Skip to main content

Posts

Habibie

*PESAN PROF. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf HABIBIE Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar.  Keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha. Dalam sebuah wawancara, beliau pernah bilang “Percuma Anda memiliki IQ tinggi tapi pemalas. Yang penting adalah Anda sehat dan mau berkorban meraih apa yang diinginkan”. Kalimat Pak  Habibie ini mengajarkan pada kita bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya faktor penentu kesukesan. Ada faktor lain yang lebih penting yakni: 1. Kerja keras Sepintar dan secerdas apapun seseorang kalau dia tidak memiliki totalitas dalam mengejar mimpinya maka itu semua akan percuma. Jadi bagi anak muda yang sedang gencar mewujudkan cita-cita bekerjalah secara sungguh-sungguh. Karena meskipun kamu pintar tapi kalau tak mau kerja keras maka kesuksesan pasti akan menjauh. Headline The Jakarta Post (12/9/2019) 2. Jangan pernah berhenti mengejar yang kamu impikan meski apa yang didamba bel

Buku Literasi, Hoaks dan Sejumlah Esai Lainnya di Tribun Timur

Saya bersama istri datang ke kantor ini. Namun, bukan karena agar kami ingin dimuat di media. Bagaimana tidak, ketika nama/tulisan/foto Anda muncul di media daringnya, Anda pasti akan 'langsung terkenal'. Pengunjung halamannya saja pernah menembus angka 3,2 juta visitors dalam sehari dan pengunjung hariannya mencapai 2,1 juta per Januari 2019 (data dari tulisan Kak Thamzil Thahir). Jujur, kami datang ke kantor ini buat menemui orang-orang hebat ini. Yang sejak dulu hingga sekarang tetap menjadi inspirator kami. Meski secara pribadi saya belum lama mengenalnya, tapi mereka teramat baik dan begitu sederhana. Alhamdulillah, kemarin malam kami mendapat banyak saran hasil sharing dengan Kak Jumadi. Terima kasih, Kak. Meskipun sebelum pulang, Kak Haris bilang, "jangan ko terlalu banyak dengar sarannya Pak Jumadi." 😁 M Galang Pratama & Abdul Haris Suardi | Foto: Ainun Jariah Terima kasih Kak Abdul Haris Suardi, bos kami di iklan online waktu itu, y

The Young Married People of Gowa, Alumni of Alauddin State Islamic University of Makassar Publish Hoaks Literacy Books

For Muh Galang Pratama and Ainun Jariah, writing is a hobby. This young married couple (couples) actively write essays to publish it into a book. The title is Literasi, Hoaks dan Sejumlah Esai Lainnya (Literacy, Hoaks and Other Essays). The book is the result of his second work on social phenomena that develop in society. The collection of writings was once published in the newspaper opinion column and then put together until it was published as a book. "This book is a collection of our writings combined into a book," Galang told East Tribun, Friday (08/30/2019). Uniquely, the book was published in a printing company that they own, CV Jariah Publishing Intermedia. The book was finally officially published since August 22, 2019 ago. It is the hobby of reading and writing that brings them together in a campus library. Both later became close friends who exchanged discussions about writing. Until finally the two agreed to build a household since April 20

Pasutri Muda Warga Gowa Alumni UIN Alauddin Ini Terbitkan Buku Literasi Hoaks

BAGI Muh Galang Pratama dan Ainun Jariah menulis adalah sebuah kegemaran. Pasangan suami istri (pasutri) muda ini aktif menulis esai-esai hingga menerbitkankannya menjadi sebuah buku. Judulnya Literasi, Hoaks  dan sejumlah esai lainnya. Buku tersebut merupakan hasil karya keduanya terhadap fenomena sosial yang berkembang di masyarakat. Kumpulan tulisan tersebut pernah diterbitkan di kolom opini surat kabar lalu disatukan hingga diterbitkan menjadi buku. "Buku ini merupakan kumpulan tulisan kami berdua yang digabung menjadi buku," kata Galang kepada Tribun Timur, Jumat (30/8/2019). Uniknya, buku tersebut diterbitkan di percetakan yang mereka rintis sendiri. Buku  itu akhirnya resmi terbit sejak 22 Agustus 2019 lalu. Kegemaran membaca dan menulis pulalah yang mempertemukan mereka di sebuah perpustakaan kampus. Keduanya kemudian menjadi teman akrab yang saling diskusi soal tulisan. Hingga akhirnya keduanya sepakat membina rumah tanggak sejak April 2018.

#dariteman

Sebenarnya saya ingin unggah status ini di akun twitter saya, tapi karena kelebihan kata, makanya saya tarik ke sini. Meski status ini tak penting amat buat Anda, tapi saya merasa ingin saja menuliskan ini. Walaupun keterbatasan wadah dan saya menulis ini dengan satu jari lewat layar gawai. #bookstory Cerita ini datang dari seorang teman sesama mahasiswa, siang tadi saya baru ketemu di rumahnya di Antang, Makassar.  Saat saya baru datang, dia langsung sibuk ingin menjamu saya sebagai tamunya. Padahal saya tidak mengharap apa apa selain agar buku yang kubawa bisa dibacanya. Ternyata... Tidak sampai di situ, setelah salat zuhur, dia membawa saya mencoba masakan pallubasa di warung dekat rumahnya. Dia bahkan menambahkan satu telur asin dan sepiring nasi di dekat pesanan semangkuk pallubasa yang isinya daging semua. Bahkan dia juga meneraktir saya dengan jus jeruk peras yang sedang banyak dijual di pinggir jalan. Sesampai di rumahnya, di jalan Arsitektur Raya, Perum

Hari Anak Nasional di Makassar

Sumber Foto: Dokpri  @kampuspuisi/Twitter SAYA tiba di panggung Karebosi Makassar ketika jam menunjukkan pukul 08.00 pagi. Saya hendak menghadiri Hari Anak Nasional yang dipusatkan di Makassar. Saya masuk melewati tiga tenda kerucut. Pandangan saya dipenuhi banyak sekali anak sekolah. Ada yang berlari juga ada yang berjalan. Mereka sepertinya berkelompok kelompok, berdasarkan nama sekolahnya. Saya lalu berjalan lagi. Lebih dekat dengan sumber suara di panggung. Telingaku menangkap lagu "Lukisan Indonesia" dinyanyikan dari atas panggung. MC memandu acara dengan baik. Para peserta yang hadir di panggung utama, sengaja hanya diisi oleh anak anak. Saya berdiri sekitar 500 meter dari panggung utama. Di depan saya ada dua orang Polwan. Namanya Andi Afra dan Fitri. Saya baca di lengannya sebuah tanda kalau para Polwan itu berasal dari Polrestabes Makassar.  Selanjutnya, di panggung utama sedang ada teatrikal drama dari Siswa SMA se Kota Makassar.  A

Anak Muda Palsu

Minggu, 14 Juli 2019 lalu, saya mendapat kesempatan menonton film lokal Makassar. Alhamdulillah lagi karena studionya sudah di- booking sama satu orang. Film layar lebar produksi Finisia Production ini sangat recommended . Filmnya bukan hanya mengandung unsur komedi yang akan membikin perut bergetar, tapi juga film ini akan memberikan kesan tersendiri. Review Film Anak Muda Palsu Tak banyak film komedi yang juga bisa membikin air mata penontonnya sampai tumpah. Tapi sutradara Ihdar Nur adalah pengecualian. Sutradara film Halo Makassar ini juga lagi lagi berhasil menggarap film Anak Muda Palsu. Saat baru di awal menonton, kita langsung dibuat tertawa atas tingah lucu pemerannya. Bagi masyarakat Sulawesi, nama Tumming dan Abu sudah sangat tak asing lagi. Dua anak muda ini begitu pakakkala' (lucu).  Sampai sampai dalam pengakuannya sendiri sebagaimana yang kita bisa cek dalam video di balik layar, Tumming mengungkapkan kalau dirinya sudah terbiasa main film a

Hoaks

Ada seorang anak, yang bukan anak anak lagi. Ia hidup di zaman yang serba cepat. Internet ia telah kuasai. Seluruh media sosial ia mainkan. Sehari hari, ketika baru bangun di pagi hari, ia seketika membaca berita lewat dunia maya. Dan kembali tidur di malam hari dengan gawai yang masih menyala di tangannya. Sebelum tidur ia tak lupa menyebarkan berita berita #viral yang ia temui di linimasa media sosialnya. Karena merasa berita itu sedang hangat, maka dari itu ia berpikir dengan ikut menyebarkannya, dan ia merasa telah berkontribusi sekaligus memberikan apresiasi untuk dirinya yang begitu amat peduli. Tapi, apakah itu benar? Haruskah setiap yang kita baca, dengar dan juga disebarkan oleh banyak orang, seketika kita mesti ikut menyebarkannya? Tak perlukah kita memahami literasi digital? Literasi media? Jangan jangan yang kita sebar, sebetulnya hanya berita palsu? Nah! Maka berhati hatilah menyebarkan berita yang belum kita tahu kebenaran mutlaknya. Apalagi kita hanya ikut i

Cara Melapor SPT Tahunan (Pengalaman Pribadi)

JAM MASIH  menunjukkan pukul 08.00 pagi. Jalan di kotaku masih terlihat sepi. Tapi saya sudah berada di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Sungguminasa Kabupaten Gowa. Kantor ini terletak di Jalan Mesjid Raya No. 24, Sungguminasa. Pas baru tiba di kantor pajak ini, saya sudah melihat ada banyak yang antre. Puluhan. Ini kali pertama saya mengurus SPT Tahunan. Ya, sebab saya baru memiliki  NPWP kurang dari setahun. Saya punya dua NPWP. NPWP pribadi dan NPWP perusahaan. Saya lalu bertanya kepada petugas pelayanan pelaporan SPT. Pertama kali, saya ditanya apa sudah punya efin atau belum. Karena baru pertama kali melapor, otomatis saya belum punya. Akhirnya saya pun mengisi kertas kosong yang diberikan petugas untuk permohonan efin. Di dalam kertas itu ditulis nama wajib pajak, nomor npwp, nomor KTP, email dan nomor HP. Ini semua wajib ada. Saat di lokasi, kulihat seorang pria dewasa yang tak punya email, ia pun diminta oleh petugas untuk membuat

Menulis di Blog...

Menulis di Blog | Ilustrasi Jess Watters - Pixabay Sebenarnya saya tidak suka menulis , tapi karena tidak tahu mau bikin apa, saya juga tak pandai pandai amat bicara, makanya saya menulis. Mungkin tak seperti Anda, yang punya semangat menulis kadang naik, kadang turun, saya malah lebih sering turun . Saya kadang butuh teman diskusi mengenai dunia ke penulisan , dunia blogging , dunia internet , dan ya saya kurang suka dunia politik praktis. Meski 2019 disebut juga tahun politik, tapi saya kira tahun tak pernah mengatakan dirinya seperti itu. Tiap orang punya pandangan sendiri sendiri menanggapi tahun apa sekarang. Kita semua punya cara pandang dan penamaan sendiri, dan karena perbedaan itu, kita terlihat kreatif, bukan? Baiklah. Semoga Anda senang dengan blog sederhana ini. Blog yang berisi apa saja yang ada di hati saya. Isinya banyak curhatan? Bisa jadi. Silakan dilirik lirik ya. Jika ingin melihat daftar isi blog ini, silakan kunjungi Sitemap. Salam kangen.

Genk Kolombus dan Cerita Lainnya

Genk Kolombus Rabu-Jumat (20-22/3/2019) adalah hari yang tak bisa kami lupakan begitu saja. Ada banyak kesan yang hadir di sana. Ini semacam hal yang tidak kami duga sebelumnya tapi benar benar terjadi. Benar benar bahwa Tuhan akan memberikan rezeki-Nya kepada siapa pun, ketika orang orang betul telah membutuhkannya. Bahkan rezeki itu tak akan pernah kebalik. Selasa, sehari sebelum acara Sosialisasi Program kerjasama Perpusnas RI & DPK Sulsel itu berlangsung, saya mendapat telepon langsung dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan. Ya saya diundang di acara tersebut. Di sini saya perlu menuliskan rasa terima kasih banyak kepada Bunda Nilma, Bunda Amriana, Bunda St. Aliah, dan para pegawai DPK Sulsel lain yang tak saya sebutkan namanya satu satu. (Tapi saya perlu berterima kasih sekali kepada Bunda St. Aliah, karena telah memberikan satu-satunya kunci kamar hotel yang 'single', sebuah kamar yang tempat tidurnya cuma satu, sehingga

Tentang WhatsApp Group

WAG atau WhatsApp Group begitu banyak memberikan informasi berlebihan. Sangat banyak pesan tak sesuai dengan judul yang masuk ke dalam satu grup WhatsApp. Hal ini dipengaruhi oleh tangan tangan gatal orang orang yang tak berhenti untuk menyebar info yang menurutnya sangat wajib disebarkan itu. Padahal, meski pun itu tak disebarkan, maka akan baik baik saja. Saya sendiri, sampai sekarang sejak menggunakan aplikasi WhatsApp, belum pernah membaca tuntas tulisan panjang yang dikirimkan ke dalam satu grup, apalagi jika tulisan itu saat baru dilihat di baris pertama bertuliskan "Diteruskan". Seketika saya keluar dari grup itu dan sedikit menyesal telah membuka grup hanya untuk melihat (tidak membaca) pesan seperti itu. Oleh karena kejadian dan kegelisahan atas kasus tersebut, seketika saya menulis di status WA-ku seperti ini: Ttg WAG Lebih baik grup itu jarang terisi daripada banyak isinya tapi cuma pesan yang 👉 * Diteruskan. * Status WA Sekian. 

Terlena DIpUJI

Jangan terlena dipuji. Karena di situ ada uji. Sedikit saja mengiyakan pujian, bersiaplah kedatangan cobaan yang banyak mengandung penyesalan dibanding kenikmatan. Oleh karenanya, jangan mau di(p)uji. goranH Sumber Gambar : pixabay.com (goranH) #kutipan bahasa inggrisnya #quote

Status WhatsApp

DUA bersaudara baru saja pulang dari @rakitgowa. Mereka datang cari buku. Sang adik bernama Aimar, tiba tiba masuk memakai Payung yang ia bawa dari rumahnya. Saat itu sang kakak, Naufal Jibran seketika tertawa. Mereka akhirnya membawa pulang kebahahagiaan yang mereka ciptakan sendiri. Ya, masih di tempat yang sama. Mereka sebetulnya tak ingin diambil gambarnya. Tapi tiba tiba Perempuanku mengambil secara diam diam. Tapi kilatan cahaya dari kamera gawai membikin kedua bocah ini balik ke kamera. Sang kakak tau bahwa ia harus segera mengatakan "jangan", dan sang adik hanya bisa pasrah seketika. Demikian juga dua laki laki yang duduk di sana. Ya, demikian kisah malam ini. 12 Feb 2019 @rakitgowa Mengapa judul tulisan ini seperti tak ada hubungannya dengan isi tulisan? Jangan pikir macam macam dulu, hubungannya adalah karena tulisan ini sudah lebih dulu kumasukkan di status WA-ku. Ya, saya rasa banyak status status WA-mu yang penting, tapi karena kamu tak menyi

Pekerjaan saya

Ketika ketemu dengan teman lama atau keluarga, hal paling pertama yang ia tanyakan adalah tentang pekerjaan. Ya, tentu datang dan ditujukan kepada Sarjana seperti saya. Kalau belum Sarjana tentu pertanyaannya beda lagi. Misal? "Kapan Sarjana?" Itu adalah pertanyaan mainstream . Sejak dulu sudah ditanyakan. Orang seperti itu biasanya memang kurang berkembang. Masa, sejak dulu terus menanyakan itu kepada orang orang yang belum Sarjana. Mungkin pertanyaannya bisa diganti menjadi: "Apa yang saya bisa bantukan?" atau "Ada masalah apa, coba ceritakan." Nah, kalau teman seperti ini patut dipertahankan, karena ia meminta agar dirinya bisa berkontribusi dalam membantu masalah yang kita hadapi. Lain lagi pertanyaan orang orang ketika sudah Sarjana. Apa saja? Seperti ini. "Sudah kerja? Di mana?" Ya itu pertanyaan wajib bagi banyak orang. Dan pertanyaan itu tidak akan pernah selesai, mengalir seperti air, bagai pertanyaan "Kapan Nikah." Yang terak

Padi Tumbuh Tak Berisik

ilustrasi padi tumbuh  Sawah di belakang rumah mulai ditanami padi Para petani setiap pagi pergi bawa cangkul dan nasi Saatnya anak anak bermain layang Saatnya lupa waktu makan sampai malam Aku bukan seorang petani Tapi Ayah besar dari bertani Kakek sudah tua Waktu kecil hidup di sawah Kata Tan Malaka, "Padi Tumbuh Tak Berisik" Aku memang tak pernah mendengar padi berisik Tiap kali layanganku jatuh mengenai padi, ia tak berkutik apalagi bergidik Waktu padi jadi beras lalu ditanak jadi nasi oleh Ibu yang cantik, ia begitu pasrah melewati esofagus tanpa memekik Aku suka padi Aku mau jadi seperti padi Padi tumbuh tak berisik Tapi entah kenapa banyak menumbuhkan yang berisik Apa jadi seorang petani Jika harga beras merosot turun Petani jadi bingung Mau kasih makan apa besok? Aku tak mau petani bersedih Nanti tak ada lagi yang menanam padi Kalau padi sudah tak ditanam Semua orang baru menyadari: ternyata uang tak bisa dimakan Tolong biarkan s

Zona Waktu

Sampai sekarang saya masih terus bertanya untuk apa zona waktu di Indonesia itu ada tiga. Sedangkan untuk negara negara tetangga mereka cuma punya satu zona waktu. WIB, Waktu Indonesia (bagian) Barat, beda satu jam dengan WITA, Waktu Indonesia (bagian) Tengah. Sedangkan WITA beda satu jam lagi dengan WIT, Waktu Indonesia (bagian) Timur. Kenapa tidak pakai satu zona waktu saja. Tapi apakah dengan adanya tiga zona waktu ini menjadikan negara kita bisa kuat dan bersatu karena banyaknya perbedaan? Kalau diperhatikan mulai Pulau Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan ada di sebelah Barat. Sulawesi, Nusa Tenggara di bagian tengah dan Maluku hingga Papua berdiri kokoh di bagian Timur. Bak formasi pertahanan, ini sudah stabil dan sangat kuat. Diserang dari arah mana saja, maka selalu ada penyangga. Tapi, yang patut kita jaga adalah saling percaya dan bersama memperkokoh bangsa. Jangan ada pengkhianatan di antara kita. Kita semua cari yang baik dan aman. Iya, kan?

Kata Baku

Ketika saya menyunting naskah, ada beberapa kesalahan yang kerap saya temukan. Paling banyak berputar pada masalah pemakaian "kata baku" dan "kesalahan ketik". Berikut beberapa kata baku yang sering penulis buku abaikan. pikir . bukan . fikir empas . bukan . hempas embus . bukan . hembus napas . bukan . nafas antre . bukan . antri nasihat . bukan . nasehat silakan . bukan . silahkan Menurutmu, apa lagi ya? Kata Baku 

Kedewasaan & Masalah

Kedewasaan itu diuji pas kau terlihat tenang dan biasa saja ketika ada masalah. Sungguh dunia ini semu. Tak satu pun yang abadi. Waktu akan menghancurkan segala yang ada, atau menciptakan yang belum diketahui, tapi sebetulnya sudah ada. Masalah sudah patut hadir selama kita jadi manusia. Karena menjadi manusia yang hidup di bumi ini diawali dengan masalah.  

Artificial Intelligence

Setidaknya menurutku, Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan ini akan sangat bermanfaat. Kita mesti menantikan mereka. Setidaknya mari kita ciptakan robot yang bisa menemukan masalah kemacetan, korupsi, penyebaran narkoba, dan cara agar orang orang bisa dengan mudah berwirausaha menggunakan digital (video, content, writing, design grafis) tanpa harus berpikir mengenai modal terlebih dahulu. Saya M Galang Pratama.

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog