6 November 2020.
"Kakek, boleh minta kelor ta'?"
"Oh iye', Nak. Ambil miki'."
Dia dengan senang hati menyuruhku masuk ke pekarangan rumahnya yang dipenuhi banyak pohon. Salah satunya, pohon kelor.
"Saya baru saja pangkas itu pohon, sudah banyak tadi diambil sama tetangga juga," katanya sambil memberikan saya tangga untuk naik ke pohon kelornya.
"Akhirnya saya telah memenuhi satu tugas," kataku dalam hati.
Sebelum pamit pulang, saya dipanggil sama kakek itu.
"Galang, ini bawa pulang. Tanam di rumahmu, ya."
"Iye'," jawab saya singkat.
Seketika saya merasa ada udara segar masuk ke dalam paru paruku. Lalu dengan perlahan mengembuskannya keluar.
Alhamdulillah.
Setelah satu bulan lebih ditanam di samping rumah, pohon kelor itu pun tumbuh.
"Semoga dengan kutanamnya ini, bukan hanya bermanfaat buat keluargaku, tapi juga buat semua orang yang butuh. Terutama buat tetangga tetangga."
Itu doaku saat mulai kutanam pohonkelor itu.
Masih pagi sekali, saya diminta sama istri untuk cari daun kelor untuk dibikin sayur. Lalu saya pun berjalan sekitar rumah.
Kebiasaan tiap pagi, saat anak baru bangun (sekitar jam 6), saya mengajaknya jalan jalan keluar rumah.
Saya lalu berhenti di rumah tetangga. Melihat seseorang sedang membersihkan pohon di halaman rumahnya.
Saya menyapanya. Ia juga menemani saya bercerita.
Saya masih teringat pesan istri di rumah: "Cari kelor."
Ahha. Melihat seseorang itu punya pohon kelor, saya lalu bertanya padanya.
Saya lalu berhenti di rumah tetangga. Melihat seseorang sedang membersihkan pohon di halaman rumahnya.
Saya menyapanya. Ia juga menemani saya bercerita.
Saya masih teringat pesan istri di rumah: "Cari kelor."
Ahha. Melihat seseorang itu punya pohon kelor, saya lalu bertanya padanya.
"Oh iye', Nak. Ambil miki'."
Dia dengan senang hati menyuruhku masuk ke pekarangan rumahnya yang dipenuhi banyak pohon. Salah satunya, pohon kelor.
"Saya baru saja pangkas itu pohon, sudah banyak tadi diambil sama tetangga juga," katanya sambil memberikan saya tangga untuk naik ke pohon kelornya.
"Akhirnya saya telah memenuhi satu tugas," kataku dalam hati.
Sebelum pamit pulang, saya dipanggil sama kakek itu.
"Galang, ini bawa pulang. Tanam di rumahmu, ya."
"Iye'," jawab saya singkat.
Seketika saya merasa ada udara segar masuk ke dalam paru paruku. Lalu dengan perlahan mengembuskannya keluar.
Alhamdulillah.
Setelah satu bulan lebih ditanam di samping rumah, pohon kelor itu pun tumbuh.
"Semoga dengan kutanamnya ini, bukan hanya bermanfaat buat keluargaku, tapi juga buat semua orang yang butuh. Terutama buat tetangga tetangga."
Itu doaku saat mulai kutanam pohonkelor itu.
22 Desember 2020
Comments
Post a Comment