Marilah kita pahami potensi anak muda, mahasiswa di Sulawesi, Makassar dan sekitarnya.
Jika Mei '98, mahasiswa berorasi demi menegakkan reformasi
Maka tahun 2017 ini, mahasiswa tidak lagi berjuang dengan demonstrasi
Batu dan kayu telah berubah jadi buku
Atau barangkali gawai
Pelantang telah berganti jadi mik seminar literasi budaya
Atau barangkali mik karaokean
Dahulu pergerakan di awal, baru ada suara pemimpin,
Saat ini pemimpin bersuara dulu (di media) baru kemudian rakyat bergerak.
Kalimat Bung Hatta sepertinya sudah kebalik.
***
AWAL tahun 2000-an hingga medio 2014, mahasiswa Makassar dikenal karena demonstrasinya yang sedikit banyak berakhir dengan anarkis.
Namun belakangan ini, semuanya sudah berbeda. Kuulangi sekali lagi. Semuanya sudah berbeda. Mahasiswa Makassar tidak seperti yang dulu lagi.
Hari ini, akhir tahun 2016 hingga awal 2017, banyak anak anak muda Makassar yang membuktikan kelebihannya.
Bahkan Wali Kota Makassar, Bapak Moh. Ramdhan Pomanto, di salah satu media cetak, pernah berkata:
"Anak muda (di) Makassar itu punya semangat yang besar dan ber api api. Kita semua hanya butuh memahaminya."
Kita tahu, di balik setiap diri manusia pasti telah dititipkan sebuah potensi. Sekarang ini, pemuda pemudi Makassar menyuplai potensi luar biasa itu bagi perkembangan daerah dan bangsa.
Mengangkat budaya lokal lewat film, sastra dan pertukaran budaya. Itulah contoh yang harus diberi apresiasi.
Film film lokal Makassar yang dibuat oleh sineas mudanya, telah menampakkan taringnya hingga ke Nasional. Bahkan di Makassar (Sulsel) pada khususnya dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada umumnya telah menjadi pusat pusat kajian sastra budaya.
Sudah banyak lahir komunitas komunitas literasi yang telah menggaungkan semangat menulis dan membaca. Sudah banyak anak anak muda yang mulai melek akan sastra dan budaya literasi. Ini patut mendapat dukungan.
***
CATATAN ini hadir bukan untuk menghasut agar paradigma dan perspektif Anda tentang mahasiswa Makassar bisa berubah. Bukan. Bukan itu.
Tulisan ini pun tidak berisi hasutan politik atau hanya ingin mencari citra media massa. Saya pikir itu adalah jalan terendah yang bisa ditempuh untuk mengubah cara pandang seseorang.
Saya menuliskan ini, hanya atas dasar kerelaan hati untuk menuliskannya. Hatiku memberontak ingin menulis. Sebab, inilah realitas yang ada hari ini. Anda boleh percaya atau tidak. Namun sekarang, begitulah keadaannya.
Zaman boleh berubah, tapi potensi harus tetap tersalurkan!
Hidup anak muda Makassar. Hidup mahasiswa Indonesia. Hidup literasi.
Mari berjuang lewat potensi kita masing masing. Demikian saja!
Gowa, 5 April 2017
With direktur. Muhammadiyah University of Makassar is educating foreign students through scholarship of Darmasiswa RI in academic year 2015/2016. More Info Click Here. |
The International Cooperation of Unismuh Makassar. More Info Click Here. |
UMI Student Council. More Info Click Here. |
IMSTC (Indonesian Medical Student's Training & Competition) in 2017 is in sight. More Info Click Here. |
Faisal Oddang. A student of Indonesian Literature at Hasanuddin University in Makassar, writing poetry and short stories for various media. More Info Click Google or Here. |
SPE Unhas SC Got 1st dan 2nd Place for Paper Competition & 3rd Place for Study Case at Integrated Petroleum Engineering and Competition 2015. More Info Click Here. |
Six Students of UNM Accepted as A Delegated for SEALS 2017. More Info Click Here. |
Students of UNM Created a Comic (KAMAKI). More Info Click Here. |
Students of UNM Get a Golden Medal in International Choir Festival Thailand, 2016. More Info Click Here. |
The team from local university UIN Alauddin Makassar beat 10 other finalists to take the top spot with its MACCA App in Singapore. More Info Click Here. |
The Consulate teamed up with the Alauddin State Islamic University and Microsoft for an intense, four-hour “coding” workshop. More Info Click Here. |
Students of Alauddin State ISlamic University of Makassar (UIN Alauddin Makassar) be A Winner in IT Fair Competition, 2016. More Info Click Here. |
Comments
Post a Comment