Senin, 7 Mei 2018 siang, saya datang ke Kampus II UIN Alauddin yang terletak di Samata Kabupaten Gowa. Ada yang menarik hari itu, sebuah kegiatan bedah buku sekaligus gelar diskusi terkait masalah keperempuanan. Alhamdulah momen ini tidak akan saya lupakan. Sebab baru kali ini, saya diajak kerjasama untuk membedah buku hasil kerja keras saya, tiga tahun terakhir.
Saya tak lupa berterima kasih kepada narasumber yang sudah datang di acara ini. Di antaranya, Dr. Mohd. Sabri AR, seorang Dosen Filsafat Mistik pascasarjana UIN Alauddin, yang dengan kesabarannya, mampu meluangkan waktu untuk acara diskusi tersebut, meskipun banyak mahasiswa yang menunggu diajarnya. Dosen ini salah satu dosen langka di Kampus UIN Alauddin Makassar. Termasuk langka dalam hal literasi dan kepenulisan.
Selanjutnya ada Ketua Korps HMI Wati (Kohati) Badko Sulselbar, Putri Utami Muis. Kakak yang satu ini juga punya keuletan yang tinggi. Bayangkan saja, dia orangnya sibuk, juga punya kegiatan yang full di hari itu. Tapi dia masih sempat datang.
Selanjutnya ada Andhika Mappasomba. Beliau lebih memilih jalan kesunyian dan bersastra dalam ruang kontemplatif. Kakak yang satu ini sudah berpengalaman membikin buku, di kesusatraan selama kurang lebih 18 tahun. Saat ini, kegiatan Andhika yaitu senang mengunjungi tempat-empat terpencil di pelosok Indonesia hanya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman menyusuri jalan literasi. Di waktu acara bedah buku, Andhika sangat serius sampai-sampai ia membikin puisi lalu membacakannya. Di sela-sela itu, ada anaknya yang ikut bersamanya. Anak lelakinya yang berusia 6 tahun itu sangat antusias menyaksikan ayahnya membaca puisi. Bahkan anaknya sempat memainkan alat musik tradisional yang dibawanya hanya untuk mengiringi ayahnya membacakan puisinya. Saya sangat berterima kasih kepada Andhika ini, dia bisa datang di waktu yang pas. Padahal, baru baru saja, ia mengalami kecelakaan dan kakinya luka, sehingga mengalami kesulitan berjalan.
Terakhir, orang yang juga berjasa demi terwujudnya acara ini, tentu datang dari panitia pelaksana. Mahasiswa Hukum Pidana Ketatanegaraan, adik-adik tingkat saya, yang memilih aktif di himpunan mahasiswa jurusan. Juga kepada sosok yang banyak bekerja keras dan terus menghubungi saya sebelum hingga setelah kegiatan. Dia seperti melakukan 'gerakan bawah tanah'. Sehingga wajarlah ia bisa dengan mudah mengatur semua prosesi kegiatan. Orang yang terakhir ini, yang juga berulang tahun tepat di hari acara itu bernama Kasrum Hardin.
Berikut beberapa pranala terkait kegiatan ini. Boleh dibaca. Terima kasih.
2. kpiuinam.com
3. washilah.com
Comments
Post a Comment