Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Future

Berani bermimpi selagi ada modal

Mimpi yang jadi kenyataan Baiklah, saya ingin sedikit menuliskan tentang pengalaman saya yang bermula dari mimpi.  Mimpi tak bisa dilarang. Setiap orang berhak atas mimpinya.  Lima tahun lalu saat saya pertama kali masuk di S1, saya mulai mengakrabkan diri dengan tulisan. Mulai dari menulis artikel di media massa hingga menulis sajak singkat di buku catatan harian. Tahun itu menjadi amuk besar emosi saya. Pasalnya saya sangat pusing saat itu untuk mengetahui di bidang apa passion ku berada. Bakatku masih abu-abu kala itu. Dua tahun pun berlalu. Kepenulisan saya mulai berkembang. Hal itu ditandai dengan aktifnya saya menulis, termasuk mengirimkan tulisan ke media massa lokal -dan dimuat-, serta rampungnya buku pertamaku berjudul "The Poetic Critique." Di tahun yang sama saya juga menerbitkan buku "Senandung Rindu" kolaborasi bersama penulis Ainun Jariah, yang kini jadi istriku. Saya bersyukur sebab bisa ditunjukkan bakat ini. Ya, bakat menulis, termasuk mengedi

Menjenguk Kenangan di MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa

Galang dan Ainun di SMP/MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa, 16 Juli 2018 Foto : Siswa MTs Kelas VII/TN Tahun Ajaran 2007/2008, saya mulai masuk di SMP/MTs Aisyiyah Sungguminasa. Ya, sekolah ini menjadi batu loncatan bagi saya, sebab menemukan seorang guru baik bernama Pak Sudirman (Guru Mapel Matematika, yang baru hari ini saya ketahui kalau beliau sudah pensiun, tapi masih tetap mengabdi) dan Ibu Munasiah (Guru Biologi yang sekarang menjabat kepala perpustakaan sekolah ini). Asal mula saya menyenangi ke dua mapel tersebut berkat dua guru itu. Saya masih ingat ketika masih duduk di kelas VII, ketika pelajaran berlangsung, tiba tiba saya mendapat panggilan oleh seorang siswa kelas IX. "Kamu dipanggil sama Pak Sudirman," katanya. Saya heran, guru itu adalah guru senior dan sangat disegani oleh siswa di sekolah ini, tapi saya dipanggil oleh beliau untuk datang ke kelasnya. Kala itu beliau mengajar Matematika di kelas IX. Sesampai di kelas saya pun seketika diberi kap

Ramadan Kali Ini

Ramadan kali ini, saya tidak sendiri lagi. Momen bulan ramadan bagi masyarakat beragama Islam adalah agenda terpenting tiap tahunnya. Bulan inilah yang menjadi petanda akan hadirnya kekuatan spiritual yang melanda setiap jiwa jiwa yang beriman. Ada hal yang utama di bulan ini yang tidak boleh terlewatkan. Berkumpul bersama keluarga, merupakan hal yang paling dinantikan, baik di awal memasuki bulan puasa, maupun di akhir ramadan atau tepat di malam lebaran. Keluarga menjadi satu-satunya penanda bahwa setiap hati memiliki gejolak rindu yang mesti dipatuhi. Oleh karenanya, jika awal sahur dan berbuka (puasa), hanya dijalani seorang diri, kemudian hingga hari lebaran tiba, tetap masih sendiri, sungguh itu kecelakaan yang pasti. Tentu kesepian akan merenggut batinnya. Begitu pentingnya keluarga di bulan ini, kurang satu saja anggota keluarga, maka seisi rumah akan terasa seperti ada yang hilang. *** 1 Ramadan 1439 H, saya tidak sendiri lagi. Jika sebelumnya saya pernah mer

Selamat Tinggal

Aku terlahir bukan sebagai manusia yang mudah putus asa. Itulah kalimat yang selalu kulontarkan untuk hati dan pada  jiwa di kala semangatnya redup. Bukan hal yang tak mungkin, seringkali diri kita mengalami "down." Yaitu perasaan berada pada titik terendah. Baik itu kaurasakan lewat pikiran maupun melalui hati. Tak ada yang dapat kulakukan kali ini selain mencoba menyatakannya lewat kata-kata. Karena aku tahu, di situlah letak kekuatanku sesungguhnya. Aku tidak habis pikir, hari-hari yang telah terlewati begitu saja. Cepat. Tanpa ada satu momen yang membuatku lebih berharga atau (mungkin bahasanya yang lebih halus:) dapat lebih berkualitas. Aku menyia-nyiakan waktu, dan kau tahu, menuliskan penyesalan itu tak ada baiknya kecuali kausegera menghapusnya.  Dan berusaha meninggalkan jauh, masa kelam yang dulu dulu. Dan mulai berpikir saat ini untuk bangkit. Karena yakinlah, masa depan adalah hal berharga yang paling pantas tuk diperjuangkan . Masa depan adalah kau,

Kecerdasan adalah Kebiasaan

Yang menjadikan kita berevolusi secara cepat adalah apa yang seharusnya kita lakukan saat ini, itu kita lakukan sekarang juga.  Memang pernyataan "penyesalan selalu datang belakangan" terasa klise sekali di telinga kita. Apakah ada kalimat lain selain itu? Itulah kalimat satu satunya yang kita tahu, jika kita hanya berkutat pada bacaan itu itu saja. Tak ada yang berbeda dari sebelumnya. Saya merasakan bagaimana perubahan orang hebat dalam waktu satu tahun. 2015 sampai 2016. Kuamati. Dalam. Di situ saya melihat, bahwa karena orang ini memliki sebuah kebiasaan yang menjadikannya produktif. Apa saja, jika kau mampu melakukan hal yang kau sukai itu secara kontinyu, maka hal itu yang akan membawamu menuju kegemilangan masa yang akan datang. Source : http://www.wallquotes.com/

Kejutan yang Tertunda

Saya pantang tidur sebelum menulis, sama seperti pantang ke kampus sebelum rampung membaca dan/atau (sambil) menulis. Hari ini, adalah momen penting bagi diri saya. Dan saya mesti mengabadikannya lewat tulisan. Jika orang-orang sering mengabadikan harinya dengan foto atau sekadar selfie-selfie, maka saya lebih baik menulis, menulis dan menulis (seperti yang saya lakukan saat ini). Dengan lincah, memainkan jemari di atas tuts keyboard laptop.  *** Setelah menyelesaikan pekerjaan pagi, saya kemudian membaca koran lalu tak lama kemudian berangkat ke kampus. Kuliah. Saya terlambat. Lagi dan lagi. Akibatnya matakuliah pertama dari dosen yang baik hati, namanya Pak Dr Salam Siku, harus saya tinggalkan. Lalu melangkah ke matakuliah selanjutnya. Setelah itu, di siang hari saya mengisi acara di sekolah menulis di masjid kampus. Yang menghabiskan waktu saya hingga pukup 4 sore lewat. Kemudian, kulanjutkan kembali perjalanan menuju tempat yang di sana saya menemukan kehampaan dan me

Skenario Tuhan

Saat formulasi kata terurai dalam bingkisan kisah Yang terbalut kertas kusam berwarna merah Ada skenario rahasia yang sengaja dicipta Lewat tokoh nyata diantara Tuhan, dia dan kita Inginkah hati mengejewantahkan cerita Sekiranya ada cinta yang membawa derita ? Yakinlah itu hanya sebuah dinamika kisah nyata Telah termuat dalam kitab dan skenario-Nya Yang telah dimulai oleh Adam dan Hawa sejak dahulu kala Gowa, 19 September 2015 source : www[dot]mynewhitmanwriters[dot]com

Jurusanmu adalah Takdirmu

KADANGKALA takdir juga ditentukan di mana (jurusan) kita lulus. Walau harapan awal tak sepenuhnya berada pada pilihan itu. Ini membuktikan, sepertinya ada "tangan" lain yang berperan penting. Urusan pendidikan di perguruan tinggi, akan membawa dampak dengan derajat manusianya jadi lebih tinggi (disegani di hadapan orang sekitarnya dan di hadapan Tuhannya. Tidak termasuklah bagian mereka yang disegani karena memeroleh jabatan tinggi-itu segan yang palsu). Ini tergantung pada manusianya: Berapa banyak buku yang ia "baca" dengan penuh konsentrasi dan ia mampu me"nulis"kannya. Saya pikir demikian. * Saya pernah merasakan saat pengumuman tiba, namaku dinyatakan: "Maaf, Anda tidak lulus." Saya pikir selain karena kesalahan penempatan jurusan, juga karena doanya orang-orang yang dekat denganku hari ini. Upaya terbaik-setidaknya menurut saya-adalah dengan selalu menulis apa pun yang kita rasakan. Entah itu karena lulus atau pun belum lulus. * Se

Ketika The Poetic Critique Berbicara

Namaku, The Poetic Critique Aku adalah kumpulan sajak, beberapa quote dan sehimpun gambar pilihan yang -mungkin- tak cukup penting bagimu: sebab aku merupakan 'buah tangan' pertama yang lahir menjadi buku dari penulisnya. Sehingga, tak ada harapan yang aku butuhkan selain kritikan darimu. Aku telah dibebaskan lahir dan kau sesuka hati dapat menyentuhku: silakan dikritik aku secara habis-habisan demi penyempurnaanku kelak ketika aku bertambah dewasa. -kalau aku dibakar, mungkin itu terlihat aneh. Tapi itu cukup mujarab untuk menggantikan aku seketika menjadi abu, Daripada aku dibiarkan saja tanpa dibaca, tanpa disentuh, dan hanya debu yang memeluk tubuhku. Lalu perlahan demi perlahan rayap pun berhasil menguliti tubuhku dengan sempurna. Tapi, tahukah kau? di saat itu aku sangat menderita. Sehingga aku menganggap lebih baik kau bakar saja aku. Agar aku tak mendapat siksaan yang terlalu lama. bakarlah aku. bakarlah aku. karena aku hanyalah "The Poetic Critique&quo

Akar dari Masalah Kepemimpinan

Asal Mula Karakter Kepemimpinan dan Sumber Masalahnya Oleh : Muh. Galang Pratama Dunia terus berputar, tahun demi tahun silih berganti. Kita sebagai manusia, terus menapaki roda kehidupan demi mencari esensi dari ke-hidup-an itu sendiri. Kembali kita merefleksikan awal mula kemerdekaan suatu Negara atau awal mula pemerintahan mulai dibangun dari suasana sebelumnya yang begitu mencekam dan jauh dari cahaya kemaslahatan dan kedamaian. Pada saat-saat seperti itu, suatu negara ataupun yang masih dalam bentuk kelompok-kelompok, sangat membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menengahi segala tindak-tanduk masalah yang terjadi. Disinilah pentingnya seorang ketua atau kita bahasakan sebagai seorang pemimpin. Bahkan Nabi Muhammad SAW, pernah berkata, "Apabila ada 3 orang sedang berpergian (musafir) maka hendaklah kamu mengangkat salah seorang imam (pemimpin) diantara kalian.” (HR. Abu Daud). Pada hadis yang lain Rasulullah bersabda yang artinya: Abdullah bin Amr ra, mengabarkan, M

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog