KAMIS sore, 1 Oktober 2020. Sepulang dari mengirim paket buku di kantor JNE cabang Sungguminasa Gowa, saya singgah di outlet Alvokad Kocok Duo Big cabang Sungguminasa Gowa.
Kebetulan istriku yang tengah menyusui anak pertama yang baru berusia tujuh bulan, butuh nutrisi dari buah Alpukat.
Pilihan pun jatuh kepada Alpukat Kocok.
Alasan pertama, karena simpel. Kedua, saya sudah pernah mencobanya dan enak. Akhirnya lama kelamaan outlet ini pun jadi salah satu incaran ketika haus dan lapar melanda tapi hanya ingin mengonsumsi buah.
Yap.
Varian Rasa Toping Beragam
Berbulan bulan sebelumnya, kami sudah mencoba beberapa varian dari alpukat kocok duo big ini. Terutama karena disediakan toping yang beragam. Seperti Oreo, Milo, Cokelat, Nangka, Keju dan Original.
Semuanya mantap.
Apalagi karena Alpukat Kocok ini ternyata punya cabang di beberapa kota. Artinya sudah punya brand tersendiri.
Kejadian yang Tak Terlupakan
Saya ingin lanjutkan dulu bagian tulisan awal di atas.
Tepat di sore tanggal 1 Oktober itu, saya singgah membeli alvokad kocok. Tepat jam 5 sore. Kulihat beberapa Ojek Online parkir di depan outlet yang terletak di jalan Sultan Hasanuddin, Pandang pandang Kabupaten Gowa ini.
Saat ingin beli, ada satu kejadian. Uang saya tidak cukup!
"Waduh bagaimana ini, uangku sudah kupakai tadi buat ongkos kirim buku," kataku dalam hati.
Lagi pula, pelayan perempuan berkacamata itu terus melihat saya. Dari matanya ia bertanya tanya, apakah saya jadi beli atau tidak.
Harga per pcsnya Rp20.000,- Namun jika beli di outletnya langsung, kita bisa dapat promo dengan harga Rp35.000,- sudah bisa bawa pulang 2 gelas Alvokad Kocok ini.
Karena outlet ini tak menerima pembayaran lewat transfer rekening dan juga tidak (mungkin belum) menyediakan alat pembayaran non tunai, akhirnya saya menuju ke motor saya.
Uang tunai yang saya pegang hanya Rp17.000,- kurang sedikit lagi.
Saya minta tawari pun tidak bisa. Harganya tetap dua puluh ribu rupiah.
Saya kembali ke motor. Lalu memeriksa tas kecil yang saya kenakan sejak berangkat dari rumah.
Agak lama saya memeriksa.
Tak lama kemudian, akhirnya saya menemukan selembar uang kertas. Warnanya merah.
Wow seketika saya bersyukur. Akhirnya saya bisa belikan istri alvokad kocok.
Saya menuju ke outlet itu lagi. Lalu memesan 2 pcs Alvokad Kocok seharga Rp35.000,-.
Saya memilih dikasih toping oreo dan satunya lagi, cokelat.
Kurang dari 10 menit.
Saya tiba di rumah. Kulihat istriku sudah menunggu di teras, bersama putra saya. Ada sepupuku juga yang duduk di situ. Kebetulan ia baru tiba dari Mamuju.
Kuminta istriku mengambil tambahan gelas dan sendok. Karena tentu, saya juga ingin membagi ke sepupu saya yang sebentar lagi jadi mahasiswa baru Universitas Bosowa.
Kubuka plastik tutup dari gelas Alvokad Kocok duobig. Yang rasa oreo, kukasih ke istriku. Sedangkan yang cokelat kubagi dengan sepupu.
Awalnya belum tampak namun seketika ada yang aneh
Masih terasa topingnya. Tambahan es batu membuat Alvokad kocok ini jadi makin dingin.
Beberapa menit kemudian, belum setengahnya, rasanya mulai berbeda.
Istriku berhenti menguyah. Begitu juga dengan sepupuku.
"Rasanya pahit sekali, tidak seperti biasa," ketus istriku tiba tiba.
Saya langsung mencoba yang ada di gelasnya.
Dan benar. Semakin kuaduk, saya hampir tidak melihat potongan buah alpukat yang berwarna hijau itu.
Isinya hanya hitam pekat.
Rasanya seperti sisa daging alpukat yang ada di sekitar kulit alpukat -yang semestinya sudah harus dibuang-.
Saya mencoba yang di gelas saya, juga seperti itu. Ada rasa pahit sekali.
Tak lama kemudian, istriku masuk ke kamar. Sepupuku meninggalkan teras dan segelas Alvokad Kocok yang kusediakan.
Alvokad Kocok yang baru saja kubeli (dengan agak susah payah itu) sekita tampak dikacangin. Ia ditinggali para penikmatnya, sebelum ia habis.
Seketika, saya merasa gagal menghadirkan cemilan plus minuman yang asyik.
Dengan berat hati, saya buang isi alvokad kocok yang ada di tiga gelas itu. Masih banyak. Tapi mau diapa lagi, rasanya sulit diterima di tenggorokan.
Googling alvokad Kocok Duobig
Sebelum membuang kemasannya, saya melihat ada satu kalimat tagar yang membawa saya ke salah satu akun instagram Alvokad Kocok DuoBig ini.
Nama tagarnya #Alpokatkocokpertamadimakassar.
Saya akhirnya mendapat akun IG @alvokadkocok_duobig.
Saya kirim DM ke akun itu.
Saya awalnya ingin meminta kontak salah satu outletnya yang di Gowa, tempat saya membeli alpukat kocok sebelumnya.
Saya mencari akun IGnya. Tapi tidak dapat.
Akhirnya saya menjelaskan keluhan saya. Dengan harapan, semoga itu tidak terulang ke pelanggan lainnya.
Saya yakin ini di luar kesengajaan pelayannya. Sebab saya tahu, ini sangat jarang terjadi.
Setelah menjelaskan kepada admin IG Alvokadkocok_duobig, saya pun diminta untuk mengambil ganti Alvokad kocok yang baru, di outlet tempat saya membeli.
Karena jarak saya tak jauh, akhirnya saya pun menuju outlet itu (jam 7 malam, 2 Oktober 2020). Seketika saya tiba di sana.
Ada dua pelayan yang tampak ramah. Yang satu sedang sibuk menghitung uang, satunya lagi tampak tidak sibuk. Ia seperti menunggu seorang pelanggan.
Kulihat ada banyak ojol yamg duduk duduk sambil bercengkrama di depan outlet ini.
Tak lama, saya pun langsung menyodorkan hp saya ke pelayan. Tanpa bicara. Saya memperlihatkan sebuah pesan dari DM instagram.
Mereka langsung paham. Dan menanyakan kembali pesanan saya yang ingin diganti. Tak lama menunggu, pesanan pengganti saya pun selesai.
Sebelum pamit, saya membuka masker saya. Dan berkata terima kasih.
Pelayannya pun tersenyum.
Pelanggan Dihargai
Saya pun pulang ke rumah dengan perasaan bahagia. Bahagia sekali. Karena merasa sebagai pelanggan, komplen kami dihargai.
Dari sini kita bisa menilai bagaimana sebuah perusahaan yang bekerja dengan bisnis tapi juga mengedepankan kualitas layanan.
Ia rela mengganti produk yang dikomplain pelanggannya.
Saat di rumah, kuceritakan ini kepada Istriku. Seketika ia mendukungku agar cerita ini segera kutulis di blog.
Alhamdulillah, rasa alpukat kocok duobig ini memang enak. Kami akhirnya merasakan bagaimana campuran buah alpukat asli bersatu dengan toping oreo dan juga toping cokelat. Ada sedikit susu yang membuatnya manis. Dan sangat kelihatan daging alpukatnya.
ISINYA DAGING SEMUA.
Alhamdulillah. Seketika istriku bahagia.
"Deh, kenyang ka' langsung, Ayah," katanya, "Tidak usah maka'lagi ini makan nasi di'"
Sederhana bahagia istriku, sederhana pula bahagiaku.
Bersyukur bisa kenyang dan tentu saja, sehat dengan jus Alvokad kocok duobig.
Terima kasih kepasa pelayan, admin Instagram yang meneruskan komplain pelanggan serta kepada Owner dari Alvokad Kocok DuoBig.
Seketika jika saya tahu nomor WhatsApp ownernya ini, maka saya akan kirimkan tautan blog ini. Agar ia bisa baca cerita sederhana dari salah satu pelanggannya. Yang awalnya sedikit kecewa, tapi seketika berubah jadi makin cinta dan sangat mengapresiasi tindakan dan layanan dari para pegawainya.
Saya ingin katakan, pegawainya ini kompak dan fast respon terhadap pertanyaan serta komplain para pelanggan.
Orang boleh mendirikan bisnis apa saja. Tapi ketika ia tidak siap menerima komplain, itu tandanya bisnis itu belum dewasa.
Saya melihat Alvokad Kocok Duo Big sudah dewasa dan pelayanannya juga profesional.
Bagi kalian yang belum coba alvokad kocok ini, silakan dicoba ya.
Salam,
Galang & Ainun,
pasangan yang kebetulan suka alpukat.
Comments
Post a Comment