Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Apresiasi

mallsampah.com, bermanfaat dan menguntungkan

Tiga hari lalu, adik saya Sakina, meng-unduh aplikasi MallSampah dari PlayStore. Ia baru saja membereskan kamarnya, sebab agak lama ia akan tinggalkan. Ia ingin ke Kediri, Jawa timur sekitar 3-5 bulan. Setelah membereskan barang, ia menyimpam dua kantong hitam hitam besar berisi kertas bekas print tugas kuliah dan skripsi. Tak lama kemudian, ia berkata ke saya.  "Nanti ada itu mallsampah datang ambil ini barang." "Apa itu Mallsampah?" tanya saya heran. "Kenapa tidak langsung saja ditimbang di dekat rumah?" "Itu aplikasi, dipesan online. Nanti petugasnya datang sendiri. Tunggu saja." Tiga hari berlalu. Sakina sudah berada di Kediri saat petugas dari MallSampah menghubungi saya. Menanyakan alamat persis rumah saya. Tak lama kemudian, datang. Ia lalu menyiapkan timbangan. Sekitar 5 menit bercerita, mereka akhirnya pulang. Sebelum pulang, saya dikasih duit.  Saya heran dan terima begitu saja.  Di akhir saya baru tahu kalau mereka tadi itu membayar &q

Posyandu Kelurahan Batangkaluku

HARI ini, Sabtu 3 Oktober 2020, dilaksanakan Posyandu di kelurahan Batangkaluku.  Anak saya, tujuh bulan yang imunisasinya sudah lengkap, harus tetap kontrol kesehatan.  Salah satunya adalah penimbangan berat badan.  Alhamdulillah, berat badan bayi pertama saya ini meningkat dari bulan sebelumnya. Naik sebesar 3 ons. Sekarang berat Iqra Hafiz Firdaus adalah 7,3 kg. Saya ingin cerita sedikit tentang layanan Posyandu di lingkungan tempat tinggal saya. Selamat membaca, semoga bermanfaat. Apa itu Posyandu Posyandu Kel. Batangkaluku (Foto: Dok. Pribadi) POSYANDU atau Pos Pelayanan Terpadu atau Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Wikipedia).  Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (PKBM).  Dasar aturan diselenggarakannya ini yang terakhir adalah Permenkes Nomor 8 tahun 2019 tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. D

Alvokad Kocok

KAMIS sore, 1 Oktober 2020.  Sepulang dari mengirim paket buku di kantor JNE cabang Sungguminasa Gowa, saya singgah di outlet Alvokad Kocok Duo Big cabang Sungguminasa Gowa. Kebetulan istriku yang tengah menyusui anak pertama yang baru berusia tujuh bulan, butuh nutrisi dari buah Alpukat.  Pilihan pun jatuh kepada Alpukat Kocok.  Alasan pertama, karena simpel. Kedua, saya sudah pernah mencobanya dan enak. Akhirnya lama kelamaan outlet ini pun jadi salah satu incaran ketika haus dan lapar melanda tapi hanya ingin mengonsumsi buah. Yap.  Varian Rasa Toping Beragam Berbulan bulan sebelumnya, kami sudah mencoba beberapa varian dari alpukat kocok duo big ini. Terutama karena disediakan toping yang beragam. Seperti Oreo, Milo, Cokelat, Nangka, Keju dan Original. Semuanya mantap. Apalagi karena Alpukat Kocok ini ternyata punya cabang di beberapa kota. Artinya sudah punya brand tersendiri.  Kejadian yang Tak Terlupakan Saya ingin lanjutkan dulu bagian tulisan awal di atas.  Tepat di sore tan

Kunjungan dari Rumania

Rumania | Source: https://id.maps-bucharest.com/ PERNAH ada kunjungan yang tiba tiba masuk ke situs blog ini.   Saya heran, mengapa ada banyak kunjungan dari negara Rumania?  Saya melihat, peningkatan trafik blog lebih dari 100%. Memang, pada dasarnya ada satu postingan blog yang mengalami peningkatan drastis tiap harinya. Saya sadar, kunjungan blog ini tidaklah banyak pada hari biasa. Oleh karenanya, ketika statistik blog ini meningkat, saya jadi heran. Akhirnya saya cari tahu ke Om Google. Mencoba menelusuri jejak jejak negara Rumania dan Indonesia . Apakah terkait bahasa, sosial, politik, budaya, atau sejarah. Setelah saya menelusuri, saya tak mendapat apa apa. Ya iya, bahasanya saja beda. Bagaimana saya mau tahu lebih jauh, kan..  Namun, ada satu hal yang saya dapat.  Aktivitas tentang Keindonesiaan di Rumania Ini berasal dari website kementerian luar negeri . Lebih tepatnya dari Kedutaan Besar RI di Bucharest, Rumania (Merangkap Republik Moldova). Ternyata, selama empat bulan ter

Syukuran 2 tahun Jariah Publishing

KAMI akan mengadakan acara terbatas untuk launching dan peringatan 2 tahun Penerbit Jariah Publishing pada Ahad, 23 Agustus 2020 sore.  Kegiatan ini sebagai bentuk syukuran atas apa yang kami raih sampai hari ini. Juga sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat akan kehadiran usaha kecil kami. Kami masih ingat bagaimana perjuangan membentuk perusahaan penerbitan buku. Pengurusan CV Mulai dari mengurus CV, mengurus NPWP, mengurus TDP, SITU, SIUP, Surat Keterangan Domisili, Surat Keterangan Bayar Pajak (PBB), dll.  Setelah itu mendaftar di Perpustakaan Nasional RI sebagai penerbit. Proses ini juga tidak cepat. Kami bahkan sempat dua kali mendaftar sebab ada isian pada formulir pendaftaran yang mesti diganti. Semua ini diurus selama kurun waktu empat bulan lamanya (April hingga Agustus 2018) dan menghabiskan jutaan biaya. Tentu biaya paling banyak terkuras dalam pembuatan CV di Notaris  (dalam bahasa Belanda kepanjangan CV adalah Commanditaire Vennootschap, dalam bahasa kita berarti per

Pengumuman

Pemenang Ajang Blog Rakit Gowa SETELAH beberapa waktu diadakan ajang blog RAKIT Gowa - Jariah Publishing yang dimulai pada 30 Juli - 12 Agustus 2020, didapatlah empat akun blog yang masuk kategori. Ada dua catatan dari Juri. Penentuan pemenang dilihat dari artikel yang dituliskan, kesesuaian dengan tema juga terindeksnya artikel blog di mesin pencari Google dengan mengetik keywords tertentu. Kedua, juri memilih dari isi postingan blog yang unik. Pertama, setelah mengetikkan keywords "Jariah Publishing", maka ada satu blog dari peserta yang masuk di halaman dua Google. Artikel blog itu berjudul "Terbitkan Buku Sendiri di Penerbit Jariah Publishing" , ditulis oleh Einid Shandy yang diposting pada 05 Agustus 2020. Silakan klik judul tulisan untuk membacanya. Kedua, tibalah kami pada blog milik Alifah Nurkhairina. Dalam postingan blognya yang diunggah pada 10 Agustus 2020 setidaknya punya kesan tersendiri. Ina, begitu ia disapa mengawali tulisannya dengan cerita KKN la

Syamsul Alam

SORE  di 9 Agustus 2020, seorang guru asal Biringbulu kab. Gowa datang ke Penerbit Jariah Publishing. Ia datang dengan tujuan menjemput buku.  Buku itu milik Nur Ikhsan. Ia sendiri bertindak sebagai editor sekaligus layouter di buku itu. Buku berjudul Masa Lalu Tidak Pernah Bisa Dimiliki, Ia Telah Diadili Tuhan adalah karya siswanya yang sekarang sedang mondok di salah satu pesantren di Pulau Jawa. Meski berprofesi utama sebagai seorang Guru di sebuah SMA Negeri di salah satu daerah dataran tinggi, tak sedikit pun menyurutkan kreativitasnya. Di tengah keterdesakan, ia hadir memberi solusi. Di tengah keterbatasan ia datang mengubah pola pikir buat sekelilingnya. Ia juga seorang penulis. Tiga bukunya dicetak di Jariah Publishing (dua judul dengan penerbit Jariah Publishing dan satu judul dengan penerbit lain yang kini sudah tidak aktif). Baca juga wawancara saya dengan Syamsul Alam di WARNASULSEL.com Karena ia menulis, tak sedikit dari siswanya ikut termotivasi untuk menulis. Termasuk me

Website Toko

MASIH pagi pagi sekali. Sebuah suara membangunkan kami semua. Ada suara dari luar. Kulihat, jam baru menunjukkan pukul 5 pagi.  Di luar masih gelap. Saya akhirnya membuka pintu. Kupersilakan masuk. Langsung tidur di kamar yang disediakan. Pagi pukul 7.  Bikin kopi. Duduk santai di depan rumah. Mengasap. Lalu saya menanyakan perkembangan channel youtube dan toko barunya di Mamuju.  "Sekarang orang orang beralih ke online, termasuk toko dan jualannya," katanya. "Di salah satu grup saya di FB, ada orang yang menawarkan jasa buat website toko online." "Sini saya buatkan web toko ta'," saya memintanya mengeluarkan sejumlah biaya buat pembuatan website, terutama pembayaran domain yang diinginkannya: dotCom. Akhirnya, tak lama kemudian sejumlah uang keluar dari dompetnya dan segera berpindah ke kantongku. Saya lalu masukkan uang itu di rekening bank. Lalu sesaat tiba di rumah, saya menyalakan komputer.  Membuat Website Toko Online Karena belum punya akun em

Media Sosial

BEBERAPA bulan terakhir ini, waktuku banyak dihabiskan di media sosial . Daripada habis begitu saja, maka saya ingin menggosipi media sosial itu di sini. Macam Macam Media Sosial source: pexels.com Ada beberapa media sosial yang saya mainkan. Di antaranya Facebook (paling sering), Twitter (agak sering) dan Instagram (jarang). Facebook Saya termasuk orang yang masih betah di Facebook. Alasannya sederhana. Masih ada teman Facebook yang saya senangi postingannya.  Beberapa nama akun FB itu saya bisa tulis: AS Laksana, Puthut EA, Iqbal Aji Daryono, Edi Mulyono, Agus Mulyadi (sekaligus saya sebut Kalis Mardiasih), Kabut, Arief Balla dan Yusran Darmawan. Nama terakhir, saya baru saja berteman di Facebook. Tapi, tiap ada status barunya, pasti muncul paling awal di kronologi saya.  Algoritma Facebook seperti membawa akun yang kita senangi muncul di paling awal saat kita membuka aplikasi besutan Mark Zuckerberg ini. Nama nama teman FB di atas, saya suka karena postingan postingannya yang ru

Arief Balla

PERTAMA , saya ingin ucapkan Selamat Ulang Tahun buat Arief Balla. 5 Juli 2020. 5 Juli lalu entah tahun berapa (intinya usianya sekarang masih 20-an), Arifuddin kecil lahir di sebuah tempat terpencil di Sinjai.  Seperti yang pernah dia tulis, jika Anda ingin cari lokasi itu di peta, niscaya lokasinya tidak akan kelihatan. Namun entah kalau pakai bantuan aplikasi Google Maps. Di tanggal 5 Juli ini ia mengumumkan sebuah Give Away berhadiah buku yang ia posting beberapa hari lalu di laman Instagram dan Facebooknya. Ia memberi pertanyaan: cukup tuliskan tiga hal tentang merantau. Nah, mengapa kata 'merantau' yang ia pilih?  Sederhananya, mungkin karena seorang Arief ini sejak kecil sudah merantau. (Lihat halaman Tentang Penulis di buku Kepada Jauh yang Dekat, hlm 323); atas keputusannya sendiri, ia merantau ketika hendak naik kelas empat SD. Bayangkan, ia merantau dari Kabupaten Sinjai ke Kabupaten Bone Sulawesi Selatan -dengan keinginan sendiri-.  Saya rasa, sejak SD, ia sudah ber

Kasman, si Peternak Telur Puyuh dari Tellulimpoe Sinjai

Saya bersama Kasman (tengah) dan Akbar (kanan), Makassar (01/02/2020) NAMANYA KASMAN . Pemuda 27 tahun ini memulai usaha telur puyuhnya pada awal November 2018 lalu.  "Awalnya dari 90 butir diuji coba di alat penetas, berhasil 70 ekor menetas dan yang berhasil besar cuma 30. Nah 30 ekor itu yang besar dan bertelur," begitu Kasman mengingat kisah awalnya saat ia baru memulai berternak telur puyuh. Kini, sudah ada sekitar 217 ekor puyuh yang ia ternakkan di tempatnya di Dusun Toribi Desa Kalobba, Telulimpoe Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Kasman sebenarnya memiliki pekerjaan utama, namun menjadikan usaha ternak puyuhnya ini menjadi usaha sampingan. Meski hanya sampingan, ia sangat menikmati pekerjaannya itu. "Ya, namanya saja hobi, jadi enak ji dikerja," katanya kepada saya saat bertemu di Makassar, 1 Februari 2020 lalu. Ia bersama ponakannya yang juga bagian dari tim marketing dan penjualan, Muhidal Akbar datang dari Sinjai menuju Makassar membawa

#dariteman

Sebenarnya saya ingin unggah status ini di akun twitter saya, tapi karena kelebihan kata, makanya saya tarik ke sini. Meski status ini tak penting amat buat Anda, tapi saya merasa ingin saja menuliskan ini. Walaupun keterbatasan wadah dan saya menulis ini dengan satu jari lewat layar gawai. #bookstory Cerita ini datang dari seorang teman sesama mahasiswa, siang tadi saya baru ketemu di rumahnya di Antang, Makassar.  Saat saya baru datang, dia langsung sibuk ingin menjamu saya sebagai tamunya. Padahal saya tidak mengharap apa apa selain agar buku yang kubawa bisa dibacanya. Ternyata... Tidak sampai di situ, setelah salat zuhur, dia membawa saya mencoba masakan pallubasa di warung dekat rumahnya. Dia bahkan menambahkan satu telur asin dan sepiring nasi di dekat pesanan semangkuk pallubasa yang isinya daging semua. Bahkan dia juga meneraktir saya dengan jus jeruk peras yang sedang banyak dijual di pinggir jalan. Sesampai di rumahnya, di jalan Arsitektur Raya, Perum

Guru Favoritku Itu Bernama Ibu Munasiah

Ya, namanya Ibu Munasiah. Guru Biologi SMPku. Inilah guru favorit yang mengajarkanku banyak hal. Mulai dari apresiasi (pentingnya menghargai potensi siswa) hingga memberikan apa yang siswanya butuhkan. Ia dapat mengajar berapa jam pun di kelas, dan tak satu pun siswa yang bosan. Pengalaman bersamanya tak terlupakan meski 10 tahun berlalu. Pernah suatu ketika, waktu itu adalah saat saat sedih di sekolahku itu. Saya harus pindah ke Mamuju, Sulawesi Barat untuk mengikuti ibu yang diangkat jadi guru tenaga kontrak di sana. Singkat cerita, acara perpisahan pun dimulai di sekolahku. Ada Ibu Munasiah yang memandu. Setiap siswa diajak menuliskan di secarik kertasnya sebuah pesan dan kesan tentang saya. Perpisahan pun betul betul terjadi. Dan itu terjadi secara tiba tiba. Sebab tak ada kabar satu minggu atau sebulan sebelumnya kalau saya akan pindah.  Saya bukanlah siswa yang berprestasi saat itu, bukan pula ketua kelas, tapi saya mendapat perlakuan yang luar biasa dari ibu gu

Petualangan Seorang Ayah

Pada 5 Mei 47 tahun silam, di sebuah Desa kecil bernama Panciro, lahirlah sosok manusia hebat. Namanya Mursalim. Di masa kanak kanaknya ia akrab disapa "Salim" atau "Saling" (panggilan orang Makassar yang selalu melebihkan huruf "g"). Lain lagi dengan panggilan khusus suku Makassar yang memiliki "Pa'daengang". Nah Mursalim Daeng Sigollo nama lengkapnya. Ia besar di Panciro, meskipun menamatkan SMA di Limbung, daerah yang tak jauh dari Panciro. Lalu kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Tadulako, Palu dan menyelesaikan studi di jurusan Ekonomi Pembangunan. Ia pernah bercerita, pasal ia mengambil jurusan itu karena ia punya cita cita, orang dengan jurusan Ekonomi Pembangunan, bisa membangun perusahaan. Meskipun, pada akhirnya, ia tidak berhasil mewujudkannya. Saya sengaja menuliskan uraian singkat ini, agar kalian tahu, siapa sosok yang menjadi teladan saya sejak kecil. Ya, dialah ayahku ini. Yang banyak mengajarkan untuk berani, dan

Kitab Puisi Pranala Siap Dibedah di UIN Alauddin Makassar

Dunia kampus adalah panggung kreativitas. Menciptakan nuansa kreatif menjadi tanggungjawab  Mahasiswa. Sebuah lembaga intra kampus jika ingin dikenang, bukan karena membuat banyak kegiatan dalam satu periode kepengurusan. Akan tetapi bagaimana kegiatan yang dilakukan itu bisa memberi makna besar, di antaranya adalah karena kegiatan tersebut memiliki nilai yang patut diingat bertahun-tahun mendatang karena ada momentum berbeda dari biasanya. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Pidana dan Ketatanegaraan (HPK) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar adalah salah satu contoh. Mahasiswa yang tergabung dalam bidang keilmuan dan keperempuanan, membuat konsep diskusi yang nyaman dan terarah. Salah satu yang tampak berbeda dari kegiatan-kegiatan biasanyanya adalah, karena adanya acara bedah buku.  Bedah buku Pranala sebuah kitab Puisi karya M. Galang Pratama, seorang mahasiswa HPK angkatan 2013.  Salah satu pengusung kegiatan ini, Kasrum Hardin mengatakan kegiatan ini sang

Baca Puisi on Radio

Saya belum pernah membacakan puisi saya secara langsung di radio. Ini ON AIR, dan pengalaman pertama itu terjadi hari Kamis malam, 15 Juni 2017. Saya mendapat undangan dari Pak Rusdin Tompo, melalui pesan di fb. Saya membacakan beberapa puisi saya di stasin Radio RRI Makassar, bersama para pembaca puisi muda yang luar biasa. Dan saya sadar pada diri saya saat itu juga, saya harus memperbaiki tulisan tulisan saya. Terutama tulisan untuk dibacakan. Soalnya baru tahu, kalau tulisan yang dibacakan dengan bersuara itu berbeda dengan tulisan yang dibacakan di dalam hati. Itu saja sih. Source : https://ichef.bbci.co.uk

Membaca Mahasiswa Indonesia Timur Masa Kini

Marilah kita pahami potensi anak muda, mahasiswa di Sulawesi, Makassar dan sekitarnya. Jika Mei '98, mahasiswa berorasi demi menegakkan reformasi Maka tahun 2017 ini, mahasiswa tidak lagi berjuang dengan demonstrasi Batu dan kayu telah berubah jadi buku Atau barangkali gawai Pelantang telah berganti jadi mik seminar literasi budaya Atau barangkali mik karaokean Dahulu pergerakan di awal, baru ada suara pemimpin,  Saat ini pemimpin bersuara dulu (di media) baru kemudian rakyat bergerak.  Kalimat Bung Hatta sepertinya sudah kebalik. *** AWAL tahun 2000-an hingga medio 2014, mahasiswa Makassar dikenal karena demonstrasinya yang sedikit banyak berakhir dengan anarkis. Namun belakangan ini, semuanya sudah berbeda. Kuulangi sekali lagi. Semuanya sudah berbeda. Mahasiswa Makassar tidak seperti yang dulu lagi. Hari ini, akhir tahun 2016 hingga awal 2017, banyak anak anak muda Makassar yang membuktikan kelebihannya. Bahkan Wali Kota Makassar, Bap

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog