Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Biasa

Empat Cara Agar Nama dan Foto Kamu Bisa Muncul di Mesin Pencari Google

BANYAK yang ingin melihat ketika namanya diketik di mesin pencari, maka yang muncul adalah foto dan tulisan tentang dirinya. Nah, bagaimana caranya agar foto dan tulisan tentang dirimu bisa muncul di halaman mesin pencari sekelas Google ? Coba perhatikan, mengapa artis dan penulis terkenal namanya bisa dengan mudah tampil di mesin pencari Google? Ya, jawabannya mudah, karena dia sudah dikenal, bukan? Namun bagaimana caranya buat kita yang belum terkenal? Caranya mudah sekali, coba klik nama "Muh. Galang Pratama" dan saksikan apa yang muncul. ( He he , daripada ambil contoh nama lain, mending pakai nama sendiri 😆😁). Beberepa cara yang sudah saya praktikkan dan kurang berhasil (#eh, maksudnya lumayan berhasil 😛), yaitu: Buat Blog dan Tulis tentang Keseharianmu Source: Diolah dari jpompey.com Kalian boleh saja membuat blog gratis dengan waktu lima menit. Ya, serius, hanya lima menit. Silakan klik  blogger.com  atau  wordpress.com.  (Tapi, saran jika mau cepat

Kata yang Kupikirkan dan Kutuliskan dalam Lima Menit Pertama

Source: money.cnn.com Source: iconfinder Semangat Lelah Pusing Bingung Entah Komputer Sepi Cemburu Luka Masa Rindu Burung Angin Lampau Ulang tahun Senyum Peluk Kasih Tidur Manja Mengatur Mengajar Menepi Debu Belanja THR Kosong Perempuan Puisi Rugi Tertinggal Sembarang Biasa Hari Tulisan Opini Koran Meski Pulang Teman Sajak Buku Penerbit Usaha Kirim Mayor CV Jendela Ruang Huruf Rumah Kertas Mamuju Disuruh Kursi Jaringan Lupa Membayar Pakaian Songkok Hujan Pesawat Pergi Kota Kerja Dinas Digital Nyala Lampu Suara Ribut Hampir Habis Blog Portal Nah Tanda Seru

Tulisan Pendek Tanpa Titik dan Ingatan Panjang Tanpa Spasi

Pukul tujuh pagi saya berangkat dari Sungguminasa Gowa ke Kecamatan Bontonompo butuh satu jam perjalanan pulang pergi mencapainya setelah itu perjalanan dilanjutkan ke jalan Cendrawasih tempat kantor berada dan singgah beberapa jam hingga ketika siang datang dengan teriknya yang menggelora perjalanan itu dilanjutkan menuju Balaikota Makassar dan melangkahkan kaki di beberapa ruang sepi lalu menemui orang orang yang hanya melempar harapan saya lalu keluar kemudian mengendarai motorku menuju jalan Jendral Sudirman melewati Monumen Mandala yang mengingatkanku tentang sebuah usaha pembebasan Irian Barat lalu kemudian melewati MTC Karebosi sebuah pusat perbelanjaan yang sekarang tampak sepi karena orang orang lebih suka belanja dari kamarnya hanya dengan satu klik sehingga orang orang malas lagi menemui penjual yang terus menawarkan barang dagangannya yang mulai tak laku saking banyaknya orang yang menawarkan dan kurangnya pembeli lalu perjalananku kulanjutkan ke tujuan berikutnya yaitu me

Apa itu "Mark Up"? | Penjelasan, contoh dan cara menghitungnya

Dulu, ketika tulisan saya terbit di kolom "Surat Pembaca Kompas" berjudul Jangan Revisi  edisi 31 Maret 2017, sekilas saya membaca isi surat pembaca lain di samping tulisan itu, judulnya Mengungkap "Mark Up" . Saat itu saya sama sekali tidak tahu apa arti dari kata "Mark Up" , saya pun tak punya rasa penasaran berlebih untuk mencari tahu frasa itu di mesin pencari daring. Akhirnya saya menghiraukannya.  Satu tahun berlalu. Saya bekerja di sebuah media. Menghadapi orang-orang mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas seperti pemegang jabatan pemerintahan. Mulai kepala desa, kepala dinas, bupati hingga anggota dewan. Saya bukan wartawan, saya hanya bekerja sebagai tukang cari iklan daring (online). Menawarkan ke orang  orang agar dirinya bisa dimuat di portal media daring.   Dari sini, saya baru tahu (atas pengalaman kerja yang baru beberapa bulan), arti dan maksud dari "mark up" itu. Akhirnya pikiran saya kembali ke awal tulisan ini. T

Sajak Gatal

Mataku gatal Aku ingin Menggaruk garuk hatiku

Puisi Tidak Penting

Aku tak bisa membuat puisi tanganku karam, hatiku hilang rasa Aku tak mampu berpuisi Sebab tak ada lagi bukti Aku tak akan dapat menulis puisi apalagi mau membacanya Sebab aku bukanlah orang penting yang akan dicari-cari karena puisinya Pun orang orang tak mau peduli sekalipun yang kutulis adalah nama mereka. 2016 Puisi Tidak Penting

Mengulang Waktu

Saya menulis catatan ini di blog ketika jam digital di hape saya berganti dari 23:59 menjadi 00:00 yang seketika itu pula berganti tanggal 27 Nov menjadi 28 November. Hari ini adalah hari di mana diriku yang dua pulu satu tahun yang lalu dilahirkan di dunia. Saya sungguh berterima kasih kepada siapa pun yang telah berjasa memberikan sumbangsih baik secara langsung atau pun tidak langsung. Baik yang dulu, sekarang atau nanti.  Saya mengkhususkan terima kasih itu kepada orangtua, yang tak pernah lelah menelepon anaknya setiap hari. Kepada Ibu yang selalu kurindukan wajahnya di sana. Dan ayah yang selalu kurindukan komentar-komentar atau ceramahnya yang membangun diri saya untuk melangkah lebih maju. Kepada adik-adik saya, yang selalu baik dan kadangkala nakal. Terima kasih. Telah jadi keluarga utuh hingga saat ini.  Saya memohon maaf lewat tulisan ini, jika saya punya salah di waktu yang silam. Punya utang yang belum terlunaskan atau mungkin punya janji yang belum atau tak akan

Kejutan yang Tertunda

Saya pantang tidur sebelum menulis, sama seperti pantang ke kampus sebelum rampung membaca dan/atau (sambil) menulis. Hari ini, adalah momen penting bagi diri saya. Dan saya mesti mengabadikannya lewat tulisan. Jika orang-orang sering mengabadikan harinya dengan foto atau sekadar selfie-selfie, maka saya lebih baik menulis, menulis dan menulis (seperti yang saya lakukan saat ini). Dengan lincah, memainkan jemari di atas tuts keyboard laptop.  *** Setelah menyelesaikan pekerjaan pagi, saya kemudian membaca koran lalu tak lama kemudian berangkat ke kampus. Kuliah. Saya terlambat. Lagi dan lagi. Akibatnya matakuliah pertama dari dosen yang baik hati, namanya Pak Dr Salam Siku, harus saya tinggalkan. Lalu melangkah ke matakuliah selanjutnya. Setelah itu, di siang hari saya mengisi acara di sekolah menulis di masjid kampus. Yang menghabiskan waktu saya hingga pukup 4 sore lewat. Kemudian, kulanjutkan kembali perjalanan menuju tempat yang di sana saya menemukan kehampaan dan me

Pikirkan

Apa pun yang kau mau pikirkan, tak lebih baik selain kau menulis. Source : http://www.clker.com/

Perjalanan Sebuah Karya

Buah Tangan Pertama Akhir Agustus 2015 silam, naskah buku ini masuk ke Penerbit Garudhawaca, Yogyakarta, Dengan membayar biaya pra cetak sekitar 150 ribu rupiah, naskah ini mulai diproses, begitu kalimat pertama yang diungkapkan sang redaktur penerbit kepada saya baik melalui pesan di hp maupun lewat surel. September, Oktober, November, Desember.  Ya, baru di akhir bulan Desember 2015 saya mendapat kabar dari penerbit, kalau naskah buku saya sudah diterbitkan. Meski selama masa empat bulan menunggu saya sering mempertanyakan buku ini. Dan pihak redaksi hanya mengatakan, "sabar ya Mas, bukunya sedang proses," "Sabar Mas, banyak antrian cetak yang masuk, "Mas, mesin cetaknya rusak, harap sabar ya." Saya masih mengingat jelas kalimat dari sang redaktur. Akhirnya, selama menunggu, saya terus memperbaiki kualitas tulisan-tulisan saya, ya, dengan banyak menulis dan banyak membaca. Tiba tahun baru 2016. Setelah saya tanyakan ke pihak penerbit, kapa

Hubungan Kekuasaan Amerika dan Israel

Kemarin, 7 November 2016, masa kepemimpinan Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 sudah berakhir (baca: Klik-> " An Unfinished Presidency: Obama Passes the Baton " (7/11/2016)). Hari ini, (Klik->)  Selasa ke dua di bulan November , Presiden Amerika ke-45 dipilih. Ada dua calon besar yang akhir-akhir ini menjadi perhatian publik karena isu yang dibangun pendukung ke duanya sangat hot. Publik pun bertanya, apa gerangan (klik->)  yang melatarbelakangi isu itu ? Saya tak ingin menjawabnya. Saya hanya ingin mengatakan apa yang telah Dosenku katakan, dalam satu pertemuan. Namanya Moh. Yaumi. Saya kira beliau pembelajar aktif, dengan penelitiannya, ia sudah berangkat ke beberapa negara di dunia, termasuk di Eropa. Ia berkata: siapa pun presiden Amerika, ia akan tetap tunduk pada Israel. Loh kenapa bisa , kataku. Jawabnya, sebab seluruh uang yang hari ini tersebar di Amerika adalah milik Israel. Jawabannya bisa dijelaskan dalam suatu pembuktian sejarah.

Memandangi Sebuah Foto

Fotoku:  https://3.bp.blogspot.com/-11f7rkv-M3A/WBGg0Rn0UYI/AAAAAAAAAfA/RtXydBeqFcAgTWQdrVre6gjas03qHeZuwCLcB/s1600/Galang%2BPratama.jpg KUPANDANGI  fotoku. Lama. Lama sekali. Itu foto terbaruku. Wajahku kelihatan masih muda sekali. Usia 20-an. Kupandangi lagi. Dan lagi. Sekali lagi. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Berkali kali. Kutatap mataku dalam foto itu dengan mataku sendiri. Tak lama kemudian... aku mendengarnya, lalu berbisik. "Jangan tergesa gesa dalam menerbitkan karya." Aku merinding. Dan jatuh. Aku bangkit kembali. Memandangi foto itu. Tokoh di dalam foto itu bercerita banyak. Ia sepertinya fasih menjelaskan dirinya sendiri. Lalu, kudengarkan celotehnya. "Dengar baik baik. Kau sudah sampai pada titik ini." Ia mulai bercerita. Kuperbaiki cara dudukku, lalu kembali menatap mata tokoh yang sedang berada di depanku. "Mengapa kau masih saja sibuk mengurus itu dan ini," katanya "padahal tujuan utamamu dalam kuliah b

Typo

Source: images.lookhuman.com SAYA membaca berita di portal online, Saya membaca karya sastra di portal online. Saya membaca karya dari pikiran penulis-penulis, misal Opini atau Esai dari media daring, media online. Dan saya menemukan ada banyak kata typo. Typo di sini kita artikan sebagai salah ketik.  Banyak sekali media yang saya baca, mempublikasikan sebuah tulisan sedang di dalamnya ada typo. Pertanyaan kemudian muncul, apakah typo ini sudah seringkali muncul ketika alat elektronik semacam smartphone dan laptop belum tersebar luas di Indonesia? Katakanlah pada era tahun 70-an sampai 90-an. Saya kembali memutar otak. Memikirkan penyebab typo ini muncul, Setelah lama merenung, saya mengambil keputusan lalu berkesimpulan: penyebab typo adalah karena penggunaan layar elektronik (seperti smartphone dan/atau laptop ). Sebab di alat itu ada berbagai bermacam warna, dan ada juga berbagai macam hal pengganggu fokus pikiran, seperti banyaknya tab yang terbuka untuk m

Pena Malam Ini Tak Ingin Berhenti Menuliskan Titahnya

Setidaknya, saya hanya ingin menitipkan kata kata hari ini  karena saya yakin seyakin yakinnya hidup kita takkan abadi.  Meski dalam mimpi.   Source : www[dot]clker[dot]com

Penantian

hitunglah satu persatu air mata yang jatuh bercucuran di pipimu ia bagai mahkota sendu yang meramu pilu sebab jiwa tersapu malu maka lenyaplah penantian itu jika kaupilih aku jangan biarkan resah nan ragu menyelimutimu yakinlah, kau kasihku pada Tuhanmu jualah aku mengharap. Gowa, 09 September 2015 Source : abstract[dot]desktopnexus[dot]com

Kisah yang Belum Sempat Kutulis

Aku punya kisah yang belum sempat kutulis Masih tesimpan rapi di dalam hati. Aku mencoba mendiamkannya Mencari saat tepat untuk bisa mengangkatnya lewat puisi. Tapi sekali kucoba menuliskannya, hilang semua Yang Maha Ada. Aku masih tak dapat menuliskannya, bahkan dengan tinta sebanyak air di lautan Dengan pena seluruh reranting yang patah. Tak mampu aku membahasakannya. Aku masih berada dalam renungan dalam tentang-Mu. Saat-saat dingin merobek sisi terluar dari kulitku Dalam perjumpaan yang menggairahkan pada setiap malam Aku hanya tertunduk dengan pena yang masih terselip di antara ibu dan telunjuk jariku. 2016 Source : clipartkid[dot]com

Perhatian Tak Cukup dengan Menulis (Status)

Perhatikanlah seseorang yang memerhatikanmu. Sebab sekali saja kau tidak berbalik ke arahnya, maka ia akan marah.  Marahnya adalah ungkapan bahwa ia peduli. Sebuah pembuktian itu perlu. Jika kau punya pasangan, dan ia sedang ada jarak denganmu, maka perhatikanlah ia. Ia ingin tahu, kau baik baik saja di sana? Ya, meski kau seorang penulis, mungkin, kau tetap perlu memerhatikannya. Bukan dengan sibuk menulis dan membaca. Itu bukan alasan yang ber-perasa-an, baginya. Ya, bagi pasanganmu. Ia akan tetap menanti perhatian dalam bentuk nyata. Saat suaramu benar benar menggetarkan hatinya dan seketika itu di dalam hatinya ia berkata: "Alhamdulilllah.. ia baik baik saja." dengan senyum lega ia juga sesungguhnya sedang berdoa untukmu. Mamuju, 3 Juli 2016 Source : mgp[dot]me

Inilah Isi Tas MgP

AKU selalu membawa orang-orang cerdas di dalam tasku, sesekali mereka kuajak bercakap satu per satu. Ini yang membuatku tak pernah sepi, saat jauh darimu. Mereka -penenang saat rinduku padamu bertamu- telah menjelma jadi buku.  #MgP Source : wheretoget[dot]it

Seuntai Kata tentang Jarak, untukmu yang Menyimpan Rindu

"Jika kepulanganmu ke kampung halaman adalah hal baik untukmu, maka pulanglah, jangan tunggui aku yang tak jelas ini. Sebab keluargamu lebih membutuhkanmu daripada aku, meski aku selalu berdusta dalam hal seperti ini. Jika kesepian merenggut batinmu, maka tulislah puisi indah atas namaku di dalam diarymu dan jangan ditahan air mata itu jika ia meronta ingin keluar. Sebab hanya dengan itu kau mengobati sepimu, saat aku belum sempat hadir merangkai cahaya, membalut sepi dengan sentuhan hangatnya cerita terbaru yang kusiapkan untuk kau dengar. Kau seharusnya berterima kasih atas perpisahan sementara ini, karena antara kau dan aku sama-sama tak ditakdirkan untuk mengetahui apa maksud Tuhan di antaranya -yang kita berdua tahu- punya sifat (Yang) Maha Tahu. Sebab sebaik-baik jarak adalah permainan pikiran. Kau bisa meminta pikiranmu untuk melukis rindu, sepi, keduanya atau tidak keduanya. Dan kelak pasti kauakan tahu rasanya saat kita disatukan kembali dalam sebuah pertemu

Seuntai Kata tentang Jarak, untukmu yang Menyimpan Rindu

"Jika kepulanganmu ke kampung halaman adalah hal baik untukmu, maka pulanglah, jangan tunggui aku yang tak jelas ini. Sebab keluargamu lebih membutuhkanmu dari pada aku yang membutuhkanmu, meski aku selalu berdusta saat dalam hal seperti ini. Jika kesepian merenggut batinmu, maka tulislah puisi indah atas namaku di dalam diarymu dan jangan ditahan air mata itu jika ia meronta ingin keluar. Sebab hanya dengan itu kau mengobati sepimu, saat aku belum sempat hadir merangkai cahaya, membalut sepi dengan sentuhan hangatnya cerita terbaru yang kusiapkan untuk kau dengar. Kau seharusnya berterima kasih atas perpisahan sementara ini, karena antara kau dan aku sama-sama tak ditakdirkan untuk mengetahui apa maksud Tuhan di antaranya -yang kita berdua tahu- punya sifat (Yang) Maha Tahu. Sebab sebaik-baik jarak adalah permainan pikiran. Kau bisa meminta pikiranmu untuk melukis rindu, sepi, keduanya atau tidak keduanya. Dan kelak pasti kauakan tahu rasanya saat kita disatukan k

Saya

My photo
M. Galang Pratama
Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
Anak dari Ibu yang Guru dan Ayah yang Petani dan penjual bunga.

Tayangan Blog