dan di antara jam dinding yang berdenting
menunggu waktu adalah harapan terakhir kita
kau sepasang lengan hujan
aku tanah remuk yang kau caci maki
aku tanah remuk yang kau caci maki
meski badai mengempas dinding kapal di tengah lautan
aku tetap bersandar pada janjiku
aku tetap bersandar pada janjiku
aku siap tenggelam kapan pun
kapan pun tenggelam aku siap
kapan pun tenggelam aku siap
aku percaya
selama aku dalam ingatanmu
aku pasti akan tiba diseberang
selama aku dalam ingatanmu
aku pasti akan tiba diseberang
sebab penantian dan jarak
tak berarti apa apa dibanding luapan doa doa kecil yang tak terdengar dari sudut hatimu.
tak berarti apa apa dibanding luapan doa doa kecil yang tak terdengar dari sudut hatimu.
Phinisi, 2018
Foto: Muchlis Ardi Putra, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta (2018) |
Comments
Post a Comment