Hari ini, media sosial yang paling mudah menyebarkan hoaks alias berita bohong, yakni WhatsApp (WA).
Dan orang orang banyak tidak sadar akan hal itu. Banyak orang cerdas begitu mudah meneruskan pesan yang berbau "info" atau "peringatan" namun tanpa disertai sumber yang jelas.
Mereka takut jika "info" atau "peringatan" itu berhenti pada WAnya, maka ia akan menyimpan utang pribadi.
Namun tak merasa berdosa sedikit pun, ketika "info" atau "peringataan" yang dibagikan itu malah justru mengandung berita salah dan bisa membuat masyarakat tambah bodoh.
Mau tahu contohnya?
Pesan yang diteruskan berisi info/peringatan bahwa PLN akan melakukan pemadaman di wilayah Makassar.
Lantas kita disuruh untuk segera antre panjang di SPBU mengisi full BBM.
Apakah info ini langsung dari PLN? Tentu tidak. Untuk mengetahui info pengumuman itu benar atau tidak tentu harus dicek di website resmi sebuah pemberi info, atau minimal info itu telah DIBERITAKAN di media lokal tempat info itu berada.
Mau tahu contohnya?
Pesan yang diteruskan berisi info/peringatan bahwa PLN akan melakukan pemadaman di wilayah Makassar.
Lantas kita disuruh untuk segera antre panjang di SPBU mengisi full BBM.
Apakah info ini langsung dari PLN? Tentu tidak. Untuk mengetahui info pengumuman itu benar atau tidak tentu harus dicek di website resmi sebuah pemberi info, atau minimal info itu telah DIBERITAKAN di media lokal tempat info itu berada.