Bagaimana rasanya nikah di usia 20-an? Atau ada yang menyebutnya bagaimana rasanya menikah di usia muda? Oh jelas sekali, ada manis manisnya. Pun sudah tentu ada pahit pahitnya. Sama saja sebelum menikah, ada manis dan pahitnya.
Pertama saya mau jawab manis manisnya dulu baru pahitnya.
Nah di atas sudah jelas kan bagian manis saat membina rumah tangga, rasanya tidak adil jika saya hanya menuliskan yang manisnya di pernikahan dan setelahnya.
Di bawah ini beberapa hal pahit yang boleh jadi dirasakan oleh orang orang yang mengambil jalan menikah. Terutama menikah di usia muda.
Namun, apa pun yang saya tuliskan di sini, boleh jadi berbeda tiap orang. Dan yakinlah, segala yang pahit itu bukan kekurangan melainkan cara agar tetap bertahan dan menguatkan.
Pahit pertama, datang saat kamu akan melangsungkan pernikahan. Hari demi hari sebelum akad, kamu menjadi orang penakut. Sangat banyak ujian di sini. Bahkan kamu memikirkan perasaan yang tidak tidak ketika sudah menikah seperti tidak lagi bisa bebas.
Pahit kedua, aib pasanganmu akan terbuka semua. Kamu akan mengetahuinya setelah menikah. Boleh jadi sebelum nikah, kamu hanya tahu kelebihannya dan sedikit kekurangannya tentu saja, karena di situ ada perasaan kamu takut ditinggalkan. Tapi setelah menikah agama memberi pengajaran bahwa menjaga aib adalah kewajiban tiap suami istri. Salah satu pesan orang tua Makassar juga bilang sipattongkokang. Artinya saling menutupi.
Pahit ketiga, akan banyak hal yang akan menguji kekuatan cintamu. Bahkan boleh jadi itu datangnya dari keluarga dan orang terdekat, seperti tetangga. Setelah menikah, telingamu akan lebih peka. Begitu pun perasaanmu. Kamu bahkan bisa mendengar bisik bisik tetanggamu. (Bukan lagu ya, ini fakta).
Pahit keempat, ujian besar ketika sudah menikah adalah kamu akan diuji rasa sabar begitu besar. Banyak yang tidak mampu bertahan di sini. Tapi yakin saja, seperti apa kata di awal tulisan, semuanya datang untuk menguatkan hubungan.
Pahit kelima, kamu betul betul akan merasakan segala yang bisa dirasakan oleh hati. Seperti misalnya rasa kekurangan secara finansial juga lainnya. Kamu juga akan dapat melihat lebih banyak persoalan yang dihadapi manusia. Pun di tahap ini, kamu banyak mendapat ujian yang akan mengerucut kepada kamu harus bersabar lagi dan jangan lupa bersyukur terus. Karena apa?
- Manis pertama, setelah menikah kamu bisa melihat pasanganmu dari dekat, tanpa takut ada yang curiga.
- Manis kedua, kamu punya banyak rezeki yang kamu tidak sangka datangnya. Mengalir saja. Setahun ini saya tidak lagi bekerja di perusahaan besar, tidak lagi jadi karyawan kantoran, tidak ada bos, tidak ada jadwal masuk kantor tiap pagi, tidak ada lagi alasan kena macet di jalan, tapi alhamdulillah segala kebutuhan terpenuhi. Primer, sekunder dan juga bisa nabung serta investasi.
- Manis ketiga, kamu bisa banyak belajar kepada pasangan tentang apa pun, belajar kepada keluarganya, karena pernikahan sejatinya menyatukan dua keluarga berbeda.
- Manis keempat, kalau sudah punya keturunan, maka ia akan menjadi sumber senyuman baru di keluarga kecilmu. Meski terkadang senyumnya terpaksa, tapi rasanya sangat melegakan. Meski ada juga rumah tangga yang belum dikaruniai anak, tapi yakin saja, semua diberikan atas izinNya, apa kita sudah siap atau belum.
- Manis kelima, kamu punya banyak hari yang dapat dirayakan, di luar hari ulang tahun. Misalnya ini. Anniversary, hari pernikahan. Kata istriku, kita harus merayakannya dengan gembira, sambil makan kue sama sama sama. "Kan bisa kasih bahagia orang lain juga kalau kuenya dimakan bersama."
- Manis keenam, kamu tidak lagi memikirkan siapa jodohmu. Sederhananya, kamu tidak banyak galau lagi atau banyak alay sebab status yang tak jelas yang kadang kamu tulis di media sosialmu.
- Manis ketujuh, menikah dengan pasangan yang punya hobi sama itu sungguh manis.
- Manis kedelapan, kamu bisa dengan jelas tahu orang yang dapat kamu andalkan, orang yang bisa kamu percaya, dan orang yang rela mati bersamamu. Setia adalah pekerjaan baik.
- Manis kesembilan, saatnya kamu sudah bisa memikirkan masa depan seperti apa yang kamu inginkan. Apa pun yang diusahakan bersama, bisa segera terwujud, karena ada dua kekuatan di dalamnya yang berjuang. Kamu dan pasanganmu. Kekuatan 'impian' itu lebih kuat lagi karena disertai doa dan harapan tulus tanpa ada kepentingan sesat dan sesaat.
- Manis kesepuluh, kamu sudah dianggap sebagi orang dewasa di lingkunganmu. Kamu akan mudah dimintai pendapat pun juga akan diberikan tanggung jawab sosial di dalam masyarakatmu.
Nah di atas sudah jelas kan bagian manis saat membina rumah tangga, rasanya tidak adil jika saya hanya menuliskan yang manisnya di pernikahan dan setelahnya.
Di bawah ini beberapa hal pahit yang boleh jadi dirasakan oleh orang orang yang mengambil jalan menikah. Terutama menikah di usia muda.
Namun, apa pun yang saya tuliskan di sini, boleh jadi berbeda tiap orang. Dan yakinlah, segala yang pahit itu bukan kekurangan melainkan cara agar tetap bertahan dan menguatkan.
Pahit pertama, datang saat kamu akan melangsungkan pernikahan. Hari demi hari sebelum akad, kamu menjadi orang penakut. Sangat banyak ujian di sini. Bahkan kamu memikirkan perasaan yang tidak tidak ketika sudah menikah seperti tidak lagi bisa bebas.
Pahit kedua, aib pasanganmu akan terbuka semua. Kamu akan mengetahuinya setelah menikah. Boleh jadi sebelum nikah, kamu hanya tahu kelebihannya dan sedikit kekurangannya tentu saja, karena di situ ada perasaan kamu takut ditinggalkan. Tapi setelah menikah agama memberi pengajaran bahwa menjaga aib adalah kewajiban tiap suami istri. Salah satu pesan orang tua Makassar juga bilang sipattongkokang. Artinya saling menutupi.
Pahit ketiga, akan banyak hal yang akan menguji kekuatan cintamu. Bahkan boleh jadi itu datangnya dari keluarga dan orang terdekat, seperti tetangga. Setelah menikah, telingamu akan lebih peka. Begitu pun perasaanmu. Kamu bahkan bisa mendengar bisik bisik tetanggamu. (Bukan lagu ya, ini fakta).
Pahit keempat, ujian besar ketika sudah menikah adalah kamu akan diuji rasa sabar begitu besar. Banyak yang tidak mampu bertahan di sini. Tapi yakin saja, seperti apa kata di awal tulisan, semuanya datang untuk menguatkan hubungan.
Pahit kelima, kamu betul betul akan merasakan segala yang bisa dirasakan oleh hati. Seperti misalnya rasa kekurangan secara finansial juga lainnya. Kamu juga akan dapat melihat lebih banyak persoalan yang dihadapi manusia. Pun di tahap ini, kamu banyak mendapat ujian yang akan mengerucut kepada kamu harus bersabar lagi dan jangan lupa bersyukur terus. Karena apa?
Bapak pernah bilang, kalau kamu mau belajar bersyukur lihatlah orang di bawahmu. Orang yang lebih kurang mampu dan lebih terbatas.
M Galang Pratama, laki laki 24 tahun.
*Saya menuliskan ini cuma sekadar sharing, bukan mengajari, toh saya pun masih pemula dalam hal membina keluarga.
M Galang Pratama, laki laki 24 tahun.
*Saya menuliskan ini cuma sekadar sharing, bukan mengajari, toh saya pun masih pemula dalam hal membina keluarga.
Sumber: Instagram @kampuspuisi
Thanks bang atas tulisannya. Makin kebayang pahit manisnya dunia pernikahan
ReplyDeleteJd pengen cepat2 nikah,,
ReplyDeleteEh lupa kalo lagi jomblo huft