Foto foto: Arsip Pribadi |
OKE saya punya cerita tentang kejadian beberapa hari silam. Kisah itu sebenarnya dimulai sejak Mei 2018. Doa kami sederhana kala itu:
"Semoga buku kami bisa selesai cetak dalam waktu yang pas."
***
Akhirnya setelah proses penyuntingan yang memakan waktu berbulan bulan, barulah pada 10 Mei lalu kami mengirimkan naskah ke dua buku itu ke penerbit.
Tak hanya sampai di situ. Ada beberapa halangan yang sempat terjadi, sebetulnya. Mulai dari perubahan sampul dan isi Novel sampai pada perpindahan penerbit.
Namun akhirnya semua kami jalani dengan lapang dada. Tanggal 20 Mei 2018, naskah fixed itu pun dikirim untuk segera dicetak.
Bukti Pengiriman Pos |
Kami pun berharap. Lagi.
***
Jumat 15 Juni 2018, saya mengecek nomor barcode di pengiriman. Lalu melakukan pelacakan kiriman lewat daring di website pos indonesia. Akan tetapi buku belum juga tiba. Sudah satu pekan sejak pengiriman dari percetakan. Hari itu saya mulai was-was.
Tangakapan Layar Lacak Kiriman |
Saya pun mengunjungi salah satu kantor pos terbesar yang ada di Makassar. Kantor Pos pusat. Akan tetapi, setelah saya menanyakan perihal paket buku yang saya maksud, dengan enteng petugasnya berkata:
"Bukunya belum tiba di Makassar, Dek. Soalnya paket dikirim menggunakan jenis pengiriman biasa."
"Biasanya, paket itu sampai berapa lama, Kak?"
"Kalau paketpos biasa, butuh waktu paling lama satu bulan."Hatiku tersentak. Padahal buku itu sudah ada yang memesan sebelumnya. Akhirnya saya pun menyampaikan ini kepada istriku agar menyampaikan kabar ini kepada para pemesan buku sebab adanya keterlambatan pengiriman.
Lalu setelah itu saya pun pulang dengan perasaan sedikit lega, sebab saya sudah punya jawaban mengapa buku itu belum tiba sejak waktu pengiriman.
Senin, 11 Juni 2018 saya kembali mendatangi kantor Pos Indonesia. Di laporan lacak pengiriman terkabar jika bukunya sudah tiba di Kantor Pos Jongaya, Makassar.
Tak lama kemudian saya menelepon istriku untuk bersama sama berkunjung ke kantor pos. Karena tidak sabar, ingin melihat bukunya, istriku pun segera melompat dari tempat tidurnya.
Lacak Kiriman Pos Indonesia |
Kami pun mengunjungi Kantor Pos yang dimaksud. Dengan bantuan Google Maps, akhirnya kami tiba tepat di depan kantor Pos Jongaya.
Tetapi, hati kami sekali lagi rasanya seperti menelan pil hahit. Apa pasal?
Ternyata kantor posnya tutup. Dan orang-orang yang menjajakan makanan di depan kantor pos membenarkan, jika beberapa hari sebelumnya kantor ini tidak buka.
Akhirnya kami pun melanjutkan aktivitas. Dan sedikit melupakan persoalan paket itu.
***
Macet menemani perjalanan pulang kami. Setelah mengingat kejadian di kantor pos tadi, saya pun berkeinginan untuk mengabadikan kisah ini. Sejak dalam perjalanan pulang ke rumah pun, semua yang terjadi hari itu dan sebelumnya kembali terngiang di memori.
Tiba-tiba..
Hp-ku bergetar. Tanda panggilan masuk.
Nomor baru, batinku.
Kuterima panggilan itu.
"Halo, Pak. Saya dari kantor pos. Alamatnya di jalan dahlia nomor berapa ya? Sekarang saya sedang membawa paket. Saya naik mobil mengantar paket."Seketika saya tak bisa berkata apa apa. Perasaan senang mulai menyelimuti hati kami berdua. Baru saja kami berdoa, eh, tau taunya sudah dikabulkan.
Saya pun menyuruh agar petugas pos memberikan paket buku itu ke tante saya, yang berada di rumah. Soalnya saat itu saya masih dalam perjalanan pulang.
Aku pun melajukan motor dengan kecepatan tinggi, tapi dengan kehati-hatian agar bisa selamat menyaksikan buku yang habis dicetak itu.
Setiba di rumah. Kami segera mencari buku dan mengabadikannya. Istriku sudah tak sabar ingin membukanya.
Paket Buku Sudah Tiba |
Novel Rindu di Tepi Senja |
Novel Rindu di Tepi Senja dan Kumcer Kisah Kita Terbatas |
Oh iya, jika para pembaca blog ini ingin memiliki buku kami, dengan senang hati kami menunggu Anda di whatsapp. Caranya gampang cukup menekan Ini. Salam.
MgP
Comments
Post a Comment