Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Biasa

Bukan klepon

MALAM yang dingin, Selasa 21 Juli 2020. Sesaat setelah saya mencium kening istriku yang akan tertidur itu, ia seketika berbisik: "Besok saya mau bikin kue klepon, tepung beras ketan putih di dapur tolong bawa ke tempat penggilingan besok, mau dihaluskan." Seketika saya bertanya, "Apa dibilang klepon?" Dia akhirnya memperlihatkan gambar dari hp sambil berkata, "inie." "Oh ini namanya onde onde, iya bikinkan besok, nah." Sekarang saya tahu, kalau kue onde onde yang saya maksud, di daerah Jawa disebut klepon. Klepon ini adalah kue tradisional Indonesia yang biasa kita temui di pasar atau warung dekat rumah. Camilan ini terbuat dari tepung beras ketan yang biasanya dibentuk seperti bola kecil kemudian diisi dengan gula merah. Terakhir direbus ke dalam air mendidih. Klepon yang sudah masak itu kemudian digelindingkan di atas parutan kelapa agar melekat dan menghasilkan kue yang enak. Kue onde onde ini sering saya makan ketika ada acara. Seperti acara

Menulis di blog

Di blog ini , di depan layar PC. Saya kembali merenung. Sudah beberapa bulan, tiap malam berlalu. Saya selalu ingin menulis di sini. Saya ingin menyapa pembaca blog ini. Meski tak banyak, saya kira.  Selalu terlintas ide untuk menulis. Tapi hanya berakhir di kepala. Ada juga yang tersimpan di hati. Tapi tak kunjung jadi tulisan. Sehingga hanya saya saja yang tahu, atau kepada orang yang kuberitahu. Kadangkala, ide hanya habis diceritakan. Tinggallah ia menjadi suara, yang tak jadi apa apa. Tak ada yang mengikatnya sehingga dapat berlalu, mudah dilupakan. Itulah mungkin sebabnya, ketika ada hal yang ingin kau lakukan, jangan dulu bicarakan ke orang lain, itu akan sulit diwujudkan. Wujudkanlah dulu, sampai orang lain akan melihat/membacanya (dengan sendiri), dan mengakuinya sendiri. Menulis bukanlah pekerjaan mudah. Karena kalau saja ia mudah, tiap penulis baik tentu dapat menulis dengan baik setiap waktu. Tapi nyatanya? Seringkali penulis dihantam oleh writers block , keadaan yang mana

Begini rasanya menikah di usia 20-an | Manis pahit pernikahan

Bagaimana rasanya nikah di usia 20-an? Atau ada yang menyebutnya bagaimana rasanya menikah di usia muda ? Oh jelas sekali, ada manis manisnya. Pun sudah tentu ada pahit pahitnya. Sama saja sebelum menikah, ada manis dan pahitnya. Bagian Manis Pertama saya mau jawab manis manisnya dulu baru pahitnya. Manis pertama, setelah menikah kamu bisa melihat pasanganmu dari dekat, tanpa takut ada yang curiga. Manis kedua, kamu punya banyak rezeki yang kamu tidak sangka datangnya. Mengalir saja. Setahun ini saya tidak lagi bekerja di perusahaan besar, tidak lagi jadi karyawan kantoran, tidak ada bos, tidak ada jadwal masuk kantor tiap pagi, tidak ada lagi alasan kena macet di jalan, tapi alhamdulillah segala kebutuhan terpenuhi. Primer, sekunder dan juga bisa nabung serta investasi. Manis ketiga, kamu bisa banyak belajar kepada pasangan tentang apa pun, belajar kepada keluarganya, karena pernikahan sejatinya menyatukan dua keluarga berbeda. Manis keempat, kalau sudah punya keturun

Apa yang akan terjadi jika UN dihapuskan

Apa yang akan terjadi jika UN dihapuskan, berikut yang pasti akan terjadi. ...... AgUNg jadi Agg BangUN jadi Bang LamUN jadi Lam NamUN jadi Nam ManyUN jadi Many NabUNg jadi Nabg RumpUN jadi Rump SarUNg jadi Sarg LimUN jadi Lim TarUNg jadi Targ MurUNg jadi Murg MenUNggu jadi Menggu ManurUNg jadi Manurg LambUNg jadi Lambg LangsUNg jadi Langsg TermenUNg jadi Termeng BingUNg jadi Bingg KerUNg KerUNg jadi Kerg Kerg KarUNg jadi Karg KurUNg jadi Kurg PalUNg jadi Palg SiUNg jadi Siug KalUNg jadi Kalg SabUNg jadi Sabg ApUNg jadi Apg TanggUNg jadi Tanggg TahUN jadi Tah HitUNg jadi Hitg BUNga jadi Buga ... (Kata kata ini seketika keluar dari kepala dan diketik langsung melalui HP setelah membaca komentar Daeng Ipul di grup Wasap blogger Anging Mammiri dengan waktu sekitar 15 menit muncul 25 kata sambil minum teh dan makan biskuit sambil menonton istri baca buku dan mulutnya terus berkomentar sambil duduk sambil melihat anak tertidur pulas di atas ayunan

Belajar menendang

curhat emjipi - Sehabis salat isya di rumah, di saat hujan turun di luar sangat derasnya, saya merenung. Hpku sudah jauh dari saya. Di hp itu, hidup berbagai macam wadah maya, yang membuat banyak manusia manusia maya saling bertemu. Ya, wadah itu bernama media sosial. Media sosial yang baru bisa terhubung ketika ada jaringan internet. Apa jadinya media sosial tanpa kuota internet? Intinya adalah jaringan internet.  Setiap orang saat ini akan begitu merasa sepi, tanpa kehadiran kuota internet. Internet perlu dibeli supaya wadah maya itu berfungsi, dan ia bisa saling terhubung satu sama lain. Manusia sudah senang menjadi makhluk maya. Banyak cerita ini itu, banyak memotivasi ini itu, pasang status yang seolah olah informatif, padahal tak ada yang benar benar membutuhkan infonya. Saya - dari jarak 10 meter dengan hp saya itu - terus merenunginya. Di hp itu, yang selalu dan paling pertama saya buka adalah 1. WhatsApp, 2. Facebook, 3. Twitter, 4. Instagram 5. Youtube, dst.. Kita

Kabinet Jokowi Maruf Amin

DI MEDIA sosial Twitter, orang orang ramai nge tweet tagar ini #kabinetjokowi. Akhirnya tak berselang lama, tagar tersebut menjadi trending nomor 1. Tak hanya itu, orang orang kini disibukkan dengan pertanyaan sekaligus informasi burung mengenai Nama Menteri 2019. Hal ini terlihat pada situs trends.google.com.  Lebih dari 5 ribu kali kalimat tersebut diletakkan di papan pencarian Google. Selain itu, beberapa nama pun menjadi sorotan masyarakat. Beberapa di antaranya adalah Nadiem Makarim, Wishnutama, Prabowo , Mahfud MD, Tito Karnavian hingga kabar 'sedih' bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan era Kabinet Indonesia Kerja jilid 1, Susi Pudjiastuti kini sudah siap siap angkat kaki dari jabatannya. Kabarnya, posisinya akan digantikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan dua periode yang saat masa kampanye Jokowi Ma'ruf , ia "berkeringat" mati matian membela dan mendukung pasangan Jokowi Ma'ruf di pemilihan presiden baru baru ini. Ya, dialah Syahrul Yas

Hari Batik Nasional 2019

DI   hari batik nasional 2019 ini, terjadi kisah baru. Kisah itu datang dari Ibuku. Pukul 08.59, hpku itu tiba dirasuki notifikasi. Saya pun mengeceknya. Dan benar. Sebuah pesan baru masuk. Kiriman foto. Selanjutnya karena tidak tau harus membalas apa, akhirnya pendek saja kalimat yang kukirim untuk membalasnya.

#dariteman

Sebenarnya saya ingin unggah status ini di akun twitter saya, tapi karena kelebihan kata, makanya saya tarik ke sini. Meski status ini tak penting amat buat Anda, tapi saya merasa ingin saja menuliskan ini. Walaupun keterbatasan wadah dan saya menulis ini dengan satu jari lewat layar gawai. #bookstory Cerita ini datang dari seorang teman sesama mahasiswa, siang tadi saya baru ketemu di rumahnya di Antang, Makassar.  Saat saya baru datang, dia langsung sibuk ingin menjamu saya sebagai tamunya. Padahal saya tidak mengharap apa apa selain agar buku yang kubawa bisa dibacanya. Ternyata... Tidak sampai di situ, setelah salat zuhur, dia membawa saya mencoba masakan pallubasa di warung dekat rumahnya. Dia bahkan menambahkan satu telur asin dan sepiring nasi di dekat pesanan semangkuk pallubasa yang isinya daging semua. Bahkan dia juga meneraktir saya dengan jus jeruk peras yang sedang banyak dijual di pinggir jalan. Sesampai di rumahnya, di jalan Arsitektur Raya, Perum

Genk Kolombus dan Cerita Lainnya

Genk Kolombus Rabu-Jumat (20-22/3/2019) adalah hari yang tak bisa kami lupakan begitu saja. Ada banyak kesan yang hadir di sana. Ini semacam hal yang tidak kami duga sebelumnya tapi benar benar terjadi. Benar benar bahwa Tuhan akan memberikan rezeki-Nya kepada siapa pun, ketika orang orang betul telah membutuhkannya. Bahkan rezeki itu tak akan pernah kebalik. Selasa, sehari sebelum acara Sosialisasi Program kerjasama Perpusnas RI & DPK Sulsel itu berlangsung, saya mendapat telepon langsung dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan. Ya saya diundang di acara tersebut. Di sini saya perlu menuliskan rasa terima kasih banyak kepada Bunda Nilma, Bunda Amriana, Bunda St. Aliah, dan para pegawai DPK Sulsel lain yang tak saya sebutkan namanya satu satu. (Tapi saya perlu berterima kasih sekali kepada Bunda St. Aliah, karena telah memberikan satu-satunya kunci kamar hotel yang 'single', sebuah kamar yang tempat tidurnya cuma satu, sehingga

Tentang WhatsApp Group

WAG atau WhatsApp Group begitu banyak memberikan informasi berlebihan. Sangat banyak pesan tak sesuai dengan judul yang masuk ke dalam satu grup WhatsApp. Hal ini dipengaruhi oleh tangan tangan gatal orang orang yang tak berhenti untuk menyebar info yang menurutnya sangat wajib disebarkan itu. Padahal, meski pun itu tak disebarkan, maka akan baik baik saja. Saya sendiri, sampai sekarang sejak menggunakan aplikasi WhatsApp, belum pernah membaca tuntas tulisan panjang yang dikirimkan ke dalam satu grup, apalagi jika tulisan itu saat baru dilihat di baris pertama bertuliskan "Diteruskan". Seketika saya keluar dari grup itu dan sedikit menyesal telah membuka grup hanya untuk melihat (tidak membaca) pesan seperti itu. Oleh karena kejadian dan kegelisahan atas kasus tersebut, seketika saya menulis di status WA-ku seperti ini: Ttg WAG Lebih baik grup itu jarang terisi daripada banyak isinya tapi cuma pesan yang 👉 * Diteruskan. * Status WA Sekian. 

Terlena DIpUJI

Jangan terlena dipuji. Karena di situ ada uji. Sedikit saja mengiyakan pujian, bersiaplah kedatangan cobaan yang banyak mengandung penyesalan dibanding kenikmatan. Oleh karenanya, jangan mau di(p)uji. goranH Sumber Gambar : pixabay.com (goranH) #kutipan bahasa inggrisnya #quote

Status WhatsApp

DUA bersaudara baru saja pulang dari @rakitgowa. Mereka datang cari buku. Sang adik bernama Aimar, tiba tiba masuk memakai Payung yang ia bawa dari rumahnya. Saat itu sang kakak, Naufal Jibran seketika tertawa. Mereka akhirnya membawa pulang kebahahagiaan yang mereka ciptakan sendiri. Ya, masih di tempat yang sama. Mereka sebetulnya tak ingin diambil gambarnya. Tapi tiba tiba Perempuanku mengambil secara diam diam. Tapi kilatan cahaya dari kamera gawai membikin kedua bocah ini balik ke kamera. Sang kakak tau bahwa ia harus segera mengatakan "jangan", dan sang adik hanya bisa pasrah seketika. Demikian juga dua laki laki yang duduk di sana. Ya, demikian kisah malam ini. 12 Feb 2019 @rakitgowa Mengapa judul tulisan ini seperti tak ada hubungannya dengan isi tulisan? Jangan pikir macam macam dulu, hubungannya adalah karena tulisan ini sudah lebih dulu kumasukkan di status WA-ku. Ya, saya rasa banyak status status WA-mu yang penting, tapi karena kamu tak menyi

Padi Tumbuh Tak Berisik

ilustrasi padi tumbuh  Sawah di belakang rumah mulai ditanami padi Para petani setiap pagi pergi bawa cangkul dan nasi Saatnya anak anak bermain layang Saatnya lupa waktu makan sampai malam Aku bukan seorang petani Tapi Ayah besar dari bertani Kakek sudah tua Waktu kecil hidup di sawah Kata Tan Malaka, "Padi Tumbuh Tak Berisik" Aku memang tak pernah mendengar padi berisik Tiap kali layanganku jatuh mengenai padi, ia tak berkutik apalagi bergidik Waktu padi jadi beras lalu ditanak jadi nasi oleh Ibu yang cantik, ia begitu pasrah melewati esofagus tanpa memekik Aku suka padi Aku mau jadi seperti padi Padi tumbuh tak berisik Tapi entah kenapa banyak menumbuhkan yang berisik Apa jadi seorang petani Jika harga beras merosot turun Petani jadi bingung Mau kasih makan apa besok? Aku tak mau petani bersedih Nanti tak ada lagi yang menanam padi Kalau padi sudah tak ditanam Semua orang baru menyadari: ternyata uang tak bisa dimakan Tolong biarkan s

Melawan Diri

Banyak hal yang aku pelajari dalam hidup ini. ternyata setiap manusia memiliki ketakutan di dalam dirinya, akan tetapi, tak ada yang mampu mengalahkan itu kecuali dirinya sendiri. Sebab, ketakutan itu ciptaan pikiran sendiri, dan keberanian muncul bukan hanya dari pikiran, namun memang pada kenyataannya, manusia memiliki hidup karena dia telah berani sampai di titik terakhirnya. Kau yang mengalahkan dirimu. Dan temukanlah kekuatanmu itu kembali. Kekuatan di dalam dirimu. Kanreapia, 15 Februari 2017 

Seperti Bayi

HARI ini, saya dan istri mendatangi sebuah acara aqiqahan di dekat rumah. Cukup jalan kaki ke tempat itu. Namanya saja dekat rumah, ya kan. Sesampai di sana, kami langsung ambil makan lalu duduk sambil menyaksikan hiburan dari nyanyian suara elekton. Lagu yang dinyanyikan adalah dangdut, jenis lagu yang kurang kusenangi. Setelah duduk selama 20 menit, dan menghabiskan makanan, serta pencuci mulut (sambil istriku mencoba kue Surabi, jenis kue campuran terigu dan kelapa yang baru dirasanya), kami lalu masuk ke rumah tuan rumah (memang sejak tadi kami duduk di kursi depan rumah, tempat tamu biasa duduk). Di dalam rumah barulah kami menyalami si ibu bayi dengan amplop. Setelah itu saya dan istri (begitu pun semua orang yang datang), memperhatikan si bayi mungil itu. Melihat pipinya yang tembem, dan gerak geriknya yang bebas menendang apa saja yang menghalanginya. Sepulang di rumah, saya lalu berbaring di tempat tidur. Di tempat tidur saya membayangkan jadi seperti bayi

Pernah Bermimpi

Krrish Movie Saya pernah bermimpi jika manusia bisa terbang. Kupikir, mimpi itu hanya jadi bunga tidur. Tapi tidak, saudara saudara. Hari ini saya menonton satu film berjudul "Krrish" di stasiun tv swasta. Lalu saya teringat dengan mimpiku dan saya pun berkata (dalam hati). Rupanya semua hal yang kita pikirkan itu, sebaiknya ditulis saja. Memang sebelumnya banyak kita kira itu tidak mungkin, itu mustahil, tidak bisa, dll. Tapi rupanya orang di luar sana tetap memakainya. Karena ada nilai + di situ. Ya, apa pun mimpi kita, jangan pernah berkecil hati apa yang ada padanya (seperti rasa takut karena tak bisa menyelesaikan pekerjaan yang direncanakan. Coba mimpi itu ditulis lalu dibuatkan skenarionya. Sumber Gambar: expresselevatortohell.com

Seharian Mengedit

Hari ini adalah hari libur. Sebelum pulang ke kampung istri di Bontonompo Gowa, kami mengunjungi salah satu cafe di Makassar. Namanya "You Had Me at Hello" atau nama IGnya, @helloyouhadme . Kami datang di sini bukan tanpa sebab seperti anak anak muda kebanyakan. Ya kami datang di sini karena alasan kerja. Kami bertemu dengan salah satu teman yang ingin dibantu menerbitkan bukunya. Akhirnya kami berbincang lalu lanjut bikin konsep bukunya hingga akhirnya berhasil membuat draft cover serta naskahnya. Selain itu, kami juga buat mocks up buat memperindah produk yang kami pasarkan. Ya, duduk dari pagi hingga magrib. Tapi untung cafenya bagus dan nyaman. Wifinya juga kencang serta bersih. Pokoknya kami tidak rugi ada seharian di sana. Oke fixed, jika kalian ingin ke sana sila cek alamatnya di maps ya. 😁 Foto: Jariah's & Mustikasari 

Hoaks WhatsApp

Hari ini, media sosial yang paling mudah menyebarkan hoaks alias berita bohong, yakni WhatsApp (WA). Dan orang orang banyak tidak sadar akan hal itu. Banyak orang cerdas begitu mudah meneruskan pesan yang berbau "info" atau "peringatan" namun tanpa disertai sumber yang jelas.  Mereka takut jika "info" atau "peringatan" itu berhenti pada WAnya, maka ia akan menyimpan utang pribadi. Namun tak merasa berdosa sedikit pun, ketika "info" atau "peringataan" yang dibagikan itu malah justru mengandung berita salah dan bisa membuat masyarakat tambah bodoh. Mau tahu contohnya? Pesan yang diteruskan berisi info/peringatan bahwa PLN akan melakukan pemadaman di wilayah Makassar. Lantas kita disuruh untuk segera antre panjang di SPBU mengisi full BBM. Apakah info ini langsung dari PLN? Tentu tidak. Untuk mengetahui info pengumuman itu benar atau tidak tentu harus dicek di website resmi sebuah pemberi info, atau minimal i

Alamat Kursus

Hari ini sedang hujan. Ya sebetulnya saya tak pandai memulai cerita. Tapi karena saya mesti bercerita tiap hari di sini, maka gaya apa pun akan saya coba gunakan supaya terkesan saya sedang bercerita. Padahal saya cuma nulis biasa doang. Hhe. Hujan memang kadang menghambat. Tapi tidak untuk hari ini. Dengan mantel kantongan plastik seharga 10 ribu, saya bersama Ainun mengunjungi salah satu tempat kursus yang sebelumnya belum pernah kami datangi. Alamatnya di jalan Hertasning V nomor 25. Kata pengelolanya pas di belakang KFC Pettarani. Sebenarnya saya agak bingung awalnya. Di belakang KFC Pettarani, bukannya jalan AP Pettarani? Rupanya bukan. Jadi kalau dari arah Hertasning menuju jl. AP Pettarani, sebelum lampu merah, ada belokan kiri. Naah, dekat dari Hotel Gahara Makassar. Di situlah jalan Hertasning "kecil" tersusun. Mulai dari Hertasning I sampai Hertasning VII (setahu saya sampai H.VII). Lanjut di tengah hujan yang tentu membasahi, kadang saya ketawa kecil, karena melih

Sedikit hal di 2018 dan tahun sebelumnya [tentang menulis dan menjadi penyunting naskah buku]

Banyak hal yang sebetulnya belum saya lakukan di tahun 2018. Alasannya adalah karena tidak fokus. Saya suka mengerjakan banyak hal pada satu waktu. Namun pada akhirnya banyak hal pula yang lupa dilakukan dan tidak selesai. Mungkin ini yang perlu kubenahi di tahun 2019 ini. Semoga tahun 2019 menjadi lompatan terbesar bagi keluarga kecil saya. Doa adalah satu satunya harapan tersisa setelah usaha. Beberapa hal kalau perlu, kutuliskan tiap harinya di blog ini. Agar saya tidak banyak menyesali perbuatan kecil yang sering kusepelekan ini, yang membuat saya kehilangan ide dan gagasan yang jika saya menuliskannya saat itu, mungkin blog ini sudah berisi banyak postingan. Tapi, apalah daya. Lagi lagi saya menyesali hal itu. Dari beberapa hal yang kulakukan, setidaknya inilah beberapa naskah [buku] yang telah saya edit dan saya tulis tiga tahun terakhir. Meski pun rata rata dikerjakan di 2018. Dan saya merasa ini masih sangat kurang. Memakai nama "Muh. Gal

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog