang merasakan. Tapi yang lain pun demikian. Pertanyaannya. Kok bisa? Nah, itu dia.  Baru baru ini, seperti pengalamanku Jum'at kemarin, saya kembali merasakan hal itu. Tepat seusai salat Jum'at.  Hal paling sering yang kulakukan ketika habis Jumat yakni berdiam diri di masjid. Bukan karena ingin berzikir, tapi karena satu hal. Ingin melihat semangat anak anak memperebutkan makanan berupa roti yang dibagi pengurus masjid kepada jemaah. Ini terjadi tiap Jum'at di masjid Nurul Aqsa' Kallongtala', Gowa. Sepulang dari masjid

MIMPI YANG DIWUJDUKAN BARU SETELAH NIKAH

INI BERMULA sejak tiga tahun lalu, tepatnya 2015 silam. Saat itu saya dengan semangat semangatnya menulis dan mencari tahu apa itu dunia kepenulisan (dan juga pada akhirnya, dunia perbukuan). Tiga tahun sebelumnya, saya membikin blog pertama saya. Saya curahkan segala isi hati lewat wadah itu. Dari situ saya belajar berproses. Akhir 2015, buku pertama saya terbit di salah satu penerbit indie di Jogja. Bukan waktu sebentar menyiapkan semua penerbitan (dan biaya) buku perdana saya untuk terbit kala itu. Sebelum akhirnya terbit di Garudhawaca, naskah kumpulan puisi saya itu saya kirimkan ke salah satu penerbit indie yang saya kenal lewat sebuah event kepenulisan berhadiah paket penerbitan gratis di FB (dengan syarat buku antologinya itu harus dibeli lagi setelah terbit). Di belakang hari, ternyata naskah buku saya tidak diacuhkan. Bukan hanya itu, setelah saya susah payah membuat cover buku saya sendiri dan belajar mengeditnya, rupanya setelah buku dikirim ke saya, nomor ISBN y

Spesialisasi Gender di Hari Lebaran

LAKI LAKI itu datang sore hari. Mertuanya sudah menunggu sejak pukul satu siang. Pekerjaan dan jalan yang macet menjadi alasan basi laki laki itu kepada ibu istrinya. Ketika sampai, tak berselang lama, dilihatnya dua perempuan di rumah itu sedang sibuk menyiapkan makanan. Sang mertua perempuan dan adik ipar menguliti bawang merah. Istri laki laki itu kemudian turut membantu. Perempuannya memotong kentang dan segala macam rempah rempah. Laki laki itu ke tempat duduk. Tak lama berselang, tersedia makanan dan teh hangat di meja. Laki laki itu menyeruputnya. -Interval- Laki laki itu pun sibuk main hape. Melihat berita terkini yang hanya berisi pendapat orang orang di fesbuk. Orang orang sibuk dengan ucapan mohon maaf yang dikatakan berulang ulang. Setiap hari lebaran tiba, ucapan kopi paste itu pasti dituliskannya kembali. -interval- Kembali ke perempuan yang bekerja di dapur. Ibu dan dua anak perempuannya sudah hampir menyelesaikan makanan hari lebaran. Malam

Surat Buat Kang Maman Suherman

Oh iya kang, sedikit saya punya cerita. Ketika Kang Maman jadi pembicara pada kegiatan literasi yang diadakan di kampus 2 UIN Alauddin Makassar | Foto: mediaukkiri.blogspot.com Persoalan direspon atau tidak itu urusan belakangan. Yang penting dibaca, sudah cukup bagi saya. Saya mahasiswa UIN Alauddin (lulus S1 2017 lalu, skrg masih semester 1 kuliah pasca). Sebetulnya saya cuma ingin agar cita cita yang dulu diimpikan oleh Bapak saya bisa terwujud. Waktu saya masih usia 1 tahun bapak saya bermimpi bisa jadi dosen. Tp, saya kuliah pasca bukan paksaan. Hanya saja sy masih dibiayai oleh orangtua, krn pekerjaan saya sekarang belum bisa memenuhi pembayaran spp kuliah saya sebesar 4,1jt per semester. Saya kuliah memang karena saya (masih) suka dengan dunia akademik, dunia kampus. Bahkan ke depan saya pun berharap bisa jadi pengajar di perguruan tinggi islam. Meskipun saya dan keluarga orang Gowa, tapi orang tua saya sekarang tinggal dan menetap di Mamuju. Bapak saya kerja di p

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog