Dokpri |
Bernama asli Darmawan d.nassa. Nama belakangnya berubah pada tahun 1999 ketika tulisannya dimuat oleh majalah sastra Horison.
Majalah sastra tertua di Indonesia itu menerbitkan tulisannya dengan nama Darmawan Denassa. Tak ada lagi huruf "d" lalu titik. Seperti nama awal yang ia gunakan selama menulis di Koran Kampus Identitas Unhas dan Rubrik Budaya Fajar.
"Jadi sekarang kalau Anda menemukan seorang anak di belakang namanya ada kata 'denassa', berarti itu anak saya," pungkasnya.
Darmawan Denassa, kini bermukin di jalan Borongtala 58 A Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Denassa, panggilan akrabnya, membangun Rumah Hijau Denassa (RHD) tahun 2007 silam.
Kini RHD telah bermetamorfosis menjadi kampung literasi, wahana belajar lingkungan hidup, bahkan RHD akan dijadikan sebagai daerah literasi wisata pertama di Indonesia.
RHD telah mendapat banyak penghargaan baik skala lokal, maupun nasional.
Tak heran jika RHD telah dikunjungi oleh 59 negara hingga saat ini.
Darmawan Denassa mengatakan itu dalam sebuah forum Pelatihan Instruktur Literasi se Kota Makassar yang diadakan oleh Balai Bahasa Sulawesi Selatan.
Kegiatan itu dilaksanakan di Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sulawesi Selatan (BP-PAUD & Dikmas Sulsel), Jalan Adhyaksa, Makassar, 9-12 Oktober 2018.
Selain Denassa, hadir Kepala Balai Bahasa Sulsel, Zainab. Zainab dalam pemaparannya mengedepankan pentingnya membaca.
Ada yang menarik dari kegiatan ini. Pemateri kedua, Denassa memulai materinya dengan memperkenalkan nama lalu mengajak para peserta untuk berdiri.
Tak terbayangkan oleh peserta, rupanya pemateri menyuruh peserta satu per satu dimulai dari kursi paling depan, memperkenalkan namanya.
Bukan hanya itu, seluruh peserta yang telah menyebutkan namanya, harus menyebut ulang nama peserta yang lebih dulu memperkenalkan namanya.
Sampai pada peserta paling terakhir, ia wajib mengulang nama peserta dari awal hingga selesai.
Di akhir acara, Denassa mengajak para peserta untuk menjadi Citizen Reporter, menjadi jurnalis warga.
Seluruh peserta menulis berita terkait pelaksanaan acara yang sedang berlangsung.
Hal ini pun mendapat respon positif dari para peserta. Salah satu respon itu diungkapkan oleh Ainun Jariah.
"Saya senang, karena seolah olah saya jadi wartawan," tukas Ainun Jariah, salah satu peserta yang hadir dalam acara pelatihan instruktur literasi tersebut.
Muh. Galang Pratama,
Penggiat Literasi, melaporkan dari Makassar.
Comments
Post a Comment