Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Yang Terabaikan

California Consumer Privacy Act (CCPA) - Undang-undang Privasi Konsumen California

Undang-Undang Privasi Konsumen California akan berlaku 1 Juli 2020 Undang - Undang Privasi Konsumen California (CCPA) adalah undang-undang privasi data yang mewajibkan para pengguna Google AdSense untuk memberikan pilihan pada Warga California untuk memilih tidak ikut menjual informasi pribadinya, menurut persyaratan CCPA. Pemrosesan data yang dibatasi, para pengguna Google AdSense dapat memilih dari dua opsi pada akunnya untuk pengguna yang teridentifikasi oleh Google berlokasi di California. Jika para pengguna Google AdSense tidak melakukan perubahan, pemrosesan data tidak akan dibatasi dan iklan yang dipersonalisasi akan terus ditampilkan di situs yang terdaftar di Google AdSense.   Adapun dua pilihan yang dijelaskan, pertama Jika memilih opsi jangan batasi pemrosesan data, pihak Google akan tetap menggunakan data para pengguna Google AdSense seperti biasanya.  Google juga akan terus menampilkan iklan yang dipersonalisasi pada pengguna yang relevan di California. Iklan yang diper

"... tidak beranak dan tidak pula diperanakkan"

Beberapa waktu lalu, saat saya berada di sebuah mall di kota Makassar, saya tak sengaja membaca kalimat (atau lebih tepatnya ayat suci) ini terpampang begitu terbuka di tempat agak tersembunyi di sudut musalanya. Jujur saja, ini pengalaman pertamaku memasuki ruangan yang hanya didatangi oleh orang orang tertentu di waktu tertentu itu. Ketika berada di depan tulisan itu, seketika saya diam mematung. lebih dari 30 detik kalau tidak salah. Hingga akhirnya saya mengambil buku catatan dari saku celana dan mengeluarkan kamera gawai untuk mengabadikan momen langka ini. Sambil tetap memperhatikan tulisan yang dicetak menggunakan dua bahasa itu, tiba tiba seseorang dari arah belakang menyentuh pundakku.  "Kau tahu maksud tulisan itu, dek?" tanya orang itu.  Saya tak bisa berkata apa apa. Setelah kejadian itu, tiba tiba keesokan harinya, kalender di rumahku sudah tidak berguna lagi. Saya cuma mau tanya, apa kamu punya satu kalender tahun baru yang tersisa di r

Belajar menendang

curhat emjipi - Sehabis salat isya di rumah, di saat hujan turun di luar sangat derasnya, saya merenung. Hpku sudah jauh dari saya. Di hp itu, hidup berbagai macam wadah maya, yang membuat banyak manusia manusia maya saling bertemu. Ya, wadah itu bernama media sosial. Media sosial yang baru bisa terhubung ketika ada jaringan internet. Apa jadinya media sosial tanpa kuota internet? Intinya adalah jaringan internet.  Setiap orang saat ini akan begitu merasa sepi, tanpa kehadiran kuota internet. Internet perlu dibeli supaya wadah maya itu berfungsi, dan ia bisa saling terhubung satu sama lain. Manusia sudah senang menjadi makhluk maya. Banyak cerita ini itu, banyak memotivasi ini itu, pasang status yang seolah olah informatif, padahal tak ada yang benar benar membutuhkan infonya. Saya - dari jarak 10 meter dengan hp saya itu - terus merenunginya. Di hp itu, yang selalu dan paling pertama saya buka adalah 1. WhatsApp, 2. Facebook, 3. Twitter, 4. Instagram 5. Youtube, dst.. Kita

Habibie

*PESAN PROF. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf HABIBIE Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar.  Keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha. Dalam sebuah wawancara, beliau pernah bilang “Percuma Anda memiliki IQ tinggi tapi pemalas. Yang penting adalah Anda sehat dan mau berkorban meraih apa yang diinginkan”. Kalimat Pak  Habibie ini mengajarkan pada kita bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya faktor penentu kesukesan. Ada faktor lain yang lebih penting yakni: 1. Kerja keras Sepintar dan secerdas apapun seseorang kalau dia tidak memiliki totalitas dalam mengejar mimpinya maka itu semua akan percuma. Jadi bagi anak muda yang sedang gencar mewujudkan cita-cita bekerjalah secara sungguh-sungguh. Karena meskipun kamu pintar tapi kalau tak mau kerja keras maka kesuksesan pasti akan menjauh. Headline The Jakarta Post (12/9/2019) 2. Jangan pernah berhenti mengejar yang kamu impikan meski apa yang didamba bel

#dariteman

Sebenarnya saya ingin unggah status ini di akun twitter saya, tapi karena kelebihan kata, makanya saya tarik ke sini. Meski status ini tak penting amat buat Anda, tapi saya merasa ingin saja menuliskan ini. Walaupun keterbatasan wadah dan saya menulis ini dengan satu jari lewat layar gawai. #bookstory Cerita ini datang dari seorang teman sesama mahasiswa, siang tadi saya baru ketemu di rumahnya di Antang, Makassar.  Saat saya baru datang, dia langsung sibuk ingin menjamu saya sebagai tamunya. Padahal saya tidak mengharap apa apa selain agar buku yang kubawa bisa dibacanya. Ternyata... Tidak sampai di situ, setelah salat zuhur, dia membawa saya mencoba masakan pallubasa di warung dekat rumahnya. Dia bahkan menambahkan satu telur asin dan sepiring nasi di dekat pesanan semangkuk pallubasa yang isinya daging semua. Bahkan dia juga meneraktir saya dengan jus jeruk peras yang sedang banyak dijual di pinggir jalan. Sesampai di rumahnya, di jalan Arsitektur Raya, Perum

Menulis di Blog...

Menulis di Blog | Ilustrasi Jess Watters - Pixabay Sebenarnya saya tidak suka menulis , tapi karena tidak tahu mau bikin apa, saya juga tak pandai pandai amat bicara, makanya saya menulis. Mungkin tak seperti Anda, yang punya semangat menulis kadang naik, kadang turun, saya malah lebih sering turun . Saya kadang butuh teman diskusi mengenai dunia ke penulisan , dunia blogging , dunia internet , dan ya saya kurang suka dunia politik praktis. Meski 2019 disebut juga tahun politik, tapi saya kira tahun tak pernah mengatakan dirinya seperti itu. Tiap orang punya pandangan sendiri sendiri menanggapi tahun apa sekarang. Kita semua punya cara pandang dan penamaan sendiri, dan karena perbedaan itu, kita terlihat kreatif, bukan? Baiklah. Semoga Anda senang dengan blog sederhana ini. Blog yang berisi apa saja yang ada di hati saya. Isinya banyak curhatan? Bisa jadi. Silakan dilirik lirik ya. Jika ingin melihat daftar isi blog ini, silakan kunjungi Sitemap. Salam kangen.

Padi Tumbuh Tak Berisik

ilustrasi padi tumbuh  Sawah di belakang rumah mulai ditanami padi Para petani setiap pagi pergi bawa cangkul dan nasi Saatnya anak anak bermain layang Saatnya lupa waktu makan sampai malam Aku bukan seorang petani Tapi Ayah besar dari bertani Kakek sudah tua Waktu kecil hidup di sawah Kata Tan Malaka, "Padi Tumbuh Tak Berisik" Aku memang tak pernah mendengar padi berisik Tiap kali layanganku jatuh mengenai padi, ia tak berkutik apalagi bergidik Waktu padi jadi beras lalu ditanak jadi nasi oleh Ibu yang cantik, ia begitu pasrah melewati esofagus tanpa memekik Aku suka padi Aku mau jadi seperti padi Padi tumbuh tak berisik Tapi entah kenapa banyak menumbuhkan yang berisik Apa jadi seorang petani Jika harga beras merosot turun Petani jadi bingung Mau kasih makan apa besok? Aku tak mau petani bersedih Nanti tak ada lagi yang menanam padi Kalau padi sudah tak ditanam Semua orang baru menyadari: ternyata uang tak bisa dimakan Tolong biarkan s

Zona Waktu

Sampai sekarang saya masih terus bertanya untuk apa zona waktu di Indonesia itu ada tiga. Sedangkan untuk negara negara tetangga mereka cuma punya satu zona waktu. WIB, Waktu Indonesia (bagian) Barat, beda satu jam dengan WITA, Waktu Indonesia (bagian) Tengah. Sedangkan WITA beda satu jam lagi dengan WIT, Waktu Indonesia (bagian) Timur. Kenapa tidak pakai satu zona waktu saja. Tapi apakah dengan adanya tiga zona waktu ini menjadikan negara kita bisa kuat dan bersatu karena banyaknya perbedaan? Kalau diperhatikan mulai Pulau Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan ada di sebelah Barat. Sulawesi, Nusa Tenggara di bagian tengah dan Maluku hingga Papua berdiri kokoh di bagian Timur. Bak formasi pertahanan, ini sudah stabil dan sangat kuat. Diserang dari arah mana saja, maka selalu ada penyangga. Tapi, yang patut kita jaga adalah saling percaya dan bersama memperkokoh bangsa. Jangan ada pengkhianatan di antara kita. Kita semua cari yang baik dan aman. Iya, kan?

Kata Baku

Ketika saya menyunting naskah, ada beberapa kesalahan yang kerap saya temukan. Paling banyak berputar pada masalah pemakaian "kata baku" dan "kesalahan ketik". Berikut beberapa kata baku yang sering penulis buku abaikan. pikir . bukan . fikir empas . bukan . hempas embus . bukan . hembus napas . bukan . nafas antre . bukan . antri nasihat . bukan . nasehat silakan . bukan . silahkan Menurutmu, apa lagi ya? Kata Baku 

Intinya Inti

PEDULI. Setelah menikah, ada banyak hal yang berubah. Yang paling kentara yakni, kini kita harus ada di dalam masyarakat lingkungan kita berada. Dan kata Bapak itu tidak susah. Intinya saja adalah peduli. Iya.

Tiga Perkara

Setelah menyelesaikan kuliah, tidak sedikit dari temanku yang langsung memilih bekerja. Rasanya itu adalah hal wajib. Ada yang mencoba cari peluang di kota ada juga yang langsung balik ke kampungnya. Waktu mahasiswa dulu saya memiliki kelompok bernama 'Anak Sholeh'. Entah kenapa namanya demikian. Mungkin karena salah satu kegiatannya adalah mengajar anak anak untuk memahami BTQ. Tapi selebihnya cuma kumpul kumpul biasa, membicarakan banyak hal. Saya perkenalkan masing masing dari mereka beserta asal daerahnya, Aqil (Kendari), Riswan (Bone), Ikhsan (Palopo), Rani (Pangkep) dan Ainun (Gowa). Kami disatukan dalam satu rumah sederhana yang sekarang saya tempati. Di wilayah Batangkaluku Kecamatan Somba Opu Sungguminasa, Gowa. Di situ kami sering bertemu, bikin acara atau menghabiskan waktu setelah "lelah" dari perkuliahan yang membosankan. Awalnya saya, Aqil, Riswan (selanjutnya saya panggil Ciwang; supaya terkesan lebih akrab), Ikhsan dan Rani adalah teman sekelas di

Melawan Diri

Banyak hal yang aku pelajari dalam hidup ini. ternyata setiap manusia memiliki ketakutan di dalam dirinya, akan tetapi, tak ada yang mampu mengalahkan itu kecuali dirinya sendiri. Sebab, ketakutan itu ciptaan pikiran sendiri, dan keberanian muncul bukan hanya dari pikiran, namun memang pada kenyataannya, manusia memiliki hidup karena dia telah berani sampai di titik terakhirnya. Kau yang mengalahkan dirimu. Dan temukanlah kekuatanmu itu kembali. Kekuatan di dalam dirimu. Kanreapia, 15 Februari 2017 

Pernah Bermimpi

Krrish Movie Saya pernah bermimpi jika manusia bisa terbang. Kupikir, mimpi itu hanya jadi bunga tidur. Tapi tidak, saudara saudara. Hari ini saya menonton satu film berjudul "Krrish" di stasiun tv swasta. Lalu saya teringat dengan mimpiku dan saya pun berkata (dalam hati). Rupanya semua hal yang kita pikirkan itu, sebaiknya ditulis saja. Memang sebelumnya banyak kita kira itu tidak mungkin, itu mustahil, tidak bisa, dll. Tapi rupanya orang di luar sana tetap memakainya. Karena ada nilai + di situ. Ya, apa pun mimpi kita, jangan pernah berkecil hati apa yang ada padanya (seperti rasa takut karena tak bisa menyelesaikan pekerjaan yang direncanakan. Coba mimpi itu ditulis lalu dibuatkan skenarionya. Sumber Gambar: expresselevatortohell.com

Ranking 1

KETIKA membaca pernyataan Bob Sadino, yang kira kira bilang begini: "Orang pintar itu banyak pikirannya, tapi orang goblok hanya satu. Jadi bisa fokus." Seketika saya teringat apa yang telah orang tua dan guru ajarkan tentang makna kepintaran. Mulai dari SD, SMP, SMA bahkan (ada juga) hingga ke perguruan tinggi, kita "dipaksa" untuk pintar (baca: mampu) menguasai seluruh mata pelajaran. Setiap guru menuntut agar siswanya "mendapat nilai tinggi" pada setiap mata pelajaran yang diampunya. Lalu sistem ranking/peringkat pun dimulai dari akumulasi nilai pada seluruh mata pelajaran. Sehingga siswa yang meraih peringkat tertinggi pasti akan mendapatkan cap sebagai siswa yang pintar, cerdas atau sebutan lain yang sejenis. Maka paradigma orang tua/keluarga -kemudian masyarakat- akan terbangun bahwa "siswa dengan peringkat 1 adalah siswa yang paling pintar di antara siswa yang lain." Lalu pada akhirnya, orang tua, keluarga, masyarakat akan

Tukang Parkir

Tadi sepulang kegiatan flash design yang diadakan Kemenkominfo di Hotel Aryaduta Makassar, tiba tiba datang tukang parkir. Padahal waktu saya datang pagi tadi, tukang parkirnya belum ada. Apalagi motor dijaga sama satpam hotel. Satpam hotel juga, awalnya tidak mau kalau motor yang saya tumpangi masuk ke dalam area parkir hotel. Jadi saya parkir di luar saja. Pas sore ketika pulang, tukang parkir langsung lari ke motor saya, membantu mengeluarkan motor saya yang terjepit di antara motor yang ada di belakangnya. Lalu setelah keluar, saya mengecek kantong celana. Dan hanya ada lembaran 5 ribu dan 10 ribu. Saya sudah cari lembaran 2 ribu tapi tak dapat. Akhirnya dengan merasa sedikit berharap ketika saya memberi lembaran lima ribu itu ke tukang parkir maka ia akan mengembalikan sisanya. Tapi, anda tahu apa yang terjadi? Seketika ia mengucap kalimat "terima kasih" dan setelah itu saya balik belakang, rupanya ia sudah pergi meninggalkan saya. Saya mencoba belajar ikhlas hingga tul

Menjadi Dewasa

Ada banyak anak (muda) yang segera ingin jadi dewasa. Ada pula dewasa tapi kekanak kanakan. Bacalah banyak buku, pelajari matematika, logika, dan filsafat. Kelak kau mengerti bagaimana cara dewasa. Cara pandang dewasa tentu beda dengan cara pandang para remaja. Sama seperti cara pandang orang yang sudah menikah dan yang belum.

Hoaks WhatsApp

Hari ini, media sosial yang paling mudah menyebarkan hoaks alias berita bohong, yakni WhatsApp (WA). Dan orang orang banyak tidak sadar akan hal itu. Banyak orang cerdas begitu mudah meneruskan pesan yang berbau "info" atau "peringatan" namun tanpa disertai sumber yang jelas.  Mereka takut jika "info" atau "peringatan" itu berhenti pada WAnya, maka ia akan menyimpan utang pribadi. Namun tak merasa berdosa sedikit pun, ketika "info" atau "peringataan" yang dibagikan itu malah justru mengandung berita salah dan bisa membuat masyarakat tambah bodoh. Mau tahu contohnya? Pesan yang diteruskan berisi info/peringatan bahwa PLN akan melakukan pemadaman di wilayah Makassar. Lantas kita disuruh untuk segera antre panjang di SPBU mengisi full BBM. Apakah info ini langsung dari PLN? Tentu tidak. Untuk mengetahui info pengumuman itu benar atau tidak tentu harus dicek di website resmi sebuah pemberi info, atau minimal i

Butuh Drainase

Setelah saya berdiskusi dengan kakak ipar saya yang baru saja menyelesaikan studi magisternya di negara Kangguru, saya kemudian terinspirasi menulis ini. Namanya Ainun Najib, seorang pembelajar, pengajar, dan juga youtuber. Tulisan yang sedang anda baca ini fokus membahas kebutuhan drainase di Kabupaten Gowa saja. Kenapa Gowa? Ya, karena Gowa adalah tanah tempat saya hidup lebih dari 20 tahun ini. Kita tahu sendiri, seperti yang sering dilihat di televisi dan youtube, jalanan di beberapa negara seperti Australia sangat bagus. Bagaimana jika hujan turun tidak serta merta langsung membanjiri permukiman. "Jalan keluarnya ada pada drainase," ujar Ainun Najib.  Di sana, seperti yang diutarakannya kemudian, punya tata kelola kota yang betul betul memperhatikan kerjanya. Sekaligus memikiran dan mempersiapkan apa yang akan terjadi hingga puluhan tahun mendatang. Ya, tentu bukan hanya persoalan aspal yang bagus, akan tetapi sistem peresapan di bawah aspal yang jauh lebih

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog