Skip to main content

Posts

Aku yang Sejujurnya

Tulisan ini adalah sebagai jawaban atas coretan yang kaupatrikan di blogmu. Kau barangkali menganggap diamku adalah cara terbaik untuk melepas, kau salah. Bukan itu. Aku hanya ingin membuat satu jarak sepi di antara kita agar Kau kembali bisa menorehkan isi hatimu. Katamu, mungkin aku tidak rindu. Kau salah. Aku di sini terlebih harus menahan duri Yang sakit akibat kauabaikan. Aku menunggumu Menunggu jawaban-jawaban yang menenangkan.

Hubungan Kekuasaan Amerika dan Israel

Kemarin, 7 November 2016, masa kepemimpinan Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 sudah berakhir (baca: Klik-> " An Unfinished Presidency: Obama Passes the Baton " (7/11/2016)). Hari ini, (Klik->)  Selasa ke dua di bulan November , Presiden Amerika ke-45 dipilih. Ada dua calon besar yang akhir-akhir ini menjadi perhatian publik karena isu yang dibangun pendukung ke duanya sangat hot. Publik pun bertanya, apa gerangan (klik->)  yang melatarbelakangi isu itu ? Saya tak ingin menjawabnya. Saya hanya ingin mengatakan apa yang telah Dosenku katakan, dalam satu pertemuan. Namanya Moh. Yaumi. Saya kira beliau pembelajar aktif, dengan penelitiannya, ia sudah berangkat ke beberapa negara di dunia, termasuk di Eropa. Ia berkata: siapa pun presiden Amerika, ia akan tetap tunduk pada Israel. Loh kenapa bisa , kataku. Jawabnya, sebab seluruh uang yang hari ini tersebar di Amerika adalah milik Israel. Jawabannya bisa dijelaskan dalam suatu pembuktian sejarah.

411

Banyak yang memasang angka itu pada foto profil di media sosialnya. Tiga angka itu merupakan tanggal lahirnya sebuah demonstrasi besar. Media pada saat itu tumbuh seperti ketombe pada rambut lelaki yang jarang mandi, atau kotoran pada gigi manusia yang jarang disikat. Begitu banyak. Bukan hanya dari segi kuantitas, tapi kualitasnya masih perlu ditanyakan. Orang-orang pun menilai semua media pada saat itu, hanya mencari rating tertinggi, bukan kebenaran berita. Empat Satu Satu. Tanggal Empat November. Tahun 2016 ini ternyata mampu menyimpan satu bukti, bahwa pada satu hari di bulan November, manusia berdatangan dari segala pelosok memasuki Kota Ibu Kota Negara. Mereka meneriakkan kalimat takbir. Pakaiannya serba putih. Ada yang memakasi kopiah ada juga yang tidak. Barisan terdepan mereka memegang pelantang. Suaranya tak padam, walau matahari kian mencekam. Pada awalnya "aksi" yang dilakukan ratusan ribu massa yang berdatangan dari segala penjuru itu, terkesan dramatis, ha

Mengantarmu

aku sudah ter-biasa melakukan hal ini. setiap hari. pagi-pagi sekali aku sudah harus keluar dari rumah. menemuimu. mengantarmu berkeliling kawasan yang ingin kaukunjungi barang sebentar atau lama demi menghilangkan penat di dadamu. aku sudah terbiasa melakukan hal ini. setiap hari. malam-malam yang gelap. sedari mengantarmu pulang. berjarak sepuluh kilometer untuk sampai di rumahku. tiap-tiap malam. kita hanya bertemu dan berpisah. sama seperti pagi dan malam, yang senantiasa berpisah. dipisah oleh subuh dan sore. antara embun dan senja. adakah kau mau berpaling jika kembali menengok kisah kita ini? Source : https://az616578.vo.msecnd.net

Putri Karaeng

P ernikahan Batal karena Uang Panai . Judul tulisan itu tertulis jelas di sebuah surat kabar di kota ini.  *** GELISAH . Itulah yang dirasakan seorang pemuda dua puluh tahun. Pikirannya melayang menyusuri bayang yang tak pernah jelas arahnya. Sejak pertengahan tahun ini, ketika seorang perempuan datang berkenalan dengannya, seakan ada sebuah paku tertancap di bilik bambu. Paku itu diandaikan sebagai kegelisahan dan bambu itu adalah hatinya. Perlahan namun pasti, sesuatu yang menusuk itu menancapkan ujungnya tepat di permukaan yang mudah remuk.  *** TELEPON genggam Armin berdering. Sebuah panggilan masuk. Nama kontaknya terlihat jelas: Ammak.  “Ammoterekki.” “Teaki rong, Ammak. Niak inji erok kujama anrinni.”  “Ammoterek miki rong, Nak. Niak erok napawwangngangki, Bapaknu.”  Panggilan dimatikan. Sebenarnya seruan untuk pulang itu adalah perkara penting. Selama dua tahun Armin tak pernah pulang untuk sekadar menjenguk orangtuanya.

Memandangi Sebuah Foto

Fotoku:  https://3.bp.blogspot.com/-11f7rkv-M3A/WBGg0Rn0UYI/AAAAAAAAAfA/RtXydBeqFcAgTWQdrVre6gjas03qHeZuwCLcB/s1600/Galang%2BPratama.jpg KUPANDANGI  fotoku. Lama. Lama sekali. Itu foto terbaruku. Wajahku kelihatan masih muda sekali. Usia 20-an. Kupandangi lagi. Dan lagi. Sekali lagi. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Berkali kali. Kutatap mataku dalam foto itu dengan mataku sendiri. Tak lama kemudian... aku mendengarnya, lalu berbisik. "Jangan tergesa gesa dalam menerbitkan karya." Aku merinding. Dan jatuh. Aku bangkit kembali. Memandangi foto itu. Tokoh di dalam foto itu bercerita banyak. Ia sepertinya fasih menjelaskan dirinya sendiri. Lalu, kudengarkan celotehnya. "Dengar baik baik. Kau sudah sampai pada titik ini." Ia mulai bercerita. Kuperbaiki cara dudukku, lalu kembali menatap mata tokoh yang sedang berada di depanku. "Mengapa kau masih saja sibuk mengurus itu dan ini," katanya "padahal tujuan utamamu dalam kuliah b

Sadjak Soempah Pemuda

Source: upload.wikimedia.org Soempah Pemuda Berisi pernjataan bahwa pemuda penggerak bangsa, agen pemersatoe, dan pewudjud cita-cita bangsa berisi sikap tuk rela berkorban rela menggali nilai loehoer rela mempertahankan bahasa jangan sampai anak muda masa kini; bikin negara baroe bikin bahasa persatuan baroe bikin budaya baroe jang tak pernah dicontohkan oleh leloehoer bangsa Indonesia! anak muda doeloe, berada di depan masjarakat bukan di depan laptop anak muda doeloe, berada di depan boekoe bukan di depan gadget anak muda doeloe banjak diskoesi, banjak pula berbuat aksi njata boekan banjak berkoar di depan media sosial. sedjak 1928, hingga kini 2016, anak muda bangsa harus bangkit semangat positif, disaloerkan pada ranah positif pula tulus berkorban demi bangsa Indonesia jang dikagumi, dihormati dan dihargai! karena Indonesia, Harga Mati. Soempah Pemuda: 1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia 2. Kami po

Typo

Source: images.lookhuman.com SAYA membaca berita di portal online, Saya membaca karya sastra di portal online. Saya membaca karya dari pikiran penulis-penulis, misal Opini atau Esai dari media daring, media online. Dan saya menemukan ada banyak kata typo. Typo di sini kita artikan sebagai salah ketik.  Banyak sekali media yang saya baca, mempublikasikan sebuah tulisan sedang di dalamnya ada typo. Pertanyaan kemudian muncul, apakah typo ini sudah seringkali muncul ketika alat elektronik semacam smartphone dan laptop belum tersebar luas di Indonesia? Katakanlah pada era tahun 70-an sampai 90-an. Saya kembali memutar otak. Memikirkan penyebab typo ini muncul, Setelah lama merenung, saya mengambil keputusan lalu berkesimpulan: penyebab typo adalah karena penggunaan layar elektronik (seperti smartphone dan/atau laptop ). Sebab di alat itu ada berbagai bermacam warna, dan ada juga berbagai macam hal pengganggu fokus pikiran, seperti banyaknya tab yang terbuka untuk m

Sajak-Sajak Appa Sulappa

Empat Elemen dalam Tubuh Manusia yang Menguasainya dalam ber-emosi, ber-ilmu, ber-keinginan dan ber-perilaku . --- empat sajak, appa sulappa Api yang berdiri. dalam rangkaian huruf Arab, ia berarti Alif. Tegak yang memiliki emosi. lumbung utama syahwat dalam diri manusia yang dapat membakar ketika tak ditahan: dengan puasa. * Angin yang rukuk. dalam rangkaian huruf Arab, ia berarti Ha. Berongga yang menggenggam ilmu pengetahuan. medium yang menjalar. ia seperti ilmu yang memberikan pengetahuan pada manusia. ia tak bisa disekap dalam diam. -tetapi ia punya penawar, ketika demikian begitu liar: dengan salat. * Air yang bersujud. dalam rangkaian huruf Arab, ia berarti Mim. Menyesuaikan yang menguasai keinginan. menentukan segala niat. punya sifat tak terduga. yang kadang tenang di permukaan, namun beriak di pedalaman -hanya dapat ditundukkan: dengan membaca dua kalimat syahadat. * Tanah yang duduk. dalam rangkaian aksara Arab, ia adalah Dal. Rendah yang memega

Kata Ayah

ada tempat di sana kita bisa mengambil hikmah menemukan kesadaran sejati sebagai insan berakal ada tempat yang seharusnya ramai,  kian hari memprihatinkan sekali manusia lebih suka ke pusat perbelanjaan, atau mengunjungi bioskop-bioskop ternama yang tak jelas amanatnya di sana sumber ilmu dibiarkan berkerut tubuhnya koyak dimakan senyap tiada lagi dijadikan cerminan ayahku berkata: jika ilmu tak lagi bertahta maka tunggu kehancuran suatu negara --lalu aku berceletuk jadi, jika anak mudanya jarang membaca maka tunggu saja kleptokrasi meraja lela. * ayahku tertawa dan kleptokrator mengikutinya. Gowa, Oktober 2016 *Cat: celetuk: menyela secara spontan kleptokrasi: kesenangan mengambil/menerima penghasilan tambahan dengan cara tak terhormat. Source: www.clipartkid.com

Perpustakaan Digital

masih di sini di depan buku berlatar putih membayangkan sosok dari tokoh yang kubaca bisa hadir di dunia nyata. rentetan buku terhampar di hadapanku bersih, rapi, dan nyaman tempatnya dalam satu genggaman. aku masih di sini di perpustakaan tempatku berbakti pada dunia global, lokal, dan diriku sendiri. Source: www.metabod.com/ Source: www.asapglobe.com/

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog