BARU BARU ini, ketika sedang bersantai di depan sebuah gedung bersama teman teman, kami mendiskusikan masalah pasangan dan jodoh. Saat asyik bercengkerama, tiba tiba salah seorang di antara mereka bertanya kepada saya:
"Atas dasar apa kamu menikah? Bagi tipsnya dulue."
Seketika kujawab,
"Silakan tunggu buku saya tentang pernikahanku."
Dia langsung diam, dan melanjutkan belajarnya.
___
Di sini, saya cuma mau bilang begini.
Kau tak bisa meminta tips pernikahan yang baik, atau bagaimana cara bisa menikah dan menjalaninya dengan baik kepada setiap orang yang baru menikah.
"Setiap orang punya jalan jodohnya sendiri sendiri."Saya tak bisa memberikanmu sebuah motivasi, laiknya saya seorang motivator. Barangkali yang bisa saya berikan adalah kisah yang saya jalani dan lakukan selama ini, dan itu baik kiranya kalau kau membacanya melalui tulisan tulisanku. Bukan lewat ucapanku langsung.
Menjadi motivator itu.. Saya tak sanggup menerima konsekuensinya.
Begini.
Akan kusampaikan pada anak anakku nanti, bahwa pernah di zamanku. Ada seorang motivator yang sangat terkenal. Ia memberikan motivasinya tiap pekan di salah satu stasiun tv nasional.
Kutipan kutipannya menghiasi materi presentasi para fasilitator atau coach. Ia seketika menjadi motivator kondang. Orangnya tampak tenang dan cerdas.
Tapi, kau tau, Nak?
Ya, barangkali begitulah hukum berbicara. Ia akan MENUNTUT apa yang pernah dikatakan. Meminta pertanggungjawaban. Kini orang itu, motivator itu, tak terdengar lagi kabarnya. Ia hilang bersama kenangan pahit dan berita tidak segar yang menimpa dirinya, istri dan anaknya.
Akan kusampaikan pada anak anakku nanti, bahwa pernah di zamanku. Ada seorang motivator yang sangat terkenal. Ia memberikan motivasinya tiap pekan di salah satu stasiun tv nasional.
Kutipan kutipannya menghiasi materi presentasi para fasilitator atau coach. Ia seketika menjadi motivator kondang. Orangnya tampak tenang dan cerdas.
Tapi, kau tau, Nak?
Ya, barangkali begitulah hukum berbicara. Ia akan MENUNTUT apa yang pernah dikatakan. Meminta pertanggungjawaban. Kini orang itu, motivator itu, tak terdengar lagi kabarnya. Ia hilang bersama kenangan pahit dan berita tidak segar yang menimpa dirinya, istri dan anaknya.
Nak, semoga suatu saat ayahmu ini hanya akan tetap jadi ayah. Ayah yang hebat buat anak anaknya. Bukan sebagai motivator bagi banyak orang, memberikan kata kata bijak bermutiara, tapi terlupa akan satu hal.
Mutiara di dalam rumah sungguh tak ternilai harganya. Catat itu, Nak!
___
(Saking asyiknya menulis begini, padahal saya belum punya anak), hehe.
Comments
Post a Comment