HARI PALING bahagia menurutku adalah ketika sebelumnya ada masalah yang terjadi, lalu diakhiri dengan senyum, pelukan dan cinta.
Itulah yang kurasakan dalam hari hari menjelang dan sesudah hari ulang tahunku ini. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik. Sungguh saya merasa kado paling istimewa telah diberikan oleh Tuhan melalui hamba-Nya di bumi.
Saya ingin bercerita sedikit tentang tanggal 28 November. Satu hari yang panjang, saya kira.
Pulang dari kantor, saya langsung menuju rumah hanya karena harus membawakan kunci kamar yang terlupa. Istriku datang sepulang mengajar, tapi lupa bawa kunci kamar. Setelah tiba di rumah, saya langsung pamit lagi ke istri untuk melanjutkan perjalanan.
Selanjutnya saya ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulsel. Awalnya kaget, karena melihat isi kantor yang sepi. Tapi terus saya naik ke lantai dua, akhirnya dipertemukan dengan seorang pustakawan yang terkenal karena memiliki keunikan.
Pandai berpantun.
Ya, dialah Zahir Juana Ridwan. Saya juga bertemu dengan teman yang juga Duta Baca Sulsel 2018. Resky Amalia Syafiin. bertemu juga dengan Saiful dan Khalis dari Pustaka Taman Ilmu Gowa. Kami akhirnya mendengar cerita dan motivasi luar biasa dari Kak Zahir, begitu kami akrab memanggilnya.
Sepulang dari Kantor DPK Sulsel, saya pulang ke rumah untuk makan siang. Saya lalu mendapat kado, sebuah nasi tumpeng dari istriku. Alhamdulillah, baru kali ini dia menghadiahi saya dengan sesuatu yang lain. Saya terharu. (Terima kasih, sayang :-*)
Selain itu, malam berlanjut. Setelah menyiapkan hidangan bakso untuk tetangga, kemudian makan bersama, saya langsung mendapat sebuah pesan dari teman kantor.
Alhamdulillah rejeki, kataku dalam hati. Saya lalu menyelesaikan tugas itu.
Beberapa menit berlalu.
Selesai. Terunggahlah beritanya.
Alhamdulillah, saya pun sedikit merasa tenang, karena apa yang terjadi pada tanggal 28 ini menjadi sesuatu yang istimewa dan saya tak menyangkanya.
Semua ini atas keikhlasan orang orang di sekitarku. Keluarga dan terutama istriku. Ibu mertua, kakak dan adik ipar. Pun dari doa doa teman, baik di dunia nyata maupun maya.
Terima kasih semua. Saya yakin setiap doa yang terlantun, jika itu baik maka akan kembali ke diri kita. Mendoakan orang lain sama halnya juga mendoakan diri kita. Setidaknya begitu yang pernah saya baca dari sebuah buku pada 2011 silam di Mamuju, yang saya sudah lupa apa judul bukunya.
Itulah yang kurasakan dalam hari hari menjelang dan sesudah hari ulang tahunku ini. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik. Sungguh saya merasa kado paling istimewa telah diberikan oleh Tuhan melalui hamba-Nya di bumi.
Saya ingin bercerita sedikit tentang tanggal 28 November. Satu hari yang panjang, saya kira.
Pulang dari kantor, saya langsung menuju rumah hanya karena harus membawakan kunci kamar yang terlupa. Istriku datang sepulang mengajar, tapi lupa bawa kunci kamar. Setelah tiba di rumah, saya langsung pamit lagi ke istri untuk melanjutkan perjalanan.
Selanjutnya saya ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulsel. Awalnya kaget, karena melihat isi kantor yang sepi. Tapi terus saya naik ke lantai dua, akhirnya dipertemukan dengan seorang pustakawan yang terkenal karena memiliki keunikan.
Pandai berpantun.
Ya, dialah Zahir Juana Ridwan. Saya juga bertemu dengan teman yang juga Duta Baca Sulsel 2018. Resky Amalia Syafiin. bertemu juga dengan Saiful dan Khalis dari Pustaka Taman Ilmu Gowa. Kami akhirnya mendengar cerita dan motivasi luar biasa dari Kak Zahir, begitu kami akrab memanggilnya.
Sepulang dari Kantor DPK Sulsel, saya pulang ke rumah untuk makan siang. Saya lalu mendapat kado, sebuah nasi tumpeng dari istriku. Alhamdulillah, baru kali ini dia menghadiahi saya dengan sesuatu yang lain. Saya terharu. (Terima kasih, sayang :-*)
Selain itu, malam berlanjut. Setelah menyiapkan hidangan bakso untuk tetangga, kemudian makan bersama, saya langsung mendapat sebuah pesan dari teman kantor.
Alhamdulillah rejeki, kataku dalam hati. Saya lalu menyelesaikan tugas itu.
Beberapa menit berlalu.
Selesai. Terunggahlah beritanya.
Alhamdulillah, saya pun sedikit merasa tenang, karena apa yang terjadi pada tanggal 28 ini menjadi sesuatu yang istimewa dan saya tak menyangkanya.
Semua ini atas keikhlasan orang orang di sekitarku. Keluarga dan terutama istriku. Ibu mertua, kakak dan adik ipar. Pun dari doa doa teman, baik di dunia nyata maupun maya.
Terima kasih semua. Saya yakin setiap doa yang terlantun, jika itu baik maka akan kembali ke diri kita. Mendoakan orang lain sama halnya juga mendoakan diri kita. Setidaknya begitu yang pernah saya baca dari sebuah buku pada 2011 silam di Mamuju, yang saya sudah lupa apa judul bukunya.
Comments
Post a Comment