Setelah menyelesaikan kuliah, tidak sedikit dari temanku yang langsung memilih bekerja. Rasanya itu adalah hal wajib. Ada yang mencoba cari peluang di kota ada juga yang langsung balik ke kampungnya. Waktu mahasiswa dulu saya memiliki kelompok bernama 'Anak Sholeh'. Entah kenapa namanya demikian. Mungkin karena salah satu kegiatannya adalah mengajar anak anak untuk memahami BTQ. Tapi selebihnya cuma kumpul kumpul biasa, membicarakan banyak hal. Saya perkenalkan masing masing dari mereka beserta asal daerahnya, Aqil (Kendari), Riswan (Bone), Ikhsan (Palopo), Rani (Pangkep) dan Ainun (Gowa).
Kami disatukan dalam satu rumah sederhana yang sekarang saya tempati. Di wilayah Batangkaluku Kecamatan Somba Opu Sungguminasa, Gowa. Di situ kami sering bertemu, bikin acara atau menghabiskan waktu setelah "lelah" dari perkuliahan yang membosankan.
Awalnya saya, Aqil, Riswan (selanjutnya saya panggil Ciwang; supaya terkesan lebih akrab), Ikhsan dan Rani adalah teman sekelas di jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan UIN Alauddin Makassar. Sebuah jurusan dengan dua konsentrasi sekaligus yang kami jalani mulai semester satu hingga semester delapan (walau kadang jurusan ini tidak diakui keshahihannya di hadapan Tim Penilai CPNS sebab karena gelarnya Sarjana Hukum tapi mata kuliahnya dipenuhi dengan nama nama Islam, katakanlah seperti Ilmu Fikih, Ilmu Falak, Sejarah Pemikiran Hukum Islam, Filsafat Islam, Ushul Fiqh, dll). Sedangkan Ainun berasal dari Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Tapi akhirnya, saya menikah dengan nama yang terakhir itu.
Saya tak ingin bercerita lebih dalam di sini, mungkin nanti saya sambung.
Setelah saya menyelesaikan kuliah pada September 2017 silam, saya sudah berpikir untuk ingin menikah. Saya rasa saat itu, 'cari kerja' adalah nomor sekian. Dan melanjutkan pendidikan nomor sekian lagi.
Saya ingin berniat berkeluarga segera karena saya merasa sudah menemukan kecocokan, dan saya merasa jika ada hal baik, tentu tak baik untuk ditunda.
(Bentar dia ada yang ambil, #eh 😊).
Akhirnya, singkat cerita keluargaku datang menyatakan keseriusan (melamar) di kediaman Ainun di Bontonompo Kabupaten Gowa pada akhir Desember 2017 (tiga bulan setelah lulus kuliah). Namun, sebulan sebelumnya saya sudah diterima kerja di Kantor Harian Tribun Timur (sebagai Account Executive Online walau di lamaran yang kumasukkan awalnya cuma mau daftar sebagai loper koran, tapi entah kenapa langsung ditelepon untuk segera datang wawancara sebagai 'tukang iklan', akhirnya mimpi jadi 'tukang bawa koran' pun pupus di hari itu).
Bagaimana dengan teman temanku? Ke mana Genk Anak Sholeh? Mereka semua baik baik saja. Sebab satu di antaranya sudah saya nikahi, yang lain selalu mendukung kami. Awalnya mereka juga sibuk cari kerja di Kota Makassar. Ciwank dan Aqil ketika masih mahasiswa kerja paruh waktu di Sukma Jahe (salah satu bisnis home made di Kota Makassar yang menjual minuman khas bernama Sarabba dalam bentuk sachet), Ikhsan sibuk untuk cari info mendaftar S2 (kala itu) dan Rani sibuk (mungkin sibuk mendaftar ingin jadi abdi negara ya?). Tapi menjadi CPNS sebenarnya telah kami lewati semua. Kami (kecuali Ciwang yang tidak sempat mempersiapkan berkas administrasi sampai akhir) mendaftar di penerimaan CPNS besar besaran tahun 2017 lalu. Tapi hasilnya? Tak satu pun di antara kami yang lolos.
Nah sekarang bagaimana kabar mereka?
Setelah Genk Anak Sholeh mendirikan @RakitGowa dan sekarang @RakitGowa itu saya teruskan bersama istri untuk ajang belajar bersama anak anak, kabar dari teman temanku pun sudah jarang terdengar. Pasalnya, sekarang Aqil sudah bekerja di Bawaslu Kota Kendari Sultra, Ikhsan sudah bekerja di BRI Kota Palopo, Ciwang sebagaimana kabar terakhir yang terdengar sementara mengumpulkan 'uang panaik' dari hasil kerja sawah dan jadi peternak Sapi di kampungnya di Jempo, Lapri Kabupaten Bone. Sedangkan Rani sebagaimana kabar terakhir juga yang didengar ia tengah mempersiapkan hari spesialnya. Sekarang ia sementara berbakti pada orangtuanya sambil berbisnis onlen di Bungoro Kabupaten Pangkep.
Sekarang genk Anak Sholeh sudah menemui takdirnya masing masing. Jika dulu kami sering bertemu di @Rakit Gowa membingcangkan masa depan kami, hari ini masa depan itu sudah kami lihat, walau masih terkesan kabur seperti saat orang bermata minus melepas kacamatanya.
Tiga perkara yang kadang tak terpikirkan oleh saya dan teman teman adalah persoalan Jodoh (menikah), Kerja dan (melanjutkan) Kuliah. Sehabis menamatkan sarjana dua tahun lalu, banyak di antara teman temanku yang bingung harus berbuat apa. Di antara yang banyak itu tak bisa ia satukan di antara tiga perkara yang rasanya sulit sekali disatukan. Akhirnya rata rata mereka memilih 'mencari kerja'. Meskipun ada sebagian teman kelasku saat itu yang juga sudah melanjutkan S2 sambil kerja. Hanya beberapa yang pada akhirnya memilih menikah seperti keputusan yang saya ambil.
Nah saya berpikir, tiga perkara itu sebetulnya bisa disatukan. Jika kita mau, dan ada niat keras untuk mewujudkannya. Meskipun saya merasa saat ini belum mencicipi kesuksesan, tapi setidaknya menytukan tiga perkara itu telah kubuktikan sendiri. Dan insya allah bisa.
Semoga teman teman genk Anak Sholeh bisa sholeh di mana pun berada. Bisa sehat wal afiat, dan bisa segera berbagi kabar baiknya. Sekian.😊
*Apa komentar Anda setelah membaca curhatan singkat ini? Silakan sampaikan pada kolom komentar di bawah. Jika ada masukan, jangan sungkan tuk sampaikan.🙏
MgP
Kami disatukan dalam satu rumah sederhana yang sekarang saya tempati. Di wilayah Batangkaluku Kecamatan Somba Opu Sungguminasa, Gowa. Di situ kami sering bertemu, bikin acara atau menghabiskan waktu setelah "lelah" dari perkuliahan yang membosankan.
Awalnya saya, Aqil, Riswan (selanjutnya saya panggil Ciwang; supaya terkesan lebih akrab), Ikhsan dan Rani adalah teman sekelas di jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan UIN Alauddin Makassar. Sebuah jurusan dengan dua konsentrasi sekaligus yang kami jalani mulai semester satu hingga semester delapan (walau kadang jurusan ini tidak diakui keshahihannya di hadapan Tim Penilai CPNS sebab karena gelarnya Sarjana Hukum tapi mata kuliahnya dipenuhi dengan nama nama Islam, katakanlah seperti Ilmu Fikih, Ilmu Falak, Sejarah Pemikiran Hukum Islam, Filsafat Islam, Ushul Fiqh, dll). Sedangkan Ainun berasal dari Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Tapi akhirnya, saya menikah dengan nama yang terakhir itu.
Saya tak ingin bercerita lebih dalam di sini, mungkin nanti saya sambung.
Setelah saya menyelesaikan kuliah pada September 2017 silam, saya sudah berpikir untuk ingin menikah. Saya rasa saat itu, 'cari kerja' adalah nomor sekian. Dan melanjutkan pendidikan nomor sekian lagi.
Saya ingin berniat berkeluarga segera karena saya merasa sudah menemukan kecocokan, dan saya merasa jika ada hal baik, tentu tak baik untuk ditunda.
(Bentar dia ada yang ambil, #eh 😊).
Akhirnya, singkat cerita keluargaku datang menyatakan keseriusan (melamar) di kediaman Ainun di Bontonompo Kabupaten Gowa pada akhir Desember 2017 (tiga bulan setelah lulus kuliah). Namun, sebulan sebelumnya saya sudah diterima kerja di Kantor Harian Tribun Timur (sebagai Account Executive Online walau di lamaran yang kumasukkan awalnya cuma mau daftar sebagai loper koran, tapi entah kenapa langsung ditelepon untuk segera datang wawancara sebagai 'tukang iklan', akhirnya mimpi jadi 'tukang bawa koran' pun pupus di hari itu).
Bagaimana dengan teman temanku? Ke mana Genk Anak Sholeh? Mereka semua baik baik saja. Sebab satu di antaranya sudah saya nikahi, yang lain selalu mendukung kami. Awalnya mereka juga sibuk cari kerja di Kota Makassar. Ciwank dan Aqil ketika masih mahasiswa kerja paruh waktu di Sukma Jahe (salah satu bisnis home made di Kota Makassar yang menjual minuman khas bernama Sarabba dalam bentuk sachet), Ikhsan sibuk untuk cari info mendaftar S2 (kala itu) dan Rani sibuk (mungkin sibuk mendaftar ingin jadi abdi negara ya?). Tapi menjadi CPNS sebenarnya telah kami lewati semua. Kami (kecuali Ciwang yang tidak sempat mempersiapkan berkas administrasi sampai akhir) mendaftar di penerimaan CPNS besar besaran tahun 2017 lalu. Tapi hasilnya? Tak satu pun di antara kami yang lolos.
Nah sekarang bagaimana kabar mereka?
Setelah Genk Anak Sholeh mendirikan @RakitGowa dan sekarang @RakitGowa itu saya teruskan bersama istri untuk ajang belajar bersama anak anak, kabar dari teman temanku pun sudah jarang terdengar. Pasalnya, sekarang Aqil sudah bekerja di Bawaslu Kota Kendari Sultra, Ikhsan sudah bekerja di BRI Kota Palopo, Ciwang sebagaimana kabar terakhir yang terdengar sementara mengumpulkan 'uang panaik' dari hasil kerja sawah dan jadi peternak Sapi di kampungnya di Jempo, Lapri Kabupaten Bone. Sedangkan Rani sebagaimana kabar terakhir juga yang didengar ia tengah mempersiapkan hari spesialnya. Sekarang ia sementara berbakti pada orangtuanya sambil berbisnis onlen di Bungoro Kabupaten Pangkep.
Sekarang genk Anak Sholeh sudah menemui takdirnya masing masing. Jika dulu kami sering bertemu di @Rakit Gowa membingcangkan masa depan kami, hari ini masa depan itu sudah kami lihat, walau masih terkesan kabur seperti saat orang bermata minus melepas kacamatanya.
Tiga perkara yang kadang tak terpikirkan oleh saya dan teman teman adalah persoalan Jodoh (menikah), Kerja dan (melanjutkan) Kuliah. Sehabis menamatkan sarjana dua tahun lalu, banyak di antara teman temanku yang bingung harus berbuat apa. Di antara yang banyak itu tak bisa ia satukan di antara tiga perkara yang rasanya sulit sekali disatukan. Akhirnya rata rata mereka memilih 'mencari kerja'. Meskipun ada sebagian teman kelasku saat itu yang juga sudah melanjutkan S2 sambil kerja. Hanya beberapa yang pada akhirnya memilih menikah seperti keputusan yang saya ambil.
Nah saya berpikir, tiga perkara itu sebetulnya bisa disatukan. Jika kita mau, dan ada niat keras untuk mewujudkannya. Meskipun saya merasa saat ini belum mencicipi kesuksesan, tapi setidaknya menytukan tiga perkara itu telah kubuktikan sendiri. Dan insya allah bisa.
Semoga teman teman genk Anak Sholeh bisa sholeh di mana pun berada. Bisa sehat wal afiat, dan bisa segera berbagi kabar baiknya. Sekian.😊
*Apa komentar Anda setelah membaca curhatan singkat ini? Silakan sampaikan pada kolom komentar di bawah. Jika ada masukan, jangan sungkan tuk sampaikan.🙏
MgP