Menceritakan Kembali Karya Nurmadia Syam, Beranilah, Seperti Namamu, dalam Buku Berjudul "Pung Julung-julung" diterbitkan oleh Penerbit de la macca kerjasama Balai Bahasa Sulawesi Selatan tahun 2017.
--
I BARANI, seorang anak yang terlahir dari laut lepas yang luas. Ia serupa matahari yang garang dan berani.
I Barani memiliki tiga orang kakak. Salah satu di antaranya adalah kembarannya. Kakak pertamanya bernama I Kassa. Punya sifat yang baik dan mendukung I Barani dalam segala hal.
Lain halnya dengan kakak keduanya, bernama I Rewa. I Rewa, seorang lelaki dengan postur tubuh tinggi dan lincah. Tapi, kekurangannya karena ia mudah marah.
"Kau dinamai I Barani. Artinya pemberani. Beranilah, seperti namamu. Jangan buat aku malu sebagai kembaranmu." Itu yang dikatakan oleh I Gassing tatkala mereka berdua akan ke tengah lautan menangkap ikan.
Keluarga yang menetap di sebuah kampung di tepi pantai ini dipimpin oleh seorang nelayan kuat yang menguasai lautan. Ia juga ahli membikin perahu. Dialah Bapak dari keempat anak yang dibesarkan oleh Amma'.
Amma' atau ibunya, seorang perempuan tangguh yang pandai memasak dan piawai bercerita.
Amma' selalu menuturkan kisah kepada anak-anaknya, sebelum mereka tertidur.
Amma' paling senang bicara tentang para pelaut dari negara luar yang datang ke pulaunya menggunakan kapal layar yang megah.
Namun, di antara keempat saudara itu, hanya si bungsu, I Barani, yang selalu paling penasaran terhadap kisah Ibu.
Hari demi hari berlalu.
Sang Bapak pun, dipanggil lebih dulu oleh Sang Maha Pencipta.
Maka secara otomatis, I Kassa sebagai anak tertua mengambil alih semua peran yang dulu diampu oleh sang Bapak. Seperti, memasang layar, menentukan arah, membaca bintang, menerjemahkan angin, dan lain sebagainya.
Tak lama berselang, sang Ibu pun ikut dipanggil oleh Sang Pemilik Lautan. Akan tetapi, sebelum wafat, Amma'nya selalu berpesan kepada anak anaknya untuk menjaga lautan.
Dalam benaknya, ia bertekad kuat untuk hidup seperti arti dari namanya. Berani!
__
Diceritakan/ditulis kembali oleh Muh. Galang Pratama, dalam acara pelatihan instruktur literasi se kota Makassar tahun 2018.
Foto : Dokumen Pribadi |
--
I BARANI, seorang anak yang terlahir dari laut lepas yang luas. Ia serupa matahari yang garang dan berani.
I Barani memiliki tiga orang kakak. Salah satu di antaranya adalah kembarannya. Kakak pertamanya bernama I Kassa. Punya sifat yang baik dan mendukung I Barani dalam segala hal.
Lain halnya dengan kakak keduanya, bernama I Rewa. I Rewa, seorang lelaki dengan postur tubuh tinggi dan lincah. Tapi, kekurangannya karena ia mudah marah.
"Bahkan ia tak segan beradu otot jika disanggah." (hal. 6)Selain kedua kakaknya itu, ia punya saudara kembar yang lahir lima menit lebih dulu dibanding dirinya. Namanya I Gassing. Orangnya baik, selalu memotivasi adiknya unuk selalu berani menghadapi tantangan.
"Kau dinamai I Barani. Artinya pemberani. Beranilah, seperti namamu. Jangan buat aku malu sebagai kembaranmu." Itu yang dikatakan oleh I Gassing tatkala mereka berdua akan ke tengah lautan menangkap ikan.
Keluarga yang menetap di sebuah kampung di tepi pantai ini dipimpin oleh seorang nelayan kuat yang menguasai lautan. Ia juga ahli membikin perahu. Dialah Bapak dari keempat anak yang dibesarkan oleh Amma'.
Amma' atau ibunya, seorang perempuan tangguh yang pandai memasak dan piawai bercerita.
Amma' selalu menuturkan kisah kepada anak-anaknya, sebelum mereka tertidur.
Amma' paling senang bicara tentang para pelaut dari negara luar yang datang ke pulaunya menggunakan kapal layar yang megah.
Namun, di antara keempat saudara itu, hanya si bungsu, I Barani, yang selalu paling penasaran terhadap kisah Ibu.
Hari demi hari berlalu.
Sang Bapak pun, dipanggil lebih dulu oleh Sang Maha Pencipta.
Maka secara otomatis, I Kassa sebagai anak tertua mengambil alih semua peran yang dulu diampu oleh sang Bapak. Seperti, memasang layar, menentukan arah, membaca bintang, menerjemahkan angin, dan lain sebagainya.
Tak lama berselang, sang Ibu pun ikut dipanggil oleh Sang Pemilik Lautan. Akan tetapi, sebelum wafat, Amma'nya selalu berpesan kepada anak anaknya untuk menjaga lautan.
"Laut adalah sumber hidup kita. Ambillah yang kalian perlukan, tetapi beri mereka kesempatan untuk kembali menyediakannya." Pesan terakhir Amma' sebagaimana yang tercantum pada halaman 9.Pesan kedua orangtuanya yang berharga itu langsung diserap dalam-dalam oleh si Bungsu, I Barani.
Dalam benaknya, ia bertekad kuat untuk hidup seperti arti dari namanya. Berani!
__
Diceritakan/ditulis kembali oleh Muh. Galang Pratama, dalam acara pelatihan instruktur literasi se kota Makassar tahun 2018.
Comments
Post a Comment