PUTRA pertama, lahir secara normal dengan berat 3 kg panjang 49 cm di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar pada pukul 20.45 WITA, Senin 24/02/2020 atau 01 Rajab 1441 H.
Kini Muh Galang Pratama dan Ainun Jariah sudah jadi sepasang ayah dan ibu bagi Iqra Hafiz Firdaus.
Perjalanan sebelum hingga sembilan bulan di dalam kandungan telah dilewati dengan penuh sukacita.
Terutama Ibu. Ibu Iqra sangat sabar menanti kehadiran Iqra. Bahkan sebelum jenis kelamin diketahui melalui ultrasonografi (USG) di bulan kelima kelahiran, Ibu Iqra sudah memiliki firasat bahwa anak yang dikandung berjenis kelamin laki laki.
Begitu kuat feeling Ibu berbanding lurus dengan semangat melahirkannya.
Sehari sebelumnya, Ahad 23 Februari, tepat pada pukul 06.00 Ibu Iqra melihat tanda melahirkan melalui darah yang keluar dari jalan rahim. Seketika Ibu Iqra pun memeriksanya dan menanyakan perihal peristiwa tersebut kepada keluarga.
Tak lama berselang, kendaraan daring pun dipesan menuju rumah sakit. Ada keluarga yang turut menemani Ibu dan Ayah Iqra.
Setiba di rumah sakit, Ibu Iqra menuju IGD. Dilakukan observasi.
Pembukaan dua
Karena menurut aturan baru BPJS Kesehatan, Ibu baru bisa didaftarkan apabila sudah pada pembukaan empat. Sehingga Ibu Iqra keluar dari IGD dan berusaha mencari jalan cepat menuju pembukaan demi pembukaan.
Jarak pembukaan dua ke empat cukup panjang. Lebih dari 24 jam. Beberapa keluarga yang ikut menemani ke rumah sakit, terus menyemangati Ibu Iqra agar terus berusaha.
Ibu Iqra begitu kuat. Dilakukanlah beberapa senam. Termasuk yang utama, jalan kaki di sekitar rumah sakit. Keluarga pun menunggu di ruang tunggu pasien.
Ujian bersamaan
Sudah jauh hari, Ayah Iqra mendaftar untuk maju di ujian seminar proposal. Tanggal ujian yang didapat 24 Februari 2020 pukul 13.00 WITA. Seminggu sebelumnya, Surat Keterangan (SK) Promotor dan Penguji sudah jadi.
Ayah Iqra berusaha agar ia bisa segera proposal sebelum bayinya lahir yang sebelumnya sudah diperikaran menurut dokter kandungan, HPL pada 3 Maret 2020.
Maka apa boleh buat, pada Ahad itu, di rumah sakit, di tengah menunggu istri dalam proses, Ayah Iqra juga memikirkan seminar proposalnya. Tapi tidak terlalu memikirkannya, ia lebih fokus ke istrinya. Sebab persiapan ujiannya sudah 90%.
SK dan draf proposal sudah diantar ke rumah dosen promotor dan penguji beberapa hari sebelumnya, konsumsi yang disiapkan prodi sudah jadi, kampus sudah siap melaksanakan ujian.
Rasanya, untuk membatalkan ujian seminar proposal adalah sulit. Atau memilih waktu lain, juga tidak mudah sebab harus menyesuaikan seluruh jadwal kosong dari promotor dan penguji yang berjumlah empat orang itu serta harus mengonfirmasi kepada prodi dan kampus. Tapi sekali lagi ini terjadi sehari sebelum ujian terlaksana, tepat di hari libur kantor.
Terakhir, Ayah Iqra hanya bisa menyerahkan semuanya pada Yang Maha Mengatur.
Senin, 24 Februari 2020 pukul 13.00 WITA, ujian ayah Iqra pun dilangsungkan di kampus. Setelah selesai, ayah Iqra segera menuju rumah sakit.
Kurang lebih 30 menit perjalanan, akhirnya ayah Iqra tiba di RS pada pukul 16.20. Ia mendapati ibu Iqra terus berusaha menahan kontraksi sambil berjalan kaki. Sakitnya luar biasa, setiap tiga-lima menit, rasa sakit itu muncul.
Rasa sakit bertahan selama satu menit. Lalu hilang lagi, lalu sakit lagi, begitu seterusnya hingga ibu Iqra masuk (lagi untuk yang ke empat kalinya) ke ruang IGD untuk diobservasi.
Pembukaan empat
Sebelum azan magrib, sakit makin terasa, Ibu Iqra hampir tidak kuat lagi berdiri, apalagi berjalan kaki. Tapi sakitnya orang yang ingin melahirkan itulah yang dicari.
Setelah proses USG dan detak jantung menandakan bayi normal, air ketuban belum pecah, segera Ibu Iqra diantar masuk ke kamar bersalin.
Ayah Iqra, adik dan mertuanya turut mengantar ke kamar bersalin.
Jam tujuh malam, kontraksi makin kuat. Sudah masuk pembukaan lima.
Tiap 20 menit, pembukaan bertambah satu. Ibu Iqra terlihat sangat sakit. Ayah Iqra hanya bisa sabar dan berdoa sambil menuntun mengatur napas. Sebab mengejan hanya bisa dilakukan pada pembukaan sempurna yaitu pada pembukaan sepuluh ketika kepala bayi mulai terlihat.
Di sinilah sakit paling hebat itu, ketika seorang ibu sedang melahirkan secara normal, namun setelah bayi lahir, lalu bayi ditaruh tepat di atas dada Ibu, rasa sakit mulai hilang. Melihat bayi mungil sedang mencari ASI dari Ibu adalah momen paling berharga yang pernah terjadi.
Iqra Hafiz Firdaus lahir jam 8.45 malam.
Semua bahagia. Aamiin.
Demikian saja.
Makassar, 25-26/02/2020.
RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar
Sedikit catatan
Ini tahun kedua Ainun lolos tahap administrasi CPNS. Namun kali ini ia gagal berangkat melakukan tes di Mamuju karena tanggal ujian bertepatan dengan tanggal melahirkan.
Kini Muh Galang Pratama dan Ainun Jariah sudah jadi sepasang ayah dan ibu bagi Iqra Hafiz Firdaus.
Perjalanan sebelum hingga sembilan bulan di dalam kandungan telah dilewati dengan penuh sukacita.
Terutama Ibu. Ibu Iqra sangat sabar menanti kehadiran Iqra. Bahkan sebelum jenis kelamin diketahui melalui ultrasonografi (USG) di bulan kelima kelahiran, Ibu Iqra sudah memiliki firasat bahwa anak yang dikandung berjenis kelamin laki laki.
Begitu kuat feeling Ibu berbanding lurus dengan semangat melahirkannya.
***
Sehari sebelumnya, Ahad 23 Februari, tepat pada pukul 06.00 Ibu Iqra melihat tanda melahirkan melalui darah yang keluar dari jalan rahim. Seketika Ibu Iqra pun memeriksanya dan menanyakan perihal peristiwa tersebut kepada keluarga.
Tak lama berselang, kendaraan daring pun dipesan menuju rumah sakit. Ada keluarga yang turut menemani Ibu dan Ayah Iqra.
Setiba di rumah sakit, Ibu Iqra menuju IGD. Dilakukan observasi.
Pembukaan dua
Karena menurut aturan baru BPJS Kesehatan, Ibu baru bisa didaftarkan apabila sudah pada pembukaan empat. Sehingga Ibu Iqra keluar dari IGD dan berusaha mencari jalan cepat menuju pembukaan demi pembukaan.
Jarak pembukaan dua ke empat cukup panjang. Lebih dari 24 jam. Beberapa keluarga yang ikut menemani ke rumah sakit, terus menyemangati Ibu Iqra agar terus berusaha.
Ibu Iqra begitu kuat. Dilakukanlah beberapa senam. Termasuk yang utama, jalan kaki di sekitar rumah sakit. Keluarga pun menunggu di ruang tunggu pasien.
***
Ujian bersamaan
Sudah jauh hari, Ayah Iqra mendaftar untuk maju di ujian seminar proposal. Tanggal ujian yang didapat 24 Februari 2020 pukul 13.00 WITA. Seminggu sebelumnya, Surat Keterangan (SK) Promotor dan Penguji sudah jadi.
Ayah Iqra berusaha agar ia bisa segera proposal sebelum bayinya lahir yang sebelumnya sudah diperikaran menurut dokter kandungan, HPL pada 3 Maret 2020.
Maka apa boleh buat, pada Ahad itu, di rumah sakit, di tengah menunggu istri dalam proses, Ayah Iqra juga memikirkan seminar proposalnya. Tapi tidak terlalu memikirkannya, ia lebih fokus ke istrinya. Sebab persiapan ujiannya sudah 90%.
SK dan draf proposal sudah diantar ke rumah dosen promotor dan penguji beberapa hari sebelumnya, konsumsi yang disiapkan prodi sudah jadi, kampus sudah siap melaksanakan ujian.
Rasanya, untuk membatalkan ujian seminar proposal adalah sulit. Atau memilih waktu lain, juga tidak mudah sebab harus menyesuaikan seluruh jadwal kosong dari promotor dan penguji yang berjumlah empat orang itu serta harus mengonfirmasi kepada prodi dan kampus. Tapi sekali lagi ini terjadi sehari sebelum ujian terlaksana, tepat di hari libur kantor.
Terakhir, Ayah Iqra hanya bisa menyerahkan semuanya pada Yang Maha Mengatur.
***
Senin, 24 Februari 2020 pukul 13.00 WITA, ujian ayah Iqra pun dilangsungkan di kampus. Setelah selesai, ayah Iqra segera menuju rumah sakit.
Kurang lebih 30 menit perjalanan, akhirnya ayah Iqra tiba di RS pada pukul 16.20. Ia mendapati ibu Iqra terus berusaha menahan kontraksi sambil berjalan kaki. Sakitnya luar biasa, setiap tiga-lima menit, rasa sakit itu muncul.
Rasa sakit bertahan selama satu menit. Lalu hilang lagi, lalu sakit lagi, begitu seterusnya hingga ibu Iqra masuk (lagi untuk yang ke empat kalinya) ke ruang IGD untuk diobservasi.
Pembukaan empat
Sebelum azan magrib, sakit makin terasa, Ibu Iqra hampir tidak kuat lagi berdiri, apalagi berjalan kaki. Tapi sakitnya orang yang ingin melahirkan itulah yang dicari.
Setelah proses USG dan detak jantung menandakan bayi normal, air ketuban belum pecah, segera Ibu Iqra diantar masuk ke kamar bersalin.
Ayah Iqra, adik dan mertuanya turut mengantar ke kamar bersalin.
Jam tujuh malam, kontraksi makin kuat. Sudah masuk pembukaan lima.
Tiap 20 menit, pembukaan bertambah satu. Ibu Iqra terlihat sangat sakit. Ayah Iqra hanya bisa sabar dan berdoa sambil menuntun mengatur napas. Sebab mengejan hanya bisa dilakukan pada pembukaan sempurna yaitu pada pembukaan sepuluh ketika kepala bayi mulai terlihat.
Di sinilah sakit paling hebat itu, ketika seorang ibu sedang melahirkan secara normal, namun setelah bayi lahir, lalu bayi ditaruh tepat di atas dada Ibu, rasa sakit mulai hilang. Melihat bayi mungil sedang mencari ASI dari Ibu adalah momen paling berharga yang pernah terjadi.
Iqra Hafiz Firdaus lahir jam 8.45 malam.
Semua bahagia. Aamiin.
Demikian saja.
Makassar, 25-26/02/2020.
RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar
Sedikit catatan
Ini tahun kedua Ainun lolos tahap administrasi CPNS. Namun kali ini ia gagal berangkat melakukan tes di Mamuju karena tanggal ujian bertepatan dengan tanggal melahirkan.
Comments
Post a Comment