Hari ini sedang hujan. Ya sebetulnya saya tak pandai memulai cerita. Tapi karena saya mesti bercerita tiap hari di sini, maka gaya apa pun akan saya coba gunakan supaya terkesan saya sedang bercerita. Padahal saya cuma nulis biasa doang. Hhe. Hujan memang kadang menghambat. Tapi tidak untuk hari ini. Dengan mantel kantongan plastik seharga 10 ribu, saya bersama Ainun mengunjungi salah satu tempat kursus yang sebelumnya belum pernah kami datangi. Alamatnya di jalan Hertasning V nomor 25. Kata pengelolanya pas di belakang KFC Pettarani. Sebenarnya saya agak bingung awalnya. Di belakang KFC Pettarani, bukannya jalan AP Pettarani? Rupanya bukan. Jadi kalau dari arah Hertasning menuju jl. AP Pettarani, sebelum lampu merah, ada belokan kiri. Naah, dekat dari Hotel Gahara Makassar. Di situlah jalan Hertasning "kecil" tersusun. Mulai dari Hertasning I sampai Hertasning VII (setahu saya sampai H.VII). Lanjut di tengah hujan yang tentu membasahi, kadang saya ketawa kecil, karena melihat istriku yang 'nyeker'. Hha. Ya, tadi dia sengaja membuka sepatunya agar tidak basah. Setelah mencari jalan yang dimaksud, alias ketika melihat papan jalan tertulis "JL. Hertasning V" kami lalu melihat kiri dan kanan. Memperhatikan rumah kursus itu. Akan tetapi pas sampai di ujung, tak ada tanda tanda tempat kursus itu. Baliho? Tentu tak saya perhatikan. Akhirnya, setelah itu saya ambil kanan menuju Hertasning VI. Saya kembali menyisiri perumahan ini. Kembali sampai di ujung, tak ada saya lihat. Saya dan ainun pun kembali memeriksa hp. Melihat alamat yang pas. Lagi pula admin tempat kursus, hpnya sedang mati sehingga tak bisa dihubungi. Kami yang telanjur membuka mantel kresek itu (karena sebelumnya kami singgah salat ashar di sebuah masjid di perumahan ini), akhirnya kedinginan karena tiba tiba hujan deras kembali mengeroyok kami. "Jadi pakai mantel miki ini?" tanyaku. "Jangan mi." jawab ainun. Akhirnya saya menuruti maunya. Kami pun kembali ke Hertasning V. Kembali menghitung nomor rumah. Mulai satu hingga dua puluh lima. Dan akhirnya setelah di angka 26, kami hadap kiri. Rupanya sebuah spanduk robek dan ujungnya terjatuh di selokan. Kami masih ragu sebetulnya saat berada di depan rumah ini. Karena tak ada tanda tanda tempat kursus dari luar. Apalagi tak banyak kendaraan yang parkir. Beberapa sahutan di depan pintu tak mendapat jawaban. Akhirnya kami ketuk lagi. Dan lagi. Tak lama, seorang perempuan keluar dari kamar. Membuka pintu dan membiarkan kami masuk. Untung saja, saya diselamatkan karena juga bisa masuk, meski yang ikut kursus hanya ainun. Saya masuk dan melihat ruangannya yang diatur sangat minimalis. Beberapa dinding dihiasi lukisan kata kata motivasi, dan tentu di situ ada nama tempat kursus ini. Saya lalu masuk lebih dalam. Dan melihat buku buku yang dijejer rapi pada rak buku melayang. Keren sekali. Tiap kamar (ada tiga kamar) dihias seperti ruang kelas. Di dalamnya ada kursi seperti di kampus kampus. Akhirnya terakhir, istriku masuk di kelas dan mengikuti kelas ielts pertamanya, saya menunggu di luar ditemani buku Lala Bohang, the book of invisible questions. Sekian. Eh hampir lupa, nama tempat kursusnya StepLES Makassar. Oke, sekian dulu.
INILAH 6 ajaran Jepang untuk menghancurkan rasa malas orang Indonesia: 1. ikigai, 2. kaizen, 3. hara hachi bu, 4. shohin, 5. ganbaru, 6. wabi-sabi Sumber : japan.com 1. Ikigai ( 生き甲斐): Konsep ini menggabungkan kata ‘iki’, yang berarti “hidup” atau “kehidupan,” dan ‘gai’, yang berarti “manfaat” atau “nilai.” Ikigai adalah apa yang memberikan nilai, makna, atau tujuan dalam hidup Anda 1 . Ini serupa dengan istilah Prancis “raison d’être” atau “alasan untuk hidup.” 2. Kaizen (改善): Kaizen adalah filosofi yang berfokus pada peningkatan berkelanjutan dalam semua fungsi dan melibatkan semua karyawan, dari CEO hingga pekerja lini produksi 2 . Ini juga berlaku untuk proses seperti pembelian dan logistik yang melintasi batas organisasi ke rantai pasokan. 3. Hara Hachi Bu (腹八分目): Ini adalah ajaran Konfusianisme yang menginstruksikan orang untuk makan sampai mereka 80 persen kenyang 3 . Frasa Jepangnya berarti “makan sampai Anda delapan bagian (dari sepuluh) kenyang” atau “perut 80 persen penuh...