Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Buku

Buku segera terbit di Jariah Publishing

 Segera Agustus - September di Jariah Publishing Sumber-Sumber Informasi Islam Demokrasi: Idea Versus Realita Dinamika Hubungan Prancis, Maroko, Tunusia dan Lebanon Melalui Organisasi Frankofon

Buku Kumpulan Resep Masakan Tutut/Siput/Keong Sawah

 

Buku Siswa SMAN 22 Makassar Diterbitkan Jariah Publishing

Promo Gratis Ongkir Buku Iqra dan Tanda Tanya

 Dalam rangka ulang tahun ke-3 Iqra, Buku ini didiskon oleh Penerbit dan Free Ongkir seluruh Indonesia Hanya berlaku sampai 28 Februari 2023

Pre Order Buku Hidup adalah Serangkaian Penderitaan yang Sesekali Diselingi Kebahagiaan

 

Telah Terbit Buku Secangkir untuk Renungan karya Hamzah

Secangkir untuk Renungan karya Hamzah Penerbit Jariah Publishing kembali menerbitkan Buku baru pada pertengahan tahun 2022 ini. Buku ini karya penulis asal Kabupaten Polewali Mandar. Namanya Hamzah. Buku ini merupakan karya pertamanya. Judulnya Secangkir untuk Renungan. Selengkapnya baca di: https://s.id/1k1zf

[Wawancara] Ini Alasan Badaruddin Menerbitkan Tiga Judul Buku Sekaligus

Buku Badaruddin Maros di Jariah Publishing WARNASULSEL.com – BAGI BADARUDDIN, menulis adalah bekerja untuk masa depan. Ketika waktu semakin menjauh maka ada tulisan yang senantiasa membuatnya dekat. Badaruddin fokus menulis karya Puisi. Ia mulai menekuni dunia tulis menulis sejak 2019. Sebelum menerbitkan buku solo, ia sudah mengawali menulis antologi puisi daerah karya guru nusantara. Selengkapnya baca di: https://s.id/1k1xj

Kalau kamu takut, baca buku

jikalau kamu takut tumbuh dewasa dan takut tidak tahu apaapa, bacalah buku. Bacalah buku tanpa berharap kamu akan jadi orang pintar dan bisa tahu segalanya. Bukan itu tujuan membaca buku. Pokoknya, kalau kamu takut akan masa depan, takut pada dirimu sendiri, bacalah sekarang. Baca buku saat ini juga, tidak bisa sebentar. Karena kemarin kamu bilang besok. Dan besok adalah hari ini. Hari ini adalah besok bagi kamu yang menunda membuka halaman buku..

Syukuran 2 tahun Jariah Publishing

KAMI akan mengadakan acara terbatas untuk launching dan peringatan 2 tahun Penerbit Jariah Publishing pada Ahad, 23 Agustus 2020 sore.  Kegiatan ini sebagai bentuk syukuran atas apa yang kami raih sampai hari ini. Juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat akan kehadiran usaha kecil kami. Kami masih ingat bagaimana perjuangan membentuk perusahaan penerbitan buku. Pengurusan CV Mulai dari mengurus CV, mengurus NPWP, mengurus TDP, SITU, SIUP, Surat Keterangan Domisili, Surat Keterangan Bayar Pajak (PBB), dll.  Setelah itu mendaftar di Perpustakaan Nasional RI sebagai penerbit. Proses ini juga tidak cepat. Kami bahkan sempat dua kali mendaftar sebab ada isian pada formulir pendaftaran yang mesti diganti. Semua ini diurus selama kurun waktu empat bulan lamanya (April hingga Agustus 2018) dan menghabiskan jutaan biaya. Tentu biaya paling banyak terkuras dalam pembuatan CV di Notaris  (dalam bahasa Belanda kepanjangan CV adalah Commanditaire Vennootschap, dalam bahasa kita berarti per

Buku Literasi, Hoaks dan Sejumlah Esai Lainnya di Tribun Timur

Saya bersama istri datang ke kantor ini. Namun, bukan karena agar kami ingin dimuat di media. Bagaimana tidak, ketika nama/tulisan/foto Anda muncul di media daringnya, Anda pasti akan 'langsung terkenal'. Pengunjung halamannya saja pernah menembus angka 3,2 juta visitors dalam sehari dan pengunjung hariannya mencapai 2,1 juta per Januari 2019 (data dari tulisan Kak Thamzil Thahir). Jujur, kami datang ke kantor ini buat menemui orang-orang hebat ini. Yang sejak dulu hingga sekarang tetap menjadi inspirator kami. Meski secara pribadi saya belum lama mengenalnya, tapi mereka teramat baik dan begitu sederhana. Alhamdulillah, kemarin malam kami mendapat banyak saran hasil sharing dengan Kak Jumadi. Terima kasih, Kak. Meskipun sebelum pulang, Kak Haris bilang, "jangan ko terlalu banyak dengar sarannya Pak Jumadi." 😁 M Galang Pratama & Abdul Haris Suardi | Foto: Ainun Jariah Terima kasih Kak Abdul Haris Suardi, bos kami di iklan online waktu itu, y

Pasutri Muda Warga Gowa Alumni UIN Alauddin Ini Terbitkan Buku Literasi Hoaks

BAGI Muh Galang Pratama dan Ainun Jariah menulis adalah sebuah kegemaran. Pasangan suami istri (pasutri) muda ini aktif menulis esai-esai hingga menerbitkankannya menjadi sebuah buku. Judulnya Literasi, Hoaks  dan sejumlah esai lainnya. Buku tersebut merupakan hasil karya keduanya terhadap fenomena sosial yang berkembang di masyarakat. Kumpulan tulisan tersebut pernah diterbitkan di kolom opini surat kabar lalu disatukan hingga diterbitkan menjadi buku. "Buku ini merupakan kumpulan tulisan kami berdua yang digabung menjadi buku," kata Galang kepada Tribun Timur, Jumat (30/8/2019). Uniknya, buku tersebut diterbitkan di percetakan yang mereka rintis sendiri. Buku  itu akhirnya resmi terbit sejak 22 Agustus 2019 lalu. Kegemaran membaca dan menulis pulalah yang mempertemukan mereka di sebuah perpustakaan kampus. Keduanya kemudian menjadi teman akrab yang saling diskusi soal tulisan. Hingga akhirnya keduanya sepakat membina rumah tanggak sejak April 2018.

#dariteman

Sebenarnya saya ingin unggah status ini di akun twitter saya, tapi karena kelebihan kata, makanya saya tarik ke sini. Meski status ini tak penting amat buat Anda, tapi saya merasa ingin saja menuliskan ini. Walaupun keterbatasan wadah dan saya menulis ini dengan satu jari lewat layar gawai. #bookstory Cerita ini datang dari seorang teman sesama mahasiswa, siang tadi saya baru ketemu di rumahnya di Antang, Makassar.  Saat saya baru datang, dia langsung sibuk ingin menjamu saya sebagai tamunya. Padahal saya tidak mengharap apa apa selain agar buku yang kubawa bisa dibacanya. Ternyata... Tidak sampai di situ, setelah salat zuhur, dia membawa saya mencoba masakan pallubasa di warung dekat rumahnya. Dia bahkan menambahkan satu telur asin dan sepiring nasi di dekat pesanan semangkuk pallubasa yang isinya daging semua. Bahkan dia juga meneraktir saya dengan jus jeruk peras yang sedang banyak dijual di pinggir jalan. Sesampai di rumahnya, di jalan Arsitektur Raya, Perum

Buku Esai

Baiklah, mengawali tahun ini saya dan istri akan berkolaborasi lagi. Kami berdua menulis buku bersama. Tapi berbeda dari sebelumnya, kini kami akan persembahkan esai esai kami. Ya, kali ini tulisan non fiksi ya. Semoga kalian menantikannya di Penerbit Jariah Publishing Intermedia. Order sebelum PO https://bit.ly/bukubukubuku Buku Baru

Sedikit hal di 2018 dan tahun sebelumnya [tentang menulis dan menjadi penyunting naskah buku]

Banyak hal yang sebetulnya belum saya lakukan di tahun 2018. Alasannya adalah karena tidak fokus. Saya suka mengerjakan banyak hal pada satu waktu. Namun pada akhirnya banyak hal pula yang lupa dilakukan dan tidak selesai. Mungkin ini yang perlu kubenahi di tahun 2019 ini. Semoga tahun 2019 menjadi lompatan terbesar bagi keluarga kecil saya. Doa adalah satu satunya harapan tersisa setelah usaha. Beberapa hal kalau perlu, kutuliskan tiap harinya di blog ini. Agar saya tidak banyak menyesali perbuatan kecil yang sering kusepelekan ini, yang membuat saya kehilangan ide dan gagasan yang jika saya menuliskannya saat itu, mungkin blog ini sudah berisi banyak postingan. Tapi, apalah daya. Lagi lagi saya menyesali hal itu. Dari beberapa hal yang kulakukan, setidaknya inilah beberapa naskah [buku] yang telah saya edit dan saya tulis tiga tahun terakhir. Meski pun rata rata dikerjakan di 2018. Dan saya merasa ini masih sangat kurang. Memakai nama "Muh. Gal

BEKERJASAMA DALAM KREATIVITAS

KAMI selalu senang bekerjasama dalam kreativitas. Ide unik selalu saja muncul ketika pikiran "dipaksa" berada dalam zona kerja kreatif juga. Alhamdulillah, kabar baik datang di waktu tepat. Karena kali ini kami menerima naskah dari seorang penulis opini produktif yang ada di Sulawesi Selatan. Hampir tiap bulan (untuk tidak mengatakan berlebihan), opininya selalu hadir di media cetak. Bahkan saya sendiri pernah mendapatkan opininya terbit dua kali pada bulan yang sama, kadang juga dari koran yang berbeda atau sama, dengan judul dan sudut pandang yang berbeda di antara artikel yang dimuat. Selain itu, penulis produktif ini, juga menulis puisi, sajak sajak yang sangat menyentuh dengan menggunakan kosa kata berdasar dari background penulis, hadir menghiasi buku bukunya. Ada banyak penulis yang sudah tidak menulis. Ada juga penulis yang betul betul mau jadi penulis tapi jarang menulis karena merasa disibukkan oleh pekerjaannya. Gambar : Bersama Penulis Buku Anatomi Rindu 2,  R

Kitab Puisi Pranala - M. Galang Pratama

Sampul Kitab Puisi Pranala Judul? Saya sengaja mengambil judul Pranala, dikarenankan puisi yang termuat di dalam puisi berjudul yang sama cukup mewakili kurang lebih 68 Puisi dalam buku ini. Puisi berjudul Pranala di buku ini menceritakan tentang proses penciptaan karya. Karya yang dibuat susah payah, ternyata ada yang menjiplak --plagiat! Orang orang mudah mengklaim hak cipta. Nah, sikap semacam ini sangat curang, alhasil sulit sekali mendapat sesuatu yang benar benar asli saat ini. "Tak ada asli kecuali hanya imitasi." Demikian salah satu bunyi potongannya. Baris selanjutnya berisi kritikan yang lebih pedas. Silakan baca, jika mau tahu kelanjutan dari puisi tersebut atau jika kauingin merenungi puluhan puisi lainnya, baca! Tanggapan Itu Pranala asing kudengar namun mengoyak sukma, sajaknya kritis dan berontak seakan memanggil jiwa2 yang lemah melakukan perlawanan. Halaman demi halaman kubuka, kadang romantis, kadang pula manis namun pesimis.

Rumah Kertas: Kritik Sastra dan Takdir Sebuah Buku

Foto : Internet AKU membaca buku ini, berkali-kali. Sama persis dengan ungkapan dari Critiques Libres pada sampul belakang buku ini: “Kisah tak terlupakan tentang dunia sastra, perpustakaan, dan kecintaan akan buku. Sebuah novel untuk dibaca ulang berkali-kali.” “Buku mengubah takdir hidup orang-orang.” (hlm. 1) Novel Rumah Kertas ini terbilang sedikit buku yang mempercakapkan tentang buku-buku yang ada di dunia. Tak banyak novel-novel yang di dalamnya terkandung ironi tentang buku: mati akibat buku dan buku mengubah takdir pembacanya. Saya membaca buku ini bukan hanya sekali. Ya, berkali-kali. Meski seberapa sering kuulangi bacaanku, maka saya tetap menemui kegeraman dalam membaca setiap tokoh yang ditulis di dalam buku setipis 76 halaman ini. Buku ini memulai kisahnya dengan cerita seorang dosen bernama Bluma Lennon yang harus mati karena membaca buku puisi karya Emily Dickinson atau murni mati ditabrak mobil. Sebuah ironi yang mempertemukan real

Perjalanan Sebuah Karya

Buah Tangan Pertama Akhir Agustus 2015 silam, naskah buku ini masuk ke Penerbit Garudhawaca, Yogyakarta, Dengan membayar biaya pra cetak sekitar 150 ribu rupiah, naskah ini mulai diproses, begitu kalimat pertama yang diungkapkan sang redaktur penerbit kepada saya baik melalui pesan di hp maupun lewat surel. September, Oktober, November, Desember.  Ya, baru di akhir bulan Desember 2015 saya mendapat kabar dari penerbit, kalau naskah buku saya sudah diterbitkan. Meski selama masa empat bulan menunggu saya sering mempertanyakan buku ini. Dan pihak redaksi hanya mengatakan, "sabar ya Mas, bukunya sedang proses," "Sabar Mas, banyak antrian cetak yang masuk, "Mas, mesin cetaknya rusak, harap sabar ya." Saya masih mengingat jelas kalimat dari sang redaktur. Akhirnya, selama menunggu, saya terus memperbaiki kualitas tulisan-tulisan saya, ya, dengan banyak menulis dan banyak membaca. Tiba tahun baru 2016. Setelah saya tanyakan ke pihak penerbit, kapa

Ketika The Poetic Critique Berbicara

Namaku, The Poetic Critique Aku adalah kumpulan sajak, beberapa quote dan sehimpun gambar pilihan yang -mungkin- tak cukup penting bagimu: sebab aku merupakan 'buah tangan' pertama yang lahir menjadi buku dari penulisnya. Sehingga, tak ada harapan yang aku butuhkan selain kritikan darimu. Aku telah dibebaskan lahir dan kau sesuka hati dapat menyentuhku: silakan dikritik aku secara habis-habisan demi penyempurnaanku kelak ketika aku bertambah dewasa. -kalau aku dibakar, mungkin itu terlihat aneh. Tapi itu cukup mujarab untuk menggantikan aku seketika menjadi abu, Daripada aku dibiarkan saja tanpa dibaca, tanpa disentuh, dan hanya debu yang memeluk tubuhku. Lalu perlahan demi perlahan rayap pun berhasil menguliti tubuhku dengan sempurna. Tapi, tahukah kau? di saat itu aku sangat menderita. Sehingga aku menganggap lebih baik kau bakar saja aku. Agar aku tak mendapat siksaan yang terlalu lama. bakarlah aku. bakarlah aku. karena aku hanyalah "The Poetic Critique&quo

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog